"Tuan muda Snapp, rapat kerja sama dengan Popou akan di adakan di loby hotel Pasifik place, perwakilan mereka sudah tiba."
suara sekertarist Hana memperingatkan, Snapp dan lain nya juga sudah tampak bersiap-siap. "Baik, ayo kita berangkat."
Silia dan Jo mengekor jalan di belakang nya, "keluarkan semua dokumen!"
Silia bergegas membuka amplop coklat besar yang sejak tadi di peluk nya, mata nya terbelalak, tak ada satu pun file di dalam nya, kemana pergi nya semua dokument?
Kini bahkan keringat dingin mengucur di sekujur tubuh nya, bagaimana ini?
"Ada apa?" Jo menyadari Silia yang tertinggal di belakang.
Dengan suara bergetar Silia berkata, "Dokument... dokument nya tidak ada...."
"Apa?!"
"Maksud ku, mungkin saja aku mengambil dokument yang salah," Silia mencoba meralat kata-kata nya.
Dalam keadaan panik, dia memaksa otak nya untuk berpikir keras, dia ingat betul, kemarin, saat pulang bekerja, dia langsung memasukkan dokument nya ke dalam map.
Silia merasa tidak yakin, "tidak... bukan salah ambil dokument, tetapi entah apa yang terjadi..."
"Bagaimana cara kerjamu?!" Suara Snapp meninggi.
"Aku juga tidak tahu... tapi semua nya sudah aku rapikan."
"Apa ada dokument cadangan?"
Di situasi seperti ini, Snapp tidak ingin gegabah dengan memperkeruh keadaan, "cepat hubungi sekertaris Hana, minta dia kirim kan file cadangan lewat faks."
"Baik!"
Sekertaris Hana ada di depan komputer di atas meja Silia, sembari menjawab panggilan telepon dari gadis itu, "maaf, nona Silia, aku sudah mencari dokument yang kau maksud, tapi aku tidak menemukan nya..."
"Apa?"
Dengan suara gemetar Silia kembali berujar, "mana mungkin, Sekertaris Hana, tolong cari lagi, semalam aku simpan di komputer."
"Maaf, tapi benar-benar tidak ada," senyum licik tersembul dari sudut bibir sekertaris Hana, sedangkan tangan nya siap bergerak menekan tombol delate di layar.
Silia bingung, dia tidak tahu harus bagaimana lagi, "maaf tuan muda Snapp, sekertaris Hana bilang dia tidak menemukan dokument cadangan..." Silia hanya bisa menundukkan kepalanya dengan perasaan penuh rasa bersalah.
Sedangkan Jo hanya mebatin, seperti kejadian ini sedikit aneh. Tidak pernah terjadi sebelum nya.
"Aku pernah mengatakan bahwa diri mu berbakat, namun kata-kata itu terpaksa aku tarik lagi..."
"Bahkan, menyimpan file penting untuk proyek saja kau tidak bisa, mana pantas kau jadi asisten pribadiku. Bahkan, tidak pantas untuk bekerja di Snapp Group!"
Jelas saja kata-kata Snapp terdengar menyakitkan di telinga Silia, rasa nya sama seperti lima tahun yang lalu saat pria itu memarahinya. Dulu mungkin dia gadis yang cengeng dan menangis di tempat, tapi kali ini tidak, sekarang bukan waktu nya untuk menjadi lemah, Silia sadar akan kesalahan nya tapi bukan bearti dia harus kalah dengan keadaan, "aku tidak perlu dokument!"
Mata Snapp dan Jo sontak menatap terkejut ke arah Silia. "Aku sudah mempersiapkan dokument proyek ini selama berhari-hari, siang dan malam, setiap dokument nya aku baca berkali-kali..."
"Aku hafal tiap kata nya meskipun tanpa dokument, aku bisa menjelaskan pada semuanya!" Kali ini Silia tidak ingin di remeh kan dan di tindas lagi, pria itu harus mengakui kemampuan nya sekali lagi.
Snapp menatap Silia dalam, "hafal semua dokument? Apa kamu yakin?"
Silia tidak yakin, tapi dia teringat akan kata-kata Snapp yang mengatakan, dia suka jawaban yang jelas, "ya" atau "tidak".
"Ya!" Jawab Silia akhir nya, meski dada nya kali ini berdegup sangat hebat.
