webnovel

Nì Tiān Lóng Jì

Seorang kaisar dewa di alam dewa menciptakan sebuah teknik menentang surga untuk mendaki jalan yang lebih tinggi. Namun, disaat-saat terakhir dia terbunuh dari belakang dengan sebuah pedang, dan jiwanya bereinkarnasi ke tubuh seorang anak dengan nama yang sama di alam bawah dan membawa ingatan seorang kaisar dewa. Tapi, tubuh baru ternyata adalah tubuh sampah yang tidak berguna dan tidak bisa mempraktikkan teknik buatannya. Namun, itu tidak masalah karena dia adalah seorang kaisar dewa dengan banyak pengetahuan, dia berencana untuk menyempurnakan tubuhnya hingga tak terkalahkan dan mampu mempraktikkan teknik buatannya. Dia bersumpah untuk kembali ke alam dewa dan mengungkap siapa yang membunuhnya. Dia juga belum menyerah dengan tujuan mendaki jalan yang lebih tinggi. Bagaimana perjalanannya kembali ke alam dewa? ikuti cerita ini hingga akhir!

Yeyu_Zuojia · 玄幻
分數不夠
3 Chs

2.Seleksi Sekte

"Heh! Memang kenyataannya seperti itu. Lagi pula, master sektemu hanyalah ranah golden core semata," ucap Lin Tian santai, dia bahkan tidak menoleh ke pria tua itu.

"Tian'er! Apa yang kamu bicarakan!" Gongsun Mei menegur dan menoleh ke arah pria tua yang baru saja datang sambil berkata,"Maaf penatua Qi, Tian'er hanya omong kosong. Tolong jangan dimasukkan ke hati."

Huh!

Pria tua itu mendengus sambil melambaikan tangan, lalu berjalan ke kursi utama di samping Ibu Lin Tian diikuti wanita muda itu.

Saat berjalan di depan Lin Tian, wanita muda itu berhenti, dia melirik Lin Tian dan mendengus sambil mengeluarkan tekanan. Namun, dia dengan cepat berjalan kembali karena tekanannya tidak berguna. Terlihat matanya yang sangat kesal saat berjalan.

"Selamat datang di klan Lin, penatua Qi!" Gongsun Mei berdiri dan berkata keras sambil mengepalkan tinju ke arah penatua Qi yang baru saja duduk.

"Selamat datang penatua Qi!"

"Selamat datang ...."

"..."

Setelah Gongsun Mei mengucapkan selamat datang, seluruh isi aula mulai berteriak.

Penatua Qi mengangkat satu tangan hingga seluruh aula menjadi diam. Selanjutnya, dia mengeluarkan sebuah bola dari balik jubah dan berkata,"Saya tidak suka basa-basi. Jadi, kita langsung saja, calon murid harus melewati ujian pemeriksaan dengan batu bakat ini, dan dua yang lolos ikut saya ke sekte."

"Bagaimana pengujiannya?" tanya Lin Cheng sambil berdiri.

"Sederhana, batu ini bisa mendeteksi bakat seorang kultivator, kalian hanya perlu meneteskan darah di atasnya. Nanti, bakat akan di bagi menjadi tujuh warna, dari kuning, hijau, biru, dan seterusnya hingga hitam yang tertinggi. Perlu diingat, sekte hanya menerima orang dengan bakat minimal hijau ke atas. Jadi, bersiaplah." Penatua Qi menjelaskan bagaimana ujiannya dengan ringkas. Selanjutnya, dia menoleh ke samping Gongsun Mei dan berkata, "Mari kita mulai."

Gongsun Mei mengangguk dan berkata kepada salah satu penatua untuk memanggil seluruh murid klan di bawah umur 15 tahun.

Tidak butuh waktu lama untuk para murid klan berkumpul, terlihat mereka masih sangat muda, hanya satu dua yang berumur 17 tahun.

"Lin Zhangsun!"

Penatua pertama mulai berteriak memanggil.

Seorang remaja berumur sekitar 14 tahun mengenakan pakaian biru dengan lambang klan di dadanya berjalan keluar dari kelompok, dia berjalan ke depan Penatua Qi dan berdiri menunggu.

"Hmm, teteskan darahmu!" kata Penatua Qi sambil menunjuk bola di tangannya.

Lin Zhangsun menggigit jari hingga berdarah dan meneteskannya di atas bola. Selanjutnya, terlihat cahaya warna-warni mulai berputar didalam bola hingga berhenti saat warna kuning.

"Kuning, tidak lulus!" Tegas Penatua Qi, wajahnya masih datar terlihat dia tidak peduli.

"Lin Fugui!"

"Kuning, tidak lulus!"

"Lin Ping!"

"Tidak lulus!"

"Lan Xuerui!"

