Luna tampak senang saat tahu Rayi ternyata membawa motor .
" motor siapa nih ?" tanya Luna
" motor aku lah Bie " protes Rayi
" kamu baru beli ? kok aku ga pernah tahu " tanya Luna lagi
" Ya emang aku ga pernah pakai, ini aja ambil dulu kerumah papa " kata Rayi memakaikan helm pada Luna .
" Bee , beneran gapapa kita ga kerja ?" tanya Luna ragu ,
" ya kan kalo aku ga dipotong gaji Bie " kata Rayi santai kemudian memakai helmnya
" berarti aku dipotong gaji dong ?" renggek Luna tak rela .
" aku yang ganti Bie " kata Rayi seraya menyuruh Luna naik keatas motor .
" haha aku terbaik " kata Luna senang , dan segera naik diatas motor Rayi .
" Let's go " kata Luna dan Rayi bersamaan . Luna dan Rayi melesat meninggalkan rumah .
Perjalanan mereka berakhir di sebuah pantai yang sangat indah . Hamparan pasir berwarna putih membentang luas . Luna turun dari motor berdecak kagum .
" Bee ini keren banget " kata Luna girang ,
"seneng ?" tanya Rayi
"banget " ucap Luna senang , Rayi segera berjalan mengikuti Luna . Mereka duduk di ayunan yang menghadap ke laut .
Luna dan Rayi melepas sepatu mereka agar kaki mereka dapat menyentuh pasir . Rayi memandang lurus ke depan , sedangkan Luna melihat ke arah Rayi tampak ada yang ingin dia sampaikan . Rayi menoleh kearah Luna , memandangnya dengan seksama .
" ada apa ?" tanya Rayi , Luna terdiam beberapa saat dia kagum dengan kepekaan Rayi . Luna menatap Rayi , tapi belum sempat Luna berbicara ponsel Rayi berdering . Rayi hanya melihat sejenak si penelepon , kemudian memasukkan kembali ponselnya di saku jaketnya . Rayi kembali menatap Luna yang tampak makin gelisah .
Tapi tak lama ponsel Rayi kembali berdering , Rayi tampak kesal .
" pasti penting Bee " kata Luna , Rayi segera menerima panggilan itu . Tapi tangan satunya tetap menggenggam tangan Luna .
" ada apa Ryl? " tanya Rayi , ternyata yang menelepon adalah Deryl ,
" kemaren pas loe berantem sama Oldiet ada yang up ke media , so ..." kata Deryl terhenti
" kenapa ? " Rayi tampak serius
" hampir seluruh client batalin kontrak , udah gitu udah separuh investor narik semua saham mereka " kata Deryl terdengar putus asa , Rayi tampak tenang tanpa komentar .
" dan perusahan farmasi yang deadline nya minggu depan minta sore ini juga atau mereka ga jadi pakai jasa kita " lanjut Deryl
" okey , bahan presentasi gimana ?" jawab Rayi tenang
" bro masalah nya mereka minta tengah hari ini . Sedangkan Loe ijin cuti . Terus gue loe paksa gantung diri apa nyiapin sendiri " omel Deryl .
" iya tunggu gue 1 jam lagi di cafe biasa nya , jangan lupa bawa team sekalian " tutup Rayi , di ujung sana Deryl hanya bisa mendengus kesal karena Rayi tampak santai dengan situasi yang sangat chaos di perusahan .
" everything is okey ?" tanya Luna , yang dari tadi mendengar percakapan Rayi dan Deryl yang hanya sepotong - sepotong .
" maaf ya Bie , hari ini kita tunda . Ada masalah yang harus diselesain " kata Rayi lembut sambil mengusap rambut Luna manja .
" iya , tapi ada apa dulu ?" Luna tampak makin penasaran ,
" never mind , yuks " Rayi berlutut didepan Luna memasangkan sepatu Luna .
" tadi kak Deryl bilang nyebut - nyebut Oldiet , emang ada apa ?" Luna menarik kaki nya , mencoba mencari jawaban dari Rayi .
" Bie kamu tahu kan apapun masalah dikantor itu udah resiko aku , jadi ga ada hubungan sama kamu " Rayi kembali memasangkan sepatu Luna . Setelah selesai Rayi berdiri dan mengulurkan tangan nya ke hadapan Luna .
" tapi aku juga bagian dari perusahaan , karena aku pegawai disana . Jadi aku berhak tahu apa yang terjadi di sana . Dan Lagi aku pacar kamu , dan aku juga punya hak tahu what happen with you !!" amuk Luna .
" makasih sayang ku , udah nunjukin kalo kamu care sama aku " Rayi malah memeluk Luna senang .
" Bee ,,,," pekik Luna emosi , Rayi menutup telinganya karena teriakan Luna .