Snapp menyilangkan tangan ke dada dan berkata dengan nada dingin, "baik, tapi jika kamu gagal pada persentase kali ini, ini adalah hari terakhir mu bekerja di Snappay Group!"
"Ah... tuan muda Snapp, apa ini tidak perlu beresiko?" manager Jo menatap ke arah Silia, merasa khawatir.
"Wanita yang aku pilih... tidak akan mudah gagal."
Jo hanya bisa terdiam, apa yang baru di katakan oleh sahabat nya itu? Dia sedang memberi dukungan, pujian, atau sedang mengejek?
"Rapat akan segera di mulai..."
"Kenapa tidak ada dokument?"
Beberapa orang di meja rapat terdengar berkasak kusuk, manager Jo mengambil inisatif untuk menjelaskan apa yang sebenar nya terjadi, "Tuan Han, kali ini nona Silia yang akan menjelaskan proyek kerja sama antara Snappay group dan Poupo group."
Mendengar penjelasan itu, semua orang tampak tercengang, merasa tidak yakin, namun keadaan seolah menjadi normal ketika Silia dengan percaya diri nya memperkenal kan diri di depan para audiens, "halo semua, aku Silia..."
"Snappay group adalah perusahaan market place sekaligus memiliki sistem keuangan sendiri, dan sudah melayani lebih dari 100 perusahaan yang tersebar di seluruh dunia, termasuk individu, lembaga, bisnis, dan lembaga pemerintahan."
"Juga menyediakan layanan produk keuangan, dari mulai layanan perbank-an konsumen dan kredit, layanan perbank-an koprasi dan investasi, hingga asuransi ekonomi dan management aset."
"Tidak ada lembaga keuangan yang bisa menandingi Snappy group...."
"Gadis itu benar-benar... entah apa yang di pasang di otak nya hingga ia ingat semua file dokument, bahkan dia bisa ingat semua..." Jo berbisik pada Snapp yang duduk di sebelahnya.
Snapp menghela napas dan memejamkan mata, "tidak sama persis semua."
"Tuntutan tuan muda Snapp terlalu tinggi, aku juga tidak yakin kau bisa menghafal semuanya. Aku tahu saat kuliah dulu kau sangat berprestasi, jadi apakah Silia ini juga selalu mendapat kan peringkat pertama? Kalian berdua sama-sama berprestasi."
"Diam, sedang rapat!" Snapp tak ingin lebih jauh lagi mendengarkan pria penggosip di sebelahnya itu.
"Dalam kerja sama dengan Popou kali ini, di harapkan pringkat kedua perusahaan ini bisa meningkat sebanyak 100 persen, atau bahkan lebih." Silia masih terdengar melanjutkan persentasinya di depan sana.
"Pengaturan pangsa pasar, pertukaran penempatan saham, adalah 55 persen, yang melebihi total para pesaing dan..."
Gawat, apa kalimat selanjut nya ya? Kenapa mendadak bisa lupa...
"Untuk Poupo, dalam waktu tiga tahun, dapat menarik kembali investasinya, dan langsung bisa mendapatkan keuntungan besar." Snapp hadir sebagai dewa penolong, ia menyambung kalimat Silia yang terlupa.
"Dengan globalisasi bisnis keuangan retail dan perluasan saluran distribusi, Sanappay group pasti akan menjadi perusaan terkemuka. Ini adalah kerja sama yang menguntungkan untuk kedua belah pihak."
Snapp benar-benar tampil mempesona dengan segala kecerdasan nya, itu seakan mematah kan pandangan Jo yang tadi sedikit meremeh kan nya, tidak salah jika pria sehebat itu bisa jadi pemimpin perusahaan.
"Dalam tiga tahun sudah mencapai ROI, apa ini tidak terlalu cepat?" Tuan Han sediki ragu.
Snapp memajukan badan nya sedikit, dan mulai berkata dengan elegan, "Tuan Han, tidak percaya pada Snappay group, atau padaku?"
Tak lama terdengar suara tawa pecah, presdir yang terlihat dingin itu ternyata juga pandai bercanda dan mencairkan suasana.
"Senang akhirnya bisa bekerja sama dengan Snappay group dan Presdir Snapp." Mereka berdua berjabat tangan. Silia menghela napas lega, kali ini setidak nya persentasi nya berjalan lancar, meskipun Snapp turut membantunya pada akhir nya.
Tapi tunggu dulu, pria itu juga pasti tidak akan membiarkan nya benar-benar bernapas lega....
Bersambung.