"Tidak ...."

"..."

Setelah beberapa kali banyak murid yang tidak lulus, sekarang giliran Lan Cheng.

Dengan wajah menghina, dia melirik Lan Tian sambil berjalan ke depan Penatua Qi.

"Penatua Qi, mohon bantuannya," ucapnya sambil mengepalkan tinju di depan dada.

"Baiklah, teteskan darahmu!" suruh Penatua Qi dengan wajah yang terlihat bosan.

Lin Cheng tidak peduli dengan wajah Penatua Qi, dia menggigit jari dan meneteskan darahnya.

Setelah berputar acak beberapa saat, warna dalam bola berhenti saat warna merah.

Penatua Qi sempat tertegun, namun dengan cepat sadar dan berteriak, "Luar biasa! Sungguh jenius. Merah! Lulus!"

Seperti api di padang rumput, saat suara itu terdengar para murid dan sesepuh klan gempar.

"Apa! Merah!"

"Sungguh jenius!"

"Wah, beruntung sekali."

"..."

Wajah Lan Cheng semakin arogan mendengar pujian orang lain, dia dengan wajah licik menoleh ke arah Lin Tian dan berkata,"Hehe, sekarang giliranmu, Lin Tian!"

Semua orang mengalihkan pandangan mereka ke arah Lin Tian setelah mendengar kata Lin Cheng. Terlihat beberapa orang memandang dengan khawatir, namun lebih banyak yang memasang wajah mengejek.

"Tian-ge ... ," panggil Lin Qianqian dengan khawatir.

Lin Tian melambaikan tangan menghentikan Lin Qianqian dan berjalan ke depan Penatua Qi.

Tanpa menunggu perintah, dia menggigit jari dan meneteskan darah. Dengan suara 'dash', bola itu langsung pecah tanpa jelas warna apa bakat Lin Tian.

Penatua Qi yang sempat kesal dengan perilaku Lin Tian mendadak tercengang, dia melihat pecahan bola di tangannya sambil bergumam,"A-apa, di atas bakat hitam!? Bagaimana ini mungkin ...."

Setelah beberapa saat, dia mengangkat kepala dan memandang remaja di depannya.

"Nak, apakah kamu bersedia masuk ke dalam sekte Pedang Badai? Kamu bisa langsung ke area dalam, bahkan menjadi murid master sekte!?" tanyanya keras, dia sangat bersemangat terlihat dari matanya yang bersinar.

Sekali lagi, semua orang di aula gempar, bahkan wanita muda di belakang Penatua Qi pun tertegun.

"Hah, apa yang terjadi!?"

"Tidak mungkin, kan?"

"..."

Lin Cheng terkejut sejenak sebelum berteriak,"Tidak mungkin! Pasti bola itu rusak! Bagimana anak sampah seperti itu!?"

"Ya, pasti!"

"Ya!"

"..."

Diikuti teriak persetujuan orang-orang. Terlihat wajah-wajah bingung dan tidak percayanya mereka.

"Baiklah, mari kita ulangi sekali lagi," ucap Penatua Qi sambil mengambil bola lain dari balik jubahnya. Sebenarnya, dia tahu apa yang terjadi, bukan bolanya yang rusak tapi bakat Lin Tian di atas warna hitam, dan bola tidak mampu menampung bakatnya menyebabkan pecah. Tapi, melihat ketidakpercayaan orang-orang, dia memutuskan untuk memulai ujian ulang.

Lin Tian hanya mendengus dan meneteskan darahnya sekali lagi. Tapi, tetap saja bola itu pecah.

Sekarang, tidak ada lagi yang tidak percaya, orang-orang dalam aula diam. Bahkan, Lin Cheng hanya melongo tidak percaya.

"Jadi, bagaimana? Apakah kamu bersedia bergabung dengan sekte?" tanya Penatua Qi sekali lagi.

"Tidak!" Tolak tegas Lin Tian.

"Tian'er ...." Pemimpin klan yang duduk di sebelah Penatua Qi ingin berkata, namun dihalau oleh Penatua Qi.

"Kenapa?" tanya Penatua Qi dengan alis mengerut.

"Aku tidak ingin terikat oleh kekuatan manapun!"

Setelah menjawab, Lin Tian berbalik dan berjalan keluar aula. Dia bahkan tidak memandang siapa pun.

Lin Tian keluar dari aula dan berjalan ke arah bukit di belakang klan, dia ingin melatih tubuhnya sendiri.

Tidak lama Lin Tian sampai di atas bukit, dia melepas jubah dan meletakkannya di atas cabang pohon di dekatnya.

Selanjutnya, dengan tubuh kurusnya dia mulai berlari dari atas bukit ke bawah dan naik lagi.

