"Kak, apakah kamu punya cincinnya?" tanya Anya dengan tiba-tiba.
Ivan tertegun. "Cincin? Untuk apa?" tanyanya.
"Apakah paman pikir kalau paman membawa sebuket bunga untuk seorang wanita, ia akan langsung menerima lamaranmu?" Jenny juga ikut menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Bukankah lamaran memang begitu?" Ivan terlihat benar-benar polos saat menanyakannya.
Ivan tidak tahu bahwa ia harus mempersiapkan sebuah cincin saat ia ingin melamar. Ia pikir, bertukar cincin hanya dilakukan saat upacara pernikahan. Apakah itu artinya seorang wanita akan mengenakan dua cincin setelah menikah? Cincin lamaran dan cincin pernikahan?
Ivan menggaruk kepalanya dengan canggung dan malu. Sepertinya selama ini ia terlalu cuek. Ia terlihat tidak tulus dan tidak menghargai cinta Raisa, sampai-sampai ia bahkan tidak mempersiapkan cincin untuk calon istrinya itu.
"Tadi aku lihat Raisa memakai cincin. Bagaimana kalau menggunakan cincinnya dulu?" tanya Della.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者