5 April 2030
Kepala kepolisian daerah sedang memeriksa kasus-kasus yang dimuat di koran, meskipun teknologi digital menjadi sangat maju, manusia cenderung untuk kembali ke peradaban semula, yaitu membaca koran.
Hampir semua yang termuat dalam koran adalah berita tentang Osigna, mulai dari pemain peringkat nasional yang baru muncul sampai pemain yang di kehidupan nyata adalah seorang buronan. Itu masalah serius jika para penjahat memanfaatkan teknologi yang diperuntukkan untuk kesenangan.
Lalu di bagian akhir koran ada kotak kecil yang sepertinya dimuat oleh seseorang. Tentang keributan yang terjadi di sebuah cafe computer dua malam yang lalu, tampaknya seorang saksi di tempat kejadian melaporkan itu ke pihak polisi, tetapi tidak mendapatkan tanggapan sehingga laporan beralih ke media massa.
Hendra sangat tertarik pada kasus yang dilewatkan orang-orang ini, dia mulai memeriksa perincian tentang masalah itu dari data yang tertera di komputer khusus Kepolisian tentang kasus-kasus yang dilaporkan dalam seminggu terakhir.
Keributan dalam cafe computer malam itu terjadi sekitar pukul 22.00 WIB, waktu bagi kebanyakan orang untuk bermain-main di cafe setelah bekerja sehingga cafe computer malam itu sangat ramai.
Ada CCTV yang terpasang di depan cafe computer, tetapi tak terlalu jelas karena tertutup papan penanda bangunan. Hendra sedikit jengkel karena itu, dia bisa mencapai jabatannya saat ini karena kerja keras dan rasa tertarik pada kasus yang dilewatkan banyak pihak padahal setelah dia mengungkapkan kasus itu, dia mendapatkan penghargaan.
Cukup mudah bagi pihak kepolisian untuk meretas CCTV area mana pun karena ada pendidikan khusus untuk itu dengan tujuan bisa menangkap para Cyber Crime.
Namun, yang jadi hambatan adalah CCTV yang diretas terhalang sesuatu atau sudah rusak. Itu memberikan pekerjaan tambahan.
Tak ada CCTV yang terpasang di dalam cafe, mungkin untuk menghargai privasi para pelanggannya, justru itulah yang menyebabkan cafe computer menjadi basis bagi peretas jahat.
Akhirnya dia memutuskan untuk mengunjungi tempat itu sendiri dan menanyai pemiliknya, juga meminta catatan orang-orang yang memakai ruangan computer pribadi.
Ada 12 ruangan computing pribadi yang disediakan, biayanya ruang itu dipakai orang-orang yang memiliki kepentingan khusus yang tak boleh dilihat orang lain. 12 ruangan penuh pada malam itu oleh pelanggan yang bervariasi, mulai dari pekerja kantor sampai anak-anak muda yang mungkin memiliki ide yang kotor. Ini bagian penyelidikan yang harus dia ungkap.
Si pemilik mengatakan bahwa dia tak terlalu bisa mengingat dengan baik malam itu karena sangat ramai, tentu saja dia mencatat nama-nama pelanggannya, itu untuk berjaga-jaga pada situasi sekarang.
Hendra menyadari bahwa pelaku adalah seorang pemula dan tidak berpengalaman atau pelaku seseorang yang ceroboh dan bodoh setelah memeriksa catatan pelanggan.
Sebenarnya yang penting bukanlah akibat tapi penyebab si pelaku melakukannya, Hendra mulai meretas situs-situs yang dikunjungi 12 pelanggan dalam ruangan pribadi dan dia menemukan sesuatu yang istimewa. Sesuatu itu semakin meyakinkannya bahwa si pelaku bukan orang yang jahat dengan keterampilan ceroboh dan bodoh serta pelupa karena data kunjungannya belum dihapus.
Entah si pelaku lupa atau dia terburu-buru, Hendra menduga keduanya.
Jadi, penyelidikan berakhir, dia sudah tahu pelakunya. Dia hanya akan memberikan peringatan saja karena menilai kemampuan pelaku itu tak memadai dalam dunia peretasan.
Namun, dia takkan pernah menduga bahwa pelaku itu adalah orang yang dia kenal, tentu saja si pelakunya tak mengenalinya.
***
15 April 2030
Len, ID nya di Osigna. Dia adalah bagian dari asosiasi hacker lokal maupun nasional dan dia suka menyamar.
Dia menyamar sebagai klien asosiasi kali ini dan berencana membuat sedikit keributan, lalu menantang anggota lainnya untuk menemukannya.
Dia memang bertindak nakal, tapi dia bukan orang jahat, justru sebaliknya. Dia melakukan itu untuk menemukan anggota asosiasi yang memiliki niat buruk terhadap asosiasi. Meskipun anggota asosiasi tidak terbatas pada kerah putih, Len akan melindungi asosiasi dari balik layar.
