Luna tampak tak asing dengan suara itu , dia hanya terdiam mencoba mengingat-ingat siapa penelepon itu .
" siapa ya " tanya Luna ragu .
" lagi dimana ?" tanya laki - laki itu tak menghiraukan pertanyaan Luna , membuat Luna takut dan segera memutus sambungan telepon .
Tapi tak lama ponselnya kembali berdering . Dengan Ragu Luna menerima telepon itu .
" eh loe tahu ga kakak gue polisi ya . Jadi loe jangan macem -macem sama gue ya " ancam Luna ,
" haha kamu lucu banget sih Lun " tawa si penelepon gemas
" siapa sih ini , ga penting banget " omel Luna .
" sumpah kamu tuh ya , ini Jodie Luna " kata Jodie santai , Luna tersentak
" dapat dari mana nomor gue ?" kata Luna kesal .
" dimana sekarang , ada yang mau aku omongin . Aku samperin ya " kata Jodie
" gue lagi sibuk " serkah Luna
" sibuk apa di jalanan siang bolong gini " kata Jodie menahan tawa , Luna segera celingukan mencari keberadaan Jodie . Tatapan Luna jatuh pada mobil yang terparkir di seberang jalan , Jodie melambaikan tangan .
" ga ada yang harus kita omongin " kata Luna jutek
" tentang kita sih belum ada , tapi tentang perusahaan cowok kamu ada dong " pancing Jodie , Luna tersentak dengan ucapan Jodie dia berdiri dari duduknya .
" sampai loe bohongin gue mati loe "kata Luna buru - buru menutup sambungan teleponnya . Dia berjalan menyeberangi jalan menghampiri Jodie .
Dan saat sampai didepan mobil Jodie , Luna segera memotret plat mobil dan juga wajah Jodie .
" kak kalo sampai 1 jam aku ga kabari kakak , cari plat nomor itu dan muka tuh orang " kata Luna mengirim pesan suara pada Nakula .
Jodie terbahak melihat tingkah Luna .
" parah banget sih kamu " kata Jodie disela tawa nya , " buruan masuk " lanjut Jodie . Luna pun segera masuk ke mobil Jodie .
" loe inget kan gue tadi udah voice note ke kakak gue . Jadi loe jangan macem - macem " ancam Luna ,
" siap bos " kata Jodie sambil tertawa gemas melihat kelakuan Luna yang sangat tangguh dan sulit digapai . Jodie segera melajukan mobilnya .
**
Mobil Jodie berhenti di salah satu cafe . Setelah mobil sudah terparkir , Luna dan Jodie segera keluar dari mobil dan memasuki cafe . Mereka duduk disudut sepi dari cafe . Setelah duduk dan memesan minuman tiba - tiba Nakula menelepon Luna .
" loe gila ya , kemaren udah bikin 2 cowok berantem sampek masuk berita online sekarang malah ketemu sama cowok lain " amuk Nakula ,
" kakak belum telepon Rayi kan ?" Luma tampak kaget dan takut ,
" loe dimana dulu , kalo ga gue bilangin Rayi nih " ancam Nakula ,
" iih jangan bilangin Rayi , dia lagi ada masalah di kantor . Nanti aku jelasin kalo udah pulang . Awas sampai Rayi tahu " hardik Luna segera menutup telepon dari Nakula.
Luna kembali menatap tajam Jodie .
Sedangkan ditempat lain Nakula geram karena Luna menutup teleponnya .
" dimana Luna ? " tanya Sadewa ,
" tahu tuh anak , udah buat masalah malah sekarang sama cowok lain coba " kata Nakula heran ,
" yah ada yang dicontoh emang " sindir Sadewa , Nakula geleng - geleng kepala memikirkan kelakuan adiknya .
***
" buruan mau ngomong apa ?! " kata Luna ketus ,
" gimana suasana kantor loe ?" kata Jodie santai
" jangan - jangan ini ulah loe ya " kata Luna penuh selidik
" jujur gue juga seneng lihat Rayi terpuruk kayak gini . Usaha yang dia rintis hancur semua . Tapi gue ga sejahat itu . Karena ada ratusan orang yang bertahan hidup kerja di sana .
" terus ?" Luna mengerutkan dahi . Jodie memberikan ponsel nya .
" lihat dan denger sendiri , ini rekaman cctv apartemen gue . Ini kemaren malem " jelas Jodie .
Dalam rekaman tersebuta nampak Jodie dan Oldiet berbincang santai .
"Gue udah hasut semua investor dan juga client Rayi , dan semua setuju ninggalin Rayi " kata Oldiet
"bertahan berapa lama mereka ga balik sama perusahaan Rayi ? . Gue ga munafik produk yang dikerjain Rayi selalu booming Diet " sanggah Jodie .
