webnovel

My Destiny

Lea gadis yang manis dan sedikit tomboy, memulai karirnya di bidang fashion walaupun hati nya sangat ingin bidang otomotif, itulah awal dimana dia bertemu Fio yang akhirnya jatuh hati pada lea. Sedangkan lea mencintai Bimo sahabat masa kecilnya. Bagaimana kisah cinta yang rumit itu berakhir apakah bahagia atau duka??

Santi_Kristia_s · 青春言情
分數不夠
56 Chs

Bab 4

Motor melaju kencang di terik matahari siang itu, sampai akhir nya mereka berhenti di sebuah cafe di pinggir jalan, cafe yang tampak tidak terlalu ramai pengunjung.

"Turun..turun  udah sampai tu" Lea memukul tangan Criss yang masih memeluk gadis itu.

"Haduh..kamu bawa motor apa jet sih? untung aku pegangan ,gak bisa ku bayangkan wajah tampan nan rupawan ini tergores aspal di jalan"

"Hallahh...drama mu, ayokk masuk"

"Hehe...ayok" Criss mengikuti dari belakang

    Setelah memesan beberapa menu, Lea tidak lupa memesan ice vanila kesukaan nya sebagai desert untuk memperbaiki mood nya yang hancur karna Sandra.

"Menu di sini lumayan juga" ucap Criss sambil menguyah makan di mulut.

"Ia aku suka ke sini dengan Bi, kami suka ice cream vanila ini" Lea menjelaskan.

"Lea..boleh aku bertanya" Criss memelankan suara nya dengan nada penasaran.

"Soal sandra?" gadis itu menebak.

"Ahh..ia"

"Itu hanya kenakalan remaja yang di besar besarkan"

"Remaja?" Cris mengerutkan dahi.

"Ia...kami sekolah di Sekolah menengah pertama yang sama tapi di kelas yang berbeda, aku di kelas 8A dan dia 8C, saat itu aku murid yang susah di kendalikan tapi soal prestasi aku selalu memegang urutanng kawan ku mulai usil satu sama lain, kami melompat-lompat di meja kelas yang sedang istirahat, kemudian mengeluarkan semua isi tas teman yang lain. kebetulan salah satu tas itu berisi pisau saat terjatuh aku memungutnya dan mulai mengacungkan nya ke arah bi dan kawan lain nya agar tidak mendekat..sampai saat aku berada di depan pintu ada seorang anak yang datang dari luar aku spontan mengarahkan pisau itu ke arah suara tampa sengaja aku menggores wajah nya cukup parah..aku yang terkejut hanya diam mematung tampa menolong nya yang menangis karna perih di wajah nya"

"Lalu..." Cris ingin mendengar lebih banyak.

"Kejadian itu sempat membuat dua keluarga sedikit bersitegang, walau pun keluarga ku membiaya semua pengobatan dan juga memberi biaya sampai gadis itu lulus SMA sepertinya mereka masih marah"

"Aaa...kejadian nya seperti itu" Cris sedikit sedih mendengar cerita lea.

"Begitulah..sejak saat itu hukuman terbesar akhir nya ku dapatkan dari orang tua ku"

"Hukuman??"

"Ia..hari-haru ku seperti neraka cris, kedua orang tua ku tinggal di luar negeri selama tiga tahun, tampa perduli aku yang masih trauma dengan kejadian itu, mereka memilih melajutkan bisnis hotel di sana dan aku tinggal dengan pembatu di rumah"

"Kenapa mereka pindah sedangkan kamu masih sangat remaja?"

"Mereka marah karna kelakuan ku yang mempermalukan mereka, aku juga di larang mengerjakan hobby ku dan di suruh memilih di tinggal enam tahun di rumah sendiri atau belajar Fashion yaitu make up..karna itu aku belajar make up dan waktu aku kelas dua di Sebuah Sekolah kejuruan orang tua ku kembali ke indonesia"

"Waktu yang sulit untuk mu lea" Cris sedikit terhenyu mendengar cerita lea.

"Itulah kenapa aku meninggalkan hobby ku dan memilih make up, karna orang tua ku ingin aku mempercantik wajah mereka yang membutuh kan dan membuat ku lebih feminim"

"Apa hobby mu itu lea??"

"Otomotif cris..aku menyukai mesin, tapi orang tua tidak setuju dan lebih memilih make up, karna kesalahan ku di sekolah menengah pertama itu"

"Berat nya hukuman untuk seorang anak yang tidak sengaja ya" Criss semakin sedih.