Dia sekarang berada di Kota Ipwich yang terkenal dengan pertahanan terkuatnya karena Archmage Yuriel berada di sini.
Kota Ipwich menjadi kota kedua yang akan dipilih pemain pemula untuk memulai, Len juga salah satunya. Dia punya keterikatan kuat pada kota ini, karena di sinilah dia pertama kali membiasakan diri dalam dunia virtual. yang tampak tidak nyata.
Dia suka berkeliling kota memperhatikan para pemula yang memulai untuk mendapatkan rasa kenangan.
Hari ini dia menemukan seorang pemain yang menarik, ID nya Felicia, Len memperhatikannya sedang berburu dengan cara yang aneh.
Dia tertawa setelah mengetahui alasannya, pemain itu kelelahan dan duduk di tengah ribuan kelinci.
'Menarik.'
Len belum pernah melihat seorang pemain yang seperti Felicia, sangat santai dan agak mengerikan dalam berburu.
Len mendekatinya dan menyapa hanya untuk merasa lebih terkejut lagi, dia mengenali wajah pemain itu.
'Dia....'
Len juga tahu bahwa pemain itu terkejut saat melihatnya lalu diam-diam menyembunyikan wajahnya dengan menundukkan kepala.
Sebenarnya penampilan pemain Osigna sama dengan kenyataan hanya mungkin ada beberapa pemain yang sengaja merubah penampilannya seperti menambah tinggi badan, berat badan, rambut, dan juga warna kulit. Namun, untuk wajah itu sama dengan kenyataan. Mungkin ada item atau barang yang bisa digunakan untuk merubah wajah.
Len sedikit curiga pada Felicia, dia berniat akan mengawasinya.
***
Len ternyata sangat baik, dia mengajariku cara berburu yang efektif dan meningkatkan keterampilan pemula. Dia juga menanyakan alasanku tidak mencari NPC perubahan kelas dan mendapatkan Job dulu, aku menjawab bahwa aku ingin terbiasa dengan dunia virtual sebelum benar-benar serius terbenam di dalamnya. Tentu saja bukan hanya untuk itu.
Dia orang yang humoris, memaksaku untuk selalu mengingat bahwa dia adalah target yang harus diselidiki.
Pemain pemula tak mendapatkan kelas dan harus melalui sebuah Quest dari NPC untuk mendapatkannya, itu secara acak. Misalnya seseorang yang ingin mendapatkan kelas mage ternyata setelah melakukan Quest dari NPC, dia malah mendapatkan kelas Warrior. Untuk mengatasi masalah itu, ada panduan yang diberikan para beta-tester di forum Osigna.
Mencari NPC yang sesuai dengan kelas yang diinginkan. Memang sulit, tapi pemain peringkat menjadi motivasi semua pemain pemula sepertiku.
Ketika mendapatkan kelas, akan ada tambahan poin stat 10 tiap naik level, jika belum mendapatkan kelas maka tak ada poin stat yang diberikan, tetapi sebagai gantinya salah satu stat utama bertambah satu poin.
Jika pemain pemula disuruh memilih mana yang lebih baik, maka jawabannya adalah mendapatkan kelas terlebih dahulu. Namun, menurutku itu tidak efisien karena Quest yang diterima pasti sulit maka pertama adalah meningkatkan level meski tak mendapatkan tambahan 10 poin stat, tapi salah satu stat akan bertambah 1 poin.
Memang sistemnya sangat unik, tak seperti novel tentang VR MMORPG yang pernah kubaca, mengalaminya sendiri sangat berbeda dari khayalan.
Tampaknya Len juga memiliki pemikiran yang sama denganku karena dia tidak tertawa atau menyangkal, justru dia terlihat serius mempertimbangkannya.
"Yah, kau benar. Aku membutuhkan hampir sebulan untuk mendapatkan kelas, itu tidak efisien."
Len mengungkapkan pengalamannya.
"Para ranker mungkin melakukan hal yang kamu pikirkan jadi level dan keterampilan mereka tinggi."
Dia melanjutkan pembahasan.
"Kau bukan ranker?"
Aku bertanya tanpa memikirkan dulu.
Dia hanya tersenyum dan tidak menjawab.
Yah, aku memang tidak bisa bersosialisasi dengan baik. Sudah pasti informasi itu rahasia.
"Maaf."
"Tak apa, kau yakin mau seperti ini terus? Mungkin lebih baik melakukan pelatihan di Trainer Center."
Ah, benar. Itu lebih baik. Aku hanya pemain pemula jadi informasi tentang Trainer Center yang biasa dipakai ranker tak kuketahui.
***
Quest : tugas tertentu yang harus dilakukan.
Trainer Center : tempat pelatihan
Ranker : pemain profesional
Terimakasih sudah membaca.