"Yang. Aku sama Zia juga beli popcorn deh," pamit Vera seraya menepuk bahu sang kekasih.
"Eh iya." Arif yang kaget replek mengiyakan saja.
Vera mengandeng Zia dan membuntuti Dea yang berjalan lebih dulu. Menoleh melewati ekor mata, gadis bar-bar tersebut pun melebarkan langkahnya.
Apa mereka sengaja mengikuti gue, batin Dea.
Menghindar sebisanya, gadis bar-bar itu enggan sekali bermasalah di depan keramaian.
Tinggallah Faizal, Khanza, dan Arif menunggu di depan pintu masuk bioskop. Saling diam, kekasih dari Vera itu pun menyentak lengan kemeja putihnya, lalu melipat tangan di dada sembari menyenderkan punggung pada dinding putih di sana. Namun tiba-tiba.
"Za aku tinggal ke toilet sebentar ya." Faizal tanpa menunggu persetujuan langsung pergi berlalu, rupanya ia sudah kebelet tak tahan.
"Jangan lama!" teriak Khanza yang dibalas Faizal dengan tangan membentuk huruf O.
"Takut banget di tinggal," sindir Arif tanpa melihat Khanza yang berada di sampingnya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者