112. Ashana Tidak Boleh Jatuh Cinta

Jari telunjuk Darren mengarah sempurna pada pintu ruangan yang terletak di dekat sana. Ashana sesegera mungkin mengikuti kemana arah hari itu menunjuk. Gadis manis itu mengarahkan padanya pada sebuah pintu berwarna hitam yang cukup besar. Selama ini, Ashana bertanya-tanya tentang apa yang ada di balik pintu itu karena dia tidak berani bertanya apapun.

"Apa aku harus tidur di sana?" Tanya Ashana mencoba untuk memastikan.

"Aku tidak akan macam-macam padamu, Ashana. Aku akan tetap di sini. Kau tenang saja." Kata Darren meyakinkan gadis itu.

Ashana merasa tidak enak hati. "Ehm... baiklah kalau begitu, Sir. Terima kasih. Saya hanya akan tidur sampai jam istirahat selesai." Ucapnya.

Darren mengangguk ringan. Kemudian, dia memperhatikan pergerakan gadis itu memasuki kamar. Dapat dia lihat Ashana tersenyum manis sebelum sempat masuk ke dalam kamar itu. Entah mengapa, Darren merasa senang melihat senyuman Ashana.