"Yahh..begitulah aku menjalani hidup cris, sendiri hanya berteman dengan pembantu dan Bi yang selalu ada di samping ku" jelas lea kepada cris sambil memakan ice cream vanila kesukaan nya.

"Karna itulah kamu berpenampilan begini dengan profesi make up model" Cris tertawa mencairkan suasana kikuk itu.

"Haahaa..begini lah aku menjalani hidup dengan motor penampilan yang jauh dari kata feminim dan profesi make up model" Lea tertawa keras menghibur diri nya sendiri.

"Tidak apa2 ...terkadang kita hidup tidak untuk diri kita sendiri" Cris memberi motivasi.

"Trimakasih cris..hidup ku ini adalah hukuman, dan aku masih di hukum sampai saat ini" lea menunduk.

"Haaa...mana lea yang tangguh di jalanan itu, hal seperti ini hanya bunga kehidupan" Cris mengelus punggung lea lembut.

"Ayokk..sudah waktu nya kita kembali ke dunia nyata" Lea berdiri menatap cris yang masih duduk melihat ke arah nya.

"Ayokk..kita hancurkan kenyataan itu" Cris berdiri.

"Gaya menghancurkan kenyataan duduk di boncengan aja takut" Lea tertawa sambil melangkah meninggalkan cris yang berlari kecil.

"Hahha..aku pemberani hanya saja aku..."

"Sudah lah..." Lea menyela dan memukul punggung cris.

    Perjalan ke gedung pemotretan itu berjalan lima menit, Lea memacu motor nya dengan kecepatan tinggi hingga sampai lah di parkiran cris buru-buru turun dan merapikan baju nya yang kusut karna angin..

"Kamu berasa naik motor sendiri ya..lupa kalau cowok ganteng sedang ada di boncengan" cris memandang marah ke arah lea.

"Wahh..maaf mas ganteng saya lupa"

    Mereka tertawa lalu berjalan menaiki tangga gedung itu sesekali bercanda satu sama lain.

Hari itu sedikit melelahkan semua bekerja extra untuk hasil yang memuaskan dan masih harus di uji.

"Kamu sengaja yaa..." teriak sandra ke arah lea yang bingung

"Ada apa.." fio berlari ke arah  gadis itu.

"Kenapa tukang make up ini harus bekerja di sini..kerja gak becus"

"Maksud kamu??" lea bertanya sedikit kesal.

"Lihatt ni...alis jelekk...wajah ku tampak menor dan warna lipstik ini bukan gaya ku" jelas sandra dengan nada kuat.

"Tapi make up kamu nampak cantik dan natural" Cris menyela membela lea yang diam terpojok.

"Kamu gak usah ikutan " teriak sandra ke arah cris yang nampak sinis.

"Lea..bisa gak kamu kerja serius, kamu tau gak berapa kerugian kita kalau sampai sandra berhenti jadi model kita" teriak fio, semua crew tampak diam dan kasihan ke arah lea yang menunduk kesal.

"Pecat aja dia..dasar anak manja nanti juga papa mama nya bakalan datang dan membeli gedung ini"sandra tertawa mengejek lea.

"Hahaha...benar jangan kan gedung ini..harga tubuh mu juga bisa ku beli dan ku cabik-cabik di sini" lea melangkah mendorong sandra yang hampir terjungkal.

"Apa-apaan kamu??" sandra hendak membalas lea

"Kamu yang apa-apaan" lea kembali mendorong sandra hingga terjatuh di lantai sebelum sandra menyentuh lea.

"Leaaa..." fio marah membentak lea yang masih berdiri melihat ke arah sandra yang berusaha bangun.

"Kenapa?? kamu marah karna model sombong ini bakalan mencabut kerja sama nya dengan kita?" lea sinis memandang fio.

"Kamu..anak baru gak usah sok tau soal kerjaan, yang perlu kamu lakuin make up semua model dengan baik tampa ada salah paham seperti ini,tapi kamu malah buat masalah...dasar gak berguna" fio memaki lea yang masih memandang fio sinis.

"Heii boss sombong..perhatikan wajah model mu itu,apakah ada cacat karana pekerjaan ku...semua terlihat baik-baik saja,dia hanya ingin membuat ku malu, dan pekerjaan ku tidak seburuk itu" lea berteriak ke arah fio yang masih berusaha membersihkan pakaian sandra yang terkena debu di lantai.

"Apa kata mu??"

"Lihat..pakai mata mu..jangan jadi pengemis dan hanya menyalahkan anggota mu" lea memandang fio sinis sambil menunjuk ke arah nya.

"Sudah lea...sudah" Cris menengahi coba memenangkan lea.

"Tidak cris..perempuan ini sudah keterlaluan" lea menjelaskan sambil menepis tangan cris.

