webnovel

Nikah kontrak

“Jangan pernah kamu lupa. Ini hanya akan menjadi pernikahan kontrak. Kau dan aku tidak pernah benar-benar menikah. Jadi, jangan pernah kau berpikir bahwa ini adalah pernikahanmu yang sesungguhnya.” Siapa yang tidak akan terluka mendengar kalimat menyakitkan ini keluar dari mulut calon suaminya? Baru saja melangsungkan pernikahan yang megah. Bayangan sakral dan indah tentang sebuah pernikahan berkelas, hancur berkeping-keping bagaikan pecahan kaca yang tak mungkin bisa disatukan kembali. Harry Miles Theodore. Pria tampan dengan jutaan hawa dingin, menegaskan sekali lagi istri kontraknya betapa dia menginginkan pernikahan mereka demi Sofia. Nenek tercintanya yang bertekad kuat akan memusuhinya jika dia tak segera membawa cucu menantunya masuk ke keluarga besar Theodore. Pengumunan tak diberikan. Tapi niat sudah siap dijalankan. Harry yang putus asa mengadukan masalahnya pada Reihan, teman karib sekaligus bos tempat Cleo bekerja. Menjadikan wanita miskin dan penuh hutang itu mencuri kesempatan ini demi kepentingan pribadinya. Cleo Alayster. Gadis baik dan pekerja keras. Mencintai kedamaian. Namun benci jika terus diremehkan atau diinjak-injak. Pertemuan pertamanya dengan Harry tidak berkesan. Dia tak peduli seberapa tampan, kaya dan hebat kemampuannya menjalankan sebuah bisnis. Yang Cleo butuhkan saat ini hanyalah melunasi hutangnya. Segera. Tanpa menunggu lama. Dan meningkatkan suku bunganya demi perut besar Billo-Billo, sang lintah darat. Pernikahan ini pun terjadi. Tanpa dasar cinta atau saling mengenal. Bahkan persiapan pernikahan diatur oleh orang kepercayaan saja. Lalu, sejak hari pertama Cleo bertemu dengan calon nenek mertuanya... Sandiwara dimulai! Dia akan menjadi menantu yang baik selama masa kontrak itu berlaku!

lenzluph · 综合
分數不夠
522 Chs

Bab 23 ( Pria Yang Langka!! )

Cleo berpikir, tindakannya yang sangat cepat dan juga cerdas, akan bisa membuatnya mendapatkan setidaknya pujian. Tapi bukannya pujian yang didapat. Cleo justru mendapatkan komplain.

"Kau hampir saja mengagalkan semuanya," ujar Harry pelan ketika acara pernikahan masih berlangsung. Dan kini dirinya tengah sedang berjalan menuju ke mimbar bersama dengan calon mempelainya, Cleo Alayster.

Cleo menatapnya tidak percaya. Dengan mengabaikan semua pasang mata yang menatap ke arah mereka dengan penuh takjub dan mata yang berbinar, seolah mereka sedang melihat sebuah pertunjukkan yang sangat langka dan hanya terjadi satu kali untuk seumur hidup, Cleo menatap pria itu dengan kening yang berkerut.

"Bukankah itu kau, yang hampir saja membuat semuanya gagal??!" balas Cleo dengan berbisik pelan. Ia jelas harus melakukan pengkoreksian berdasarkan apa yang ucapan Harry.

"Aku yang sudah menyelamatkan 'kita semua' dari kata 'kiamat'. Karena itu, tidakkah kau seharusnya mengucapkan terimakasih?" protes Cleo.

Harry mencibir.

"Kuakui kau sangat berbakat dalam berakting. Mungkin karena itu juga, kau berhasil membujuk nenek untuk menyetujui pernikahan ini dengan mudah, dan dalam waktu yang sangat singkat. Apa mungkin, setelah ini kau berencana untuk menjadi seorang aktris?" Harry membalas ucapan Cleo dengan tanpa maksud untuk membanggakannya.

