Raphael memanyunkan mulutnya saat ia mengetuk pintu kamar Livia. Sebelah tangannya ia masukkan di kantung celana saat ia menatap kayu besar di hadapannya.
"Livia, ini aku. Buka pintunya."
Tak ada respon atau hasutan dari dalam. Tapi Raphael tak menyerah dan kembali mengetuk pintu tersebut dengan lebih keras.
"Livi! Buka pintunya! Aku ingin bicara!"
Kembali keheningan menyapanya. Raphael mengusap-ngusap kening dengan jempolnya sementara ia mendongakkan wajahnya ke atas, meminta kesabaran lebih untuk menghadapi Livia dan orang-tuanya.
Saat akhirnya Raphael yakin ia memiliki cukup banyak kesabaran, ia mengetuk pintu tersebut tapi kali ini, tak ada bunyi ketukan karna pintu sudah terbuka pelan.
Livia membukanya, menatap wajah lelaki itu dari sedikit celah pintu yang ia buka. Kedua tangan Livia berada di gagang pintu saat bagian depan tubuhnya bersandar di sana. Livia seakan siap menutup kembali pintu tersebut kapan saja.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者