"Perwakilan dari perusahaan Papou sudah tiba di bandara, kau ikut manager Jo untuk menjemput beliau!"
Sekertaris Hana sudah ada di sisi meja Silia saat Silia sedang sibuk menyalin memeriksa laporan dalam laptop nya.
"Baik."
Silia tak memiliki kecurigaan sedikit pun, dia meng-iya kan saja titah sekertaris Hana, kemudian segera bergegas menuju ke ruangan manager Jo.
Saat hendak memasuki lift, dia berpapasan dengan tuan muda Snapp yang baru saja hendak keluar dari lift, dunia jadi seolah berputar dengan lambat, mata mereka bertemu untuk beberapa detik.
"Ah... tuan muda Snapp," Kenapa setiap bertemu pria ini, Silia merasa gugup?
"Kau dandan, ya?" Benar seperti dugaan Silia, laki-laki itu pasti sekarang sadar dengan penampilan nya yang terlihat sedikit mencolok hari ini. Jangan sampai pria itu berpikir kalau semua itu dia lakukan demi menarik perhatian nya.
Tidak sama sekali!
"Ah... ini, ku pikir hari ini harus bertemu client, jadi tidak boleh berpenampilan terlalu asal. Kalo tidak cocok aku akan langsung hapus!" Silia tidak ingin pria itu mengejek nya, untuk itu lebih baik dia sadar diri dari awal.
Tangan Snapp dengan cepat mencegah tangan Silia yang hendak menghapus lifstik di bibir nya, "jangan!" Dan kini tangannya bergerak menyentuh dagu gadis itu, "ini sangat cocok," ucap nya lagi dengan mata yang berubah sedikit sayu.
Silia tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya, kenapa setiap kali pria itu menatap nya seperti itu, seolah ada aliran listrik yang menyengat di sekujur tubuh nya, dan pusat paling besar terasa di bawah perut. Mengerikan sekali!
Silia harus buru-buru menyadarkan diri nya sendiri sebelum hal yang tidak di ingin kan terjadi, "maaf, tuan muda, aku harus segera ke ruangan manager Jo, permisi!"
Padahal sedikit lagi Snapp merasa bisa meluluhkan gadis itu, tapi ternyata gadis itu cukup bisa mengendalikan diri dan selalu memasang sikap waspada. Rupanya dia benar-benar wanita yang tidak mudah tergoda.
***
"Apa ada hal yang menyenangkan? Kau habis menang judi, ya?"
Tuduh manager Jo, dia hanya berusaha menggoda Silia, karena gadis itu terlihat swnyum-senyum sendiri sejak di perjalanan menuju bandara. Dan kini mereka sedang ada di ruang tunggu siap menyambut kedatangan perwakilan perusahaan Papou dari Korea.
"Enak saja, aku tidak pernah berjudi!" Sanggah Silia dengan wajah polos nya, Jo hanya tersenyum melihat tampang yang menggemaskan di hadapan nya itu.
"Lalu kenapa begitu senang? Memikirkan pacar mu ya?" Goda manager Jo lagi.
Pipi Silia yang putih, langsung berubah merah, "mana mungkin, aku tidak punya pacar!" Ucap nya dengan panik.
"Mana mungkin tidak punya pacar, sekertaris dan asisten tuan muda Snapp adalah wanita tercantik di kantor, kau tinggal dandan sedikit pasti banyak yang mengantri." Lagi-lagi Manager Jo mencoba menggoda Silia. Membuat nya jadi membeku di tempat karena memikir kan kata-katanya.
Cantik?
Pikiran Silia mengembara membayang kan sekertaris Hana, dia adalah wanita yang sangat elegan dan karismatik, pakaian nya juga sangat modis dan berkelas, sedang kan dirinya? Hanya gadis biasa, mana mungkin ada yang mengantri?
"Mana mungkin aku ada yang mengantri?" Silia benar-benar merasa tak percaya diri.