Di sisi lain, pengujian di dalam aula masih terus berlanjut. Sudah ada 15 anak muda yang berhasil lolos termasuk Lin Cheng dan Lin Qianqian.

Saat pengujian sedang berlangsung, wanita di belakang Penatua Qi berjalan maju dan berbisik di telinga Penatua Qi.

Selanjutnya, terlihat dia berjalan sendiri keluar dari aula. Dia sempat menghentikan pelayan untuk bertanya sesuatu.

Setelah itu, dia berjalan ke arah bukit belakang klan, ia penasaran dan ingin tahu apa yang dilakukan anak sombong itu.

Sampai di bukit, wanita itu melihat Lin Tian yang sedang melakukan gerakan push up dengan batang pohon sebesar tong air di punggungnya.

Wanita itu terus mengawasi Lin Tian dari balik pohon.

Lin Tian menghentikan gerakannya dan memindahkan barang pohon di punggungnya. Setelah itu, dia duduk sambil mengusap keringat di dahinya.

Lin Tian menoleh ke sebuah pohon dan berkata,"Sampai kapan kamu akan bersembunyi?"

Wanita itu tertegun, dia tidak menyangka akan dengan mudah di temukan. Namun, dengan sifatnya yang dingin, dia tidak peduli bila di temukan.

Wanita itu keluar dari balik pohon dan mengawasi dengan mata indah Lin Tian yang sedang duduk.

"Hehe, apakah aku tampan?" kekeh Lin Tian sambil menggoda wanita itu.

Wanita itu memutar mata mendengar godaan Lin Tian, setelah itu dia berkata, "Huh! Kamu bodoh atau bagaimana? Kenapa tidak mau bergabung dengan sekte?"

"Haha, apa gunanya sekte bagiku? Tidak ada. Jadi, kenapa aku harus bergabung dan terikat!" jawab Lin Tian dengan tegas sambil berdiri dan berjalan ke arah pohon tempat ia meletakan jubah.

Setelah memakai jubah, dia berbalik ke arah wanita dan berhenti di depannya. Dengan wajah serius Lin Tian berkata,"Aku tahu, banyak sumber daya yang tersedia dengan bergabung dengan sekte. Tapi, aku tidak ingin terikat sebab-akibat dengan kekuatan manapun."

Wanita itu hanya terdiam, selanjutnya dia berbalik pergi tanpa bicara.

Lin Tian mengangkat tangan ingin menghentikan wanita itu namun tidak jadi. Setelah itu, dia juga berjalan menuruni bukit sambil bergumam, "sial, aku belum menanyakan namanya."

Lin Tian terus berjalan menuruni bukit sampai masuk ke halaman klan, lalu dia berjalan menuju dapur. Dia merasa lapar karena memang belum makan dari pagi.

Bagaimana lagi, sewaktu menjadi kaisar dewa, dia tidak pernah makan makanan seperti manusia normal karena memang tidak membutuhkannya.

Sedangkan di dalam aula, pengujian telah usai dengan 27 anak yang lulus.

"Baiklah, untuk yang lulus saya kasih waktu tiga hari untuk bersiap. Tiga hari kemudian, kalian akan bertarung memperebutkan dua tempat," ucap Penatua Qi sambil berdiri. Selanjutnya, dia menoleh ke arah Gongsun Mei yang duduk di sampingnya dan berkata, "Coba bujuk anakmu, sayang bakatnya kalau tidak bergabung dengan klan."

Setelah itu, Penatua Qi berjalan keluar di ikuti wanita muda yang telah kembali dari bukit.

Gongsun Mei hanya mengangguk sambil mengawasi Penatua Qi keluar. Dia tidak terlalu memperhatikan kata Penatua Qi, dia memikirkan putranya yang sepertinya telah banyak berubah.

Gongsun Mei melambaikan tangan menyuruh semuanya bubar setelah melihat Penatua Qi pergi.

Selanjutnya, dia berjalan keluar dari aula untuk mencari Lin Tian. Dia ingin bertanya apa yang terjadi dengan putranya.

Gongsun Mei terus berjalan ke arah halaman Lin Tian, namun setelah dia sampai, Lin Tian tidak ada. Jadi, dia berjalan keluar halaman dan menghentikan pelayan yang ada di dekatnya.

Dia bertanya, setelah itu berjalan dengan langkah cepat ke arah dapur. Sampai di dapur, dia tercengang melihat kekacauan di depannya.

Dia melihat sekeliling dan melihat Lin Tian yang sedang sibuk dengan sumpitnya di belakang dapur.

"Tian'er, sebenarnya apa yang kamu lakukan?" Gongsun Mei berjalan ke arah Lin Tian sambil bertanya dengan senyum di wajahnya yang cantik.

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

Yeyu_Zuojiacreators' thoughts