Livia tahu itu benar, tapi mendengar Raphael mengatakan hal itu membuat ia semakin merasa terluka karna Raphael malah menyetujuinya terlalu mudah.
Berbagai emosi berkecamuk dalam dirinya dan itu membuat ia sangat kesal dan sangat frustasi. Ia tak bisa memilih perasaan mana yang ingin ia lampiaskan lebih dulu. Apakah kekesalan karna dengan mudahnya mereka tidur bersama? Atau kekecewaan karna Raphael sepahaman dengannya?
Di saat situasi seperti itu, Raphael mendekat dan meremas kedua tangannya, ia mengucapkan kalimat yang membuat amarah Livia seketika padam, "Karna saat ini, tubuhku menginginkanmu. Kau tak tahu apa yang sedang ku pikirkan saat ini Livi," bisiknya pelan.
Mata Livia membelalak lebar saat ia menelan ludahnya ngeri. "Sudah ku bilang, kau tak bisa melanggar peraturannya."
"Tapi kita sudah melakukannya Livia. Tubuhmu masih menginginkanku sebesar aku menginginkanmu."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com