Cleo pun menanggapi dengan santai. Ia tetap mempertahankan sebuah senyuman manis di sudut bibirnya ketika ia membalas Harry dan melangkah.

"Mungkin aku akan pertimbangkannya. Tapi karena saat ini aku masih terikat kontrak denganmu, aku yakin kau tentu tidak ingin aku mengambil pekerjaan itu bukan?" sindirnya.

"Baguslah jika kau menyadari itu," balas Harry.

"Karena itu.." mata Harry mendadak berkilat, "Jangan pernah kau lupa. Ini hanyalah sebuah pernikahan kontrak. Kau dan aku tidak benar-benar menikah. Jadi, jangan pernah kau berpikir bahwa ini adalah pernikahanmu yang sesungguhnya."

Seperti sebuah benda pecah-belah yang terlempar dan menjadi rusak. Semua bayangan indah Cleo tentang sebuah pernikahan yang telah ia rangkai dengan sedemikian rupa di otaknya, rusak begitu saja tepat ketika pria itu mengucapkan semua kata-kata itu.

Cleo harry adalah orang yang dingin. Ia juga tahu, pernikahan ini adalah sebuah pernikahan yang palsu. Dan mereka tidak benar-benar sedang menjadi pasangan untuk hidup dan mati bersama. Tapi, perlukah orang itu bersikap sesarkas ini?

Bahkan hingga acara pernikahan ini berlangsung dan berakhir dengan damai, pria itu tak kunjung juga mengurangi sedikit pun sikap dingin dan tidak mengenal kelembutannya itu padanya.

Cleo menertawakan dirinya dalam hati. Sungguh pria yang sangat langka!!

***

Lalu ketika mereka seharusnya pulang bersama.

"Tidakkah, seharusnya Harry Miles ikut pulang bersama dengan kita?" tanya Cleo ketika ia telah berada dalam satu mobil dengan Dirga, begitu acara selesai.

Jika melihat situasi ini, semua orang akan beranggapan bahwa pernikahannya ini adalah sebuah lelucon. Dipelaminan dia bersanding dengan pria yang begitu hebat dan memukai semacam Harry Miles.

Tapi ketika acaranya selesai dan ia diharuskan pulang ke kediamannya yang baru, Cleo justru didampingi oleh seorang ajudan Harry yang paling setia, yaitu Dirga. Pria yang bahkan tidak jauh berbeda dengan majikannya. Sama-sama kaku dan tidak menarik.

Tapi apapun itu, bukankah seharusnya sepasang pengantin yang baru menikah pulang bersama dalam satu mobil menuju ke rumah mereka untuk langsung beristirahat dan menghilangkan penat?

Lantas, daripada apa yang semestinya. Mengapa Cleo justru malah pulang bersama dengan Dirga di kursi belakang, dengan pria itu yang mengambil kemudi di depan, tanpa adanya seorang suami yang mendampingi?

Kalau begini, sebenarnya yang menjadi suami Cleo itu siapa? Dirga? Atau Harry?

Cleo menggeleng tidak percaya. Dan Dirga langsung menjelaskan.

"Tuan Harry sedang ada urusan sedikit di kantor. Karena itu, beliau meminta saya untuk mengantar Anda pulang. Em, apa ada sesuatu yang perlu Anda bicarakan dengannya?" tanya Dirga dengan sopan.

Cleo tidak lantas menjawab. Ia hanya ber-'Oh ringan.

Hari pernikahan tentu tidak membuat seseorang yang gila akan pekerjaan, untuk berhenti bekerja. Bahkan pada hari pernikahannya sekalipun!

Melihat Cleo tidak mengatakan apapun lagi. Dan sepertinya memang tidak memiliki kepentingan apapun yang sekiranya akan ia katakan pada bosnya, Dirga lantas memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut lagi.

Ia hanya berbalik. Menyalakan mesin mobil. Lalu melajukan mobilnya keluar dari gedung. Setelah sampai di jalan utama, Cleo pun akhirnya merilekskan diri.

***