Pagi yang cerah, Lea buru-buru bersiap untuk kerja, keruang makan mencomot beberapa roti dan menghabiskan susu coklat hangat buatan bu Rena,
"Mi...aku berangkat ya, soal nya hari ini bakalan sibuk parah" ucap Lea sambil mengambil ransel nya.
"Ia hati-hati ya...nanti mau makan malam apa?"
"Mm..apa aja deh,l agi ga bisa mikir mi" Lea berlari ke arah pintu utama menuju motor kesayanagn nya yang sudah siap melaju.
"Pagi non"
"Pagi mang..aku jalan dulu mang makasih ya"
"Sama-sama non" seraya senyum ke arah Lea yang sibuk dengan helem merah maroon nya.
Tidak berapa lama Lea sudah di jalanan yang ramai, meliuk-liuk dan sesekali berhenti untuk memberi jalan pada pengemudi di seberang jalan melaju bergantian.
Tidak perlu waktu lama Lea sudah di parkiran, membuka helem merah maroon nya dan sesekali merapikan kaos putih yang di balut dengan kemeja kotak hitam yang sedikit berantakan, sedangkan jeans hitam yang sedikit robek di depan menambah modis gaya gadis manis itu.
Sambil berjalan menaiki tangga Lea melamun sambil sesekali tersenyum kepada orang yang di jumpai di gedung itu.
"Gimana udah siap bertempur hari ini?" tanya Dea yang muncul entah dari sudut mana.
"Ehh...emang kita bisa bilang kalau kita gak siap??" Lea bertanya tapi tangan nya tetap sibuk mempersiapkan make up yang akan di gunakan nya.
"Mm..gak bisa sih, kita harus siap, ibarat medan perang harus siap mati" tawa Dea membuyarkan suasana yang sedikit kikuk.
"Emm em..."
"Ehh..Criss udah datang" sahut Dea sedikit tersenyum manis ke arah Criss yang berdiri di belakang mereka.
"Heii Criss" sapa Lea melihat ke arah belakang sambil melihat wajah Criss dan Dea bergantian.
"Kamu udah sarapan Criss" Tanya Deea sambil tersenyum manja.
"Udah de" jawab nya singkat sambil beranjak ke arah Lea yang masih sibuk.
"Perhatian banget de, emang kalau belum sarapan kamu bawa sarapan buat Criss??" tanya Lea masih fokus dengan kuas make up nya.
"Hehe..kalau belum aku bisa cari di cafetaria" jawab Dea sedikit kikuk.
"Udah udah..gak usah aku udah sarapan, lagian ngapain repot-repot" jawab Criss ketus seolah tak mau merepotkan Dea.
"Ia deh...aku ke sana dulu" Dea melangkah menjauh dari dua orang yang terlihat sedikit sibuk itu.
"Kamu harus nya bilang makasih dong"
"Untuk apa?" Criss bertanya sambil memandang Lea.
"Untuk perhatian adeea ke kamu"
"Hallahh..dia memang perhatian ke semua orang"
"Aku rasa berbeda dengan mu" jawab Lea seraya terseyum ke arah Criss yang sedikit cemberut tidak terima.
"Sudahlah..aku kurang tertarik dengan nya"
Bisik Criss ke telinga Lea untuk menghindari orang lain mendengar pembicaraan mereka.
Lea masih sibuk sambil tersenyum ke arah Criss yang mulai melangkah, sedangkan Dea memandang sinis dari kejauhan sambil memegang costum yang sudah di gantung rapi.
"Criss, semua sudah siap?" Fio datang sambil melirik kiri dan kanan costum yang di gantung rapi.
"Siap Fio..semua udah saya atur"
"Ok sip" Fio melangkah menuju ke arah Tejo pria hitam manis yang sedari tadi sibuk dangan camera.
"Gimana jo?"
"Ehh boss..aman sudah saya persiapkan" sambil sesekali mengelap peralatan memotret agar terhindar dari debu.
"Ok sip.." Fio melangkah kembali.
"Gimana..kamu sudah siap" tanya Fio.
"Ehh..ia ia" Lea melirik ke arah suara lalu buru membuang muka karna takut mood nya akan rusak karna lelaki tampan itu sangat suka mencari masalah dengan nya.
"Kamu.."
"Saya kenapa?" tanya Lea yang masih sibuk bertanya tampa memandang Fio di sebelah nya.
"Kenapa memilih make up, sedangkan kamu tidak pernah terlihat menggunakan make up" tanya Fio sedikit penasaran.
"Saya suka membuat orang terlihat cantik" jawab nya singkat.
"Apa kamu tidak mau terlihat cantik?"
"Jika perlu, saya mau make up, hanya saja untuk bekerja itu tidak terlalu penting"
"Siapa bilang itu tidak penting?"
"Saya..." jawab Lea singkat
"Bagaimana kamu mempercantik orang lain sedangkan gaya kamu..sangat jauh dari kata cantik" Fio sedikit mencibir Lea yang tidak memperhatikan nya sejak tadi.
"Cantik tidak selalu tentang make up yang tebal..jadi kamu jangan sok tau" tutur Lea sambil membalikkan badan menunjuk ke arah Fio yang sedikit mundur karna jari Lea hampir mengenai wajah tampan nya.
"Eittttsss...saya sudah banyak bertemu gadis cantik, dan yang seperti kamu ini tidak pernah di masukkan kategori cantik" sahut nya sinis ke arah Lea yang masih terlihat agak marah.