"Heii...minta maaf " fio berteriak.

"Apa??"

"Minta maaf atau kamu bisa pulang dan tidak perlu kerja lagi besok"

"Aku merasa tidak perlu meminta maaf"

"Minta maaf" fio mendekat dan menarik tangan lea dengan kasar.

"Keterlaluan..." brukkk fio terjatuh dengan tinju lea yang melayang di pipi kiri nya membuat nya sedikit hilang ke sadaran dan terjatuh di lantai.

"Aduhhhh" cris segera berlari ke arah fio yang masih memegangi pipi nya yang sakit sambil berusaha bangun.

"Pelajaran buat kamu yang ga tau apa-apa tapi suka menyalahkan" lea menujuk ke arah fio yang masih meringis ke sakitan.

"Sudah sudah" tejo datang menarik lea agar menjauh dari kerumunan itu

"Gak apa-apa mas tejo, saya bisa jalan sendiri" ucap lea ke arah tejo yang kasihan pada nya

"Kamu pulang aja lea, masalah ini biar di selesaikan besok"

"Tidak...masalah ini selesai hari ini..saya tidak suka dengan bos yang hanya perduli ocehan para model tampa berpikir perasaan para anggota nya"

"Udah lea..jangan teruskan lagi" tejo berusaha melarang lea melangkah ke arah fio dan sandra.

"Saya keluar dari kerjaan ini.."

"Bagus...saya gak butuh kariwan seperti kamu" jawab fio singkat.

"Bukan kamu yang tidak membutuhkan saya..tapi saya yang tidak butuh kamu..dan kamu siap-siaplah untuk kembali berlutut dan minta maaf" lea menunjuk dua orang yang membuat nya marah dan malu.

"Lea jangan gini, kita bicara baik-baik" pinta cris pada lea yang masih tampak marah.

"Udah..dia di pecat" teriak fio.

"Baguss...jadi saya gak perlu lihat muka preman ini"sandra ikut memanaskan suasana.

"Tunggu saja karma mu" lea mengambil ransel nya dan melangkah dari ruangan itu.

"Leaa lea...tunggu..." cris berlari ke arah lea.

"Gak apa-apa cris..tunggu aku di sini, aku gak lama kok, aku cuma sedikit lelah"jelas lea.

"Ok...ok..aku tunggu" cris memeluk gadis itu.

"Makasih cris" lea berkata lirih lalu melangkah dari gedung itu menuju parkiran motor nya.

      Sesaat kemudian melaju di jalanan yang ramai pengemudi, tampa perduli meliuk-liuk dengan kecepatan tinggi. wajah fio dan sandra masih sangat jelas di pikiran nya membuat nya sesekali mempercepat laju motor nya.

Pukul empat sore lea sudah di halaman rumah mewah milik keluarga nya.

"Mang saya mau istirahat" lea berkata sambil melemparkan kunci motornya.

"Baik non" lelaki tua itu memandang lekat wajah gadis itu sambil berpikir keras.

    Di naiki nya beberapa anak tangga,kemudia masuk le kamar nya lalu terjatuh di tempat tidur nya yang empuk.

Rasa kesal dan marah lea seketika hilang saat mata nya terpejam dan mulai hanyut dalam mimpi.

Biitssss biitsssss bitssss

Lea berusaha menjangkau handphone nya yang jauh di meja.

"Hallo"

"Leaa...kamu gimana sihbkenapa baru angkat, aku udah nelepon dua puluh kali"

"Emang kenapa?"

"Astagaa..hari ini ada party geng motor"

"Jam jam jam..ini jam berapa?" lea sontak terbangun dari tidur dan coba melihat jam di dinging kamar nya.

"Ini udah hampir jam delapan lea dan party nya mulai jam delapan.

"Wahhh..telatt" lea berteriak.

"Baju udah aku kasih ke bibi, aku ke situ sekarang,buruan siap-siap" bii terdengar kesal.

"Sorry bii..aku mandi sekarang" lea melompat dari tempat tidur menuju lantai bawah lalu berteriak.

"Bii bii....tadi ada titipan dari Bi gak??"

"Ada non di meja" teriak bibi dari dapur.

"Makasih bik" teriak lea lalu berlari dan bersiap mengingat teman kecil nya sudah akan datang.

     Lima belas menit berlalu, lea sudah siap dengan dress merah maroon nya tampak sangat mempesona, dengan make up tipis dan sepatu hills yang tidak terlalu tinggi membuat penampilan lea bak putri raja.vlea buru-bur menuruni tangga sambil sesekali menarik dress yang di anggap nya sangat pas membetuk tubuh ramping nya.