"Siapa bilang tidak ada? Misal nya aku," Manager Jo menunjuk ke arah diri nya sendiri.
"Heh... Manager Jo sangat tahu cara bercanda rupanya," yang pasti Silia tak mungkin mempercayai perkataan pria di samping nya itu, jadi ia memilih untuk menganggap nya sebagai angin lalu. Sedangkan di saat yang bersamaan, Manager Jo hanya bisa diam-diam memandangi wajah Silia dari samping dengan tatapan lembut.
***
"Sudah berhasil menjemput perwakilan dari Papou? Sekarang siap kan dokumen untuk rapat!"
Titah Snapp begitu Silia dan Jo sudah sampai di kantor mereka kembali.
Silia yang mengekor di belakang nya belum sempat menjawab karena sibuk memeriksa lembaran map yang ada di tangan nya.
"Kau sudah siap kan dokument nya kan?" Ulang nya lagi demi meminta perhatian gadis itu.
"Ah... iya," Silia menjawab nya dengan sigap, dia tidak ingin Snapp meragukan nya dengan jawaban yang ambigu, pria itu hanya suka dengan jawaban yang jelas, "ya" atau "tidak". Silia selalu mengingat apa yang di katakan Snapp di kepalanya, dan dia tidak ingin mengecewakan diri nya sendiri, dia tidak ingin laki-laki itu bisa mengambil celah kesalahan nya kemudian meremeh kan nya seperti 5 tahun yang lalu. Untuk itu semalam dia sudah mengecek semua dokumen nya berulang-ulang. Dan sekarang ia yakin rapat kali ini pasti akan berjalan dengan baik.
"Silia, bisa tolong sedukan kopi untuk ku?" Manager Jo yang ada di antara mereka tiba-tiba menyela. Keduanya sontak kompak menoleh ke arah pria itu yang kini memasang senyum tanpa dosa, "tolong, ya?" Ulang nya lagi dengan nada manja.
"Baik!" Silia seolah tak memiliki pilihan lain selain mengiyakan. Ia pun bergegas ke ruangan mereka dan membuat kan kopi untuk manager Jo.
Di belakang mereka tampak wajah Snapp yang berubah suram, aura hitam layak nya pantat panci seolah langsung memenuhi semua ruangan, entah kenapa dada nya tiba-tiba terasa panas.
"Jo, kalo kau ingin bikin kopi, suruh asisten mu sendiri yang seduh!" Suara Snapp dengan intonasi tinggi membuat Silia dan Jo tersentak, "dia itu asisten ku!" Lanjut nya lagi dengan wajah kesal.
"Ada apa dengan nya?"
"Entah lah?"
"Apa dia sedang kerasukan?" Jo mencoba berbisik pada Silia.
"Hei... jangan sembarangan, aku dengar!" Kesal Snapp lagi, "dasar! Menyebal kan!" Lanjut nya menggerutu, kemudian berjalan ke luar ruangan dengan tergesa.
"Woh... aneh sekali, tidak biasanya dia begitu? ada apa dengan nya?" Jo juga tak habis pikir kenapa sahabat nya jadi berubah akhir-akhir ini?
Jo melirik ke arah Silia, apa semua gara-gara gadis ini?
"Manager Jo, ini kopi nya."
"Ah... ya terimakasih."
Gadis ini memang terlihat berbeda dan menarik, apa kali ini Snapp sungguh tertarik pada nya?
"Silia, apa aku boleh mendekati mu? Ujar Jo tiba-tiba.
"Apa?"
"Ah, kau tidak dengar ya? Haha yasudah, kalo begitu lupakan!"
Huh... untung tidak dengar!
Bersambung.
Pembaca yang baik hati, terimakasih telah mau membaca kisah ini, jika berkenan boleh berikan ulasan dan masukkan cerita ini ke dalam coleksi rak buku kalian. Terimakasih.
Note :
Snapp : "Dia itu asisten ku!"
Eh ralat-ralat...
maksud nya "Dia itu calon kesayangan aku!"
wkwkwk