" stok duit gue masih melimpah bro " sinis Oldiet
" haha percaya duit loe banyak , tapi kasian mereka yang kerja di sana tahu "
" selama Luna masih sama Rayi , gue ga bakalan buat hidup Rayi tenang . Dia udah buat malu gue didepan umum " suara Oldiet tampak menyeramkan . Jodie hanya geleng - geleng kepala tak bisa berkata - kata .
Tangan Luna bergetar mendengar itu . Dia takut terjadi apa - apa dengan Rayi . Dia membuat Rayi dalam situasi yang sulit .
" terus gue harus gimana ?" bulir air mata jatuh di sudut mata Luna ,
" yang dia mau cuma loe putus sama Rayi bukan hancurin perusahaan Rayi " jelas Jodie ,
" apa orang kaya kayak kalian itu dengan gampang saling ngejatuhin orang " umpat Luna , Jodie hanya bisa nyengir kuda . Luna hanya tertunduk sambil menyeka air matanya .
Tak beberapa lama ponsel Luna berdering tapi Luna tak bergeming , Jodie melihat layar ponsel Luna .
" cowok loe nih " tunjuk Jodie pada ponsel Luna .
" astaga gue sampek lupa telepon dia " Luna mendengus kesal .
" buruan angkat " saat dilihat nya Luna hanya menatap ponselnya , sampai panggilan itu berhenti . Tapi tak beberapa lama Rayi menelepon lagi . Luna masih tetap tidak mau menerima telepon dari Rayi . Dengan satu gerakan Jodie memencet tombol hijau tanda menerima panggilan . Luna buru - buru meraih ponselnya dengan tatapan bagai pedang menusuk kearah Jodie . Tapi Jodie hanya tertawa jahil .
" lagi istirahat ya Bie ?" tanya Rayi perhatian ,
" ah huum " jawab Luna gelagapan , sambil menatap Jodie kesal .
" maaf ya , aku nanti ga bisa kesana . Ini masih belum selesai " jelas Rayi , Luna sangat menyesal mendengar itu .
" Iya Bee kamu beresin dulu " kata Luna terbata ,
" iya kamu istirahat ya , besuk pagi aku jemput " kata Rayi lembut .
" iya kami fokus mereka dulu aja Bee "
" iya Bie , aku matiin ya . Love you Bie "
" love you to Bee " kata Luna mengakhiri panggilan dari Rayi .
Luna membenamkan wajah nya di meja , dan membenturkan berkali - kali hingga Jodie menaruh tangannya sebagai penyangga agar kepala Luna tidak terluka . Tapi spontan Luna memukul tangan Jodie keras-keras dan kembali dengan aktifitasnya . Jodie hanya geleng - geleng , dan memutuskan untuk membiarkan Luna .
" loe ga pulang ?" tanya Jodie sambil melirik jam di tangan nya.
" loe pulang duluan aja , gue dijemput kakak gue " kata Luna yang masih menenggelamkan kepalanya di meja .
" ya udah gue temenin " kata Jodie kemudian kembali bermain dengan ponselnya ,
" gue bukan anak kecil " gerutu Luna ,
" gue yakin kalo loe di culik yang culik juga bakal nyerah lihat sifat loe " cibir Jodie
" jangan sok kenal gue " kata Luna sadis ,
" pantes aja Rayi suka sama loe , gue mundur teratur deh " kata Jodie cengingisan ,
" kata Gladis kamu dulu sahabatan bertiga , terus kenapa sampai pisah ?" tanya Luna tanpa merubah posisinya .
" namanya juga manusia pasti berubah lah " jawab Jodie santai .
Ponsel Luna berdering lagi , Jodie kembali menekan tombol jawab dan menyodorkan pada Luna .
" gue udah didepan " seru Nakula di ujung telepon ,
" iya tunggu bentar " ujar Luna tanpa basa - basi langsung menutup sambungan telepon . Dia berdiri merapikan rambut dan mengelap sisa air mata nya . Luna celinggukan mencari keberadaan Jodie , yang ternyata Jodie sudah berada di kasir siap .
Saat Luna berjalan keluar cafe Jodie bergegas mengikuti Luna .
" loe pengen di gorok kakak gue apa ?! " ketus Luna saat menyadari Jodie berada disampingnya .
" hahaha ya ga lah , gue cuma pengen kenal aja " kelakar Jodie
" belum tau dia " cibir Luna .
Di tempat parkir Nakula sudah menunggu di depan mobilnya di dampingi 3 temannya yang masih memakai seragam dinasnya . Luna terhenti karena kaget melihat kakaknya masih memakai atribut lengkap bersama teman - temannya begitu pun Jodie . Dia menelan ludah saat melihat 4 polisi berdiri di sana menunggu Luna dengan atribut lengkap .
" noh kenalan sono " kata Luna menahan tawa , kemudian segera menghampiri kakaknya meninggalkan Jodie yang terpaku tak bisa bergerak .
" salah sasaran gue " gumam Jodie saat melihat para polisi itu menatapnya dengan tatapan sadis .
Luna segera masuk ke dalam mobil di ikuti Nakula dan teman - temannya .