" nanti aku ceritain di sana ya , bantuin mau ? " tanya Rayi penuh harap ,
" ga mau bantu kalo kamu ga mau cerita !" hardik Luna
" iya nanti di sana ya , sekarang udah ditungguin orang Bie " kata Rayi memelas ,
" awas kamu bohong " kata Luna pasrah , dia mengikuti Rayi .
Dan segera mereka pergi menuju Deryl yang sedang cemas menunggu .
**
Deryl sudah menunggu di depan cafe saat Rayi dan Luna datang . Rayi membantu Luna melepas helm nya ,
" buruan woy " omel Deryl tak sabar ,
" kamu duluan nanti aku nyusul " kata Luna mencegah tangan Rayi yang masih membantu nya , Rayi mengangguk kemudian mengikuti Deryl masuk ke dalam cafe . Luna menaruh helm diatas motor Rayi , dan bersamaan dengan itu ponselnya berdering .
Elma ,
Luna segera menerima telepon itu ,
" iya kak El ?" tanya Luna , duduk disalah satu spot cafe
" kamu dimana ?" tanya Elma cemas ,
" ini sama kak Rayi , ada yang ga beres ya ?" tebak Luna ,
" chaos banget kata anak kantor " kata Elma resah .
" terus gimana nih kak , ini semua gara-gara gue " renggek Luna ,
" terus loe udah bilang kalo beasiswa loe udah di terima ?" tanya Elma
" ini tadi mau bilang , tapi ga jadi malah ada masalah ini " jelas Luna
" pending dulu ya , minggu depan habis ke nikahan aku aja baru bilang " kata Elma menenangkan ,
" terus sekarang gue harus gimana kak ? ini gara - gara gue . Apa gue ke Oldiet aja ya , minta dia maafin Rayi " tiba - tiba muncul ide dari Luna .
" ga usah , ini bukan salah loe . Ini udah konsekuensi Rayi . Loe tenang , tetep dukung Rayi okey " Elma kembali menenangkan .
" andaikan kakak ga dipinggit " renggek Luna .
" udah , ga usah nangis "
" gue matiin ya , kak Rayi pasti udah nungguin " jelas Luna .
" iya ,, take care girl "
" yeah ,, " kata Luna pasrah kemudian menutup sambungan teleponnya .
Luna mengambil nafas panjang - panjang , kemudian berjalan masuk ke dalam cafe . Saat dilihat Rayi dan Deryl , Luna pun segera menghampiri . Di sekeliling Rayi ada juga team dari kantor Luna yang beda team dengan Luna . Mereka menatap sinis Luna . Seolah - olah mereka hendak menelan Luna bulat - bulat . Luna yang akan duduk pun mengurungkan niatnya .
Luna mencoba tersenyum namun mereka pura-pura sibuk , sedangkan Rayi benar - benar fokus dengan penjelasan Deryl . Luna pun memilih duduk di meja yang agak jauh dari mereka .
Selang beberapa saat , Rayi celingukan mencari Luna .Saat dilihatnya Luna duduk jauh dari nya , dia segera menghampiri Luna .
" kenapa duduk sini ?" tanya Rayi ,
" aku pulang aja ya , perut aku sakit " elak Luna ,
" aku anterin ya " kata Rayi buru - buru , Luna segera berdiri mencegah Rayi .
" kamu harus tahu prioritas kamu , untuk saat ini aku masalah jadi yang kedua . Karena kamu bertanggung jawab atas ratusan pegawai kamu . Okey " jelas Luna , Rayi mengangguk mengerti .
" iya Bie , terima kasih . Nanti sampai rumah langsung kabari aku ya " kata Rayi lembut .
" hemb , good luck Bee " kata Luna buru - buru pergi karena risih dengan tatapan benci teman-temannya . Rayi tampak tak tega melepas Luna pulang sendirian . Dilihatnya Luna sampai Luna menghilang dari pandangannya , kemudian dia menghampiri Deryl dan juga yang lain .
**
Didepan cafe Luna binggung harus kemana . Kalo pulang apa yang harus dia bilang ke bunda atas masalah yang dia buat . Luna berjalan tanpa tujuan menyusuri jalan .
Luna sampai lupa sudah seberapa jauh dia berjalan tanpa tujuan . Dia benar - benar binggung harus kemana . Dan saat melintasi taman kota dia memutuskan untuk duduk . Luna meluruskan kaki nya yang memukul - mukul kakinya yang terasa pegal .
Tiba - tiba ponselnya berdering , Luna meraih ponsel di tas nya saat melihat nomor tak dikenal Luna kembali memasukkan ponselnya . Tapi nomor itu terus - terusan menelepon membuat Luna mau tak mau menerima telepon itu .
" morning " suara berat si penelepon , membuat Luna terperanjat .