"Lama bangett" Bi berteriak sambil melihat ke arah lea.

"Aduhh...entah kapan terakhir pake baju begini" lea tampak tak nyaman.

"Udah..cantik kok" bii berkata sambil tersenyum manis melihat teman kecil nya tumbuh jadi gadis yang mempesona.

"Buruann..." lea berjalan sambil memegang tas berwarna hitam di tangan nya,nampak indah.

     Lea dan bii larut dalam lamunan masing-masing, terkadang bii melirik sekilas, seperti tersihir gadis itu bii tersenyum tipis tak percaya gadis yang selalu memakai jeans dan kaos longgar itu, sekarang duduk di sebelah nya dengan gaun yang mempesona.

"Kenapa  senyum2..." lea bertanya singkat.

"A a a..a apaanbaku gak senyum"

"Kamu kenapa biasa galak kasar tiba-tiba kikuk gak jelas" lea seolah tauu perasaan bii yang ketahuan senyum.

"Aku gak senyum..apaan sihh" bii menyangkal lea.

"Aku kenal kamu bukan kemarin bi, udah kenal sejak kamu pake kolor lari-larian di halaman rumah gue" lea tertawa melihat bi malu.

"Ahh...perasaan kamu aja kali, aku biasa aja"bii menjelaskan dan menambah kecepatan mobil mewah itu jalanan yang tidak terlalu ramai.kembali sibuk dengan pikiran masing-masing hingga sampai di gedung tempat party itu di selenggarakan.

"ayokkk..." bi mengajak lea turun walaupun nampak malas.

"Bisa gak pulang  aja??" lea bertanya tapi seperti tau jawaban bii dia tetap melangkah menuruni mobil itu.

"Buruan..lelet baget kayak keong" bii menarik tangan lea agak berjalan sedikit lebih cepat.

"Aduhh sabaran dong.." lea hampir terjatuh tapi masih bisa menahan nya.

"Kamu gak apa-apa?" bii bertanya sambil melihat gadis manis itu,tampa sadar dia melihat dengan penuh perasaan dan tidak sadar lea sudah melambai ke arah wajah nya.

"Heii..apa aku cantik banget malam ini??" Lea memuji diri sambil mengejek bii yang nampak salah tingakah.

"Biasa aja" Lalu bii melangkah dengan cepat meninggalkan lea yang bigung dengan teman kecil nya itu.

    Party malam itu berjalan dengan meriah

Semua menari dan nampak bahagia.

Menu makanan yang di sediakan juga nampak mewah dan lezat.

"mau makan apa?" bii bertanya pada lea yang hanya duduk sambil merenung.

"Aa..apa aja" lea menjawab singkat

Tak berapa lama bii datang dengan dua piring penuh makanan di dalam nya.

"Nihh..abisin"

"Wahh..kayak nya enak nih"

"Pasti enak..ini menu khusus dari Hotel"

"Mmm..makasih"

"Sama-sama...kamu kayak nya ada masalah??"

Bi bertanya ke lea yang nampak hanya diam dan merenung.

"Haa..ia hari ini aku di pecat" jelas nya sambil memasukkan makanan ke mulut mungil nya.

"Apaa...kamu buat masalah apa le??"

"Mereka keterlaluan, aku berlulutt minta maaf tapi masih di salahkan"

"Siapa...siapa??" tanya bii penasaran.

"Masih ingat gadis yang muka nya tidak sengaja akubrobek pake pisau?" lea bertanya

"Aaaa..tary?" bii segera tau nama gadis itu.

"Yah..dia model yang kerja sama dengan perusahaan foto itu, awal nya aku gak kenal tapi dia bisa kenal sama aku awal nya aku nurutin mau nya dia,sampe akhir nya kerjaan ku di kata-katain dan terus ngerendahin " cerita lea ke bii yang nampak menahan tangis.

"Keterlaluan banget..gara gara dia kamu sampe.." bii menahan ucapan nya tidak mau membuat lea mengingat masa sulit nya dulu.

"Ia..mereka keterlaluan..boss itu juga terlalu merendahkan anggota nya, jadi aku kasih pelajaran berharga" sambil sedikit tersenyum mengingat pukulan nya di pipi fio.

"Apa??" bii terkejut sekaligus bahagia.

"Hahha...aku tonjok bi" lea tertawa sedikit bangga.

"Wahh wahh..spikopat bangga sama kamu" bii mendekat lalu memukul mukul punggung gadis itu.

"Makasih..bisa gak ambilin minum aku haus"

"Siap boss..dari pada di tonjok" bii meledek lea.

***