"Saya tidak pernah minta untuk di masukkan ke kategori mana, inilah saya apa adanya tidak perlu make up untuk cantik di depan cowok sokk kayak kamu" sahut Lea seraya melangkah meninggalkan Fio yang terlihat kesal.
Semua crew sibuk dengan pekerjaan masing-masing persiapan hari itu harus maximal, agar hasil yang di dapat juga maximal.
"Model kita datang" sahut seorang crew.
"Semua siap-siap" teriak Fio memberi arahan.
"Siapp boss" jawab beberapa crew dengan semangat.
Gadis cantik dengan tinggi semampai itu memasuki ruangan foto, terlihat rambut indah nya yang panjang dan kulit mulus putih tampa cacat, di balut dress berwarna coklat menambah kesan sexi didiri nya.
Ruangan yang di penuhi sesesak tersihir dengan kecantikan Sandra model cantik yang selalu jadi pujaan banyak orang.
"Heii..saya Fio saya fotografer yang akan memotret kamu" Fio mengulurkan tangan ke arah Sandra yang memandang lekat ke arah laki-laki tampan itu.
"Sandra..senang bisa kenal sama kamu" sapa nya dengan senyum manis sambil membalas uluran tangan Fio.
"Sebelah sini, kamu bisa pilih costum dulu" Fio menuntun ke arah Criss dan anggotanya.
"Makasih Fio" jawab nya dengan senyum.
"Criss tolong bantu ya"
"Siap boss"jawab Criss spontan
Anggota Criss bekerja maximal untuk membantu wanita cantik itu, dengan ramah dan penuh semangat.
Lea yang sedari tadi sibuk tiba-tiba di kagetkan suara Criss yang membawa gadis bernama Sandra itu.
"Pistt...Lea giliran kamu" Criss memberi arahan.
"Haii..saya Lea mohon kerja sama nya" senyum Lea pada gadis cantik itu.
"Ok" Sandra kemudian duduk mengarah kan wajah cantik nya ke arah kaca
Lea masih sibuk dengan pekerjaan nya sampai saat sandra mengejutkan nya.
"LEA NAYA SUJIPTO" kata-kata itu keluar dari mulut Sandra.
"Ia saya sendiri.." jawab Lea singkat.
"Apa kamu lupa dengan ku?" perkataan Sandra mengejutkan Lea yang kemudian berhenti dan menatap wajah sandra.
"Apa sebelum nya kita pernah bertemu?"
"Tentu..aku mengenal baik keluarga kaya mu, dengan harta berlimpah tapi tidak punya hati nurani" sandra senyum sinis ke arah Lea.
"Aku kurang mengerti maksud mu"
"Kamu lupa dengan orang yang wajah nya pernah kamu lukai dengan pisau waktu Di sekolah menegah pertaman ??" jelas sandra seraya menyeringai pada Lea yang tampak terkejut.
"Tary monica" Lea tampak terkejut dan sedikit bergetar.
"Yahh...aku adalah anak yang pernah kamu lukai dan dengan enteng nya orang tua mu hanya memberi uang untuk operasi, agar masalah selesai"
"Waktu itu aku masih anak yang nakal tampa berpikir itu jadi masalah, dengan uang kamu bisa menjadi lebih cantik bukan" Lea menjelaskan menahan getaran di tangan nya.
"Iaa...uang keluarga mu membuat ku menjadi lebih cantik, tapi kamu tau aku kehilangan masa-masa kecil ku yang indah dan hanya menyendiri di rumah, dan akhir nya mengubah nama menjadi sandra,semua karna perbuatan mu dan kawan nakal mu" teriak sandra ke arah Lea yang masih sedikit terkejut.
"Itu sudah menjadi masa lalu dan aku rasa itu sudah selesai " Lea membela diri.
"Apaaa?? Anak orang kaya yang sombong, pernah kah kamu minta maaf untuk kesalahan mu itu?" teriak sandra membuat beberapa kariawan datang ke arah mereka.
"Ada apa?? kenapa ribut2 ?" Fio menengahi gadis-gadis itu.
"Bukan apa-apa" jawab Lea singkat.
"Hahaaha...kamu masih saja sombong dan tak mau minta maaf" tawa sandra membuat Fio heran.
"Ada masalah apa?" Fio bertanya lagi.
"Ini masalah pribadi kami dan sudah berlalu lama. " sahut Lea membela diri lagi
"Aku tidak akan melanjutkan pekerjaan ini kalau gadis tukang make up ini tidak mau meminta maaf pada ku" sahut sandra ketus dengan senyum sinis.
"Apaa?? " Lea memandang ke arah orang-orang yang mulai berkerumun memandang mereka.
"Kamu minta maaf!! kalau kerjaan ini gagal bukan cuma kamu yang gak dapat apa-apa semua crew bakalan rugi udah kerja mati-matian demi projek ini" teriak Fio ke arah Lea yang mulai muak dengan ocehan mereka.
Berpikir dalam, Lea menundukkan kepala menahan amarah nya, Kemudian mengingat janji nya kepada ayah dan ibunya untuk tidak berulah lagi dan mau berubah.
"Saya minta maaf" ujar lea sambil berlutut di lantai menundukkan kepala nya, tanda menyesal untuk kesalahan di masa lalu yang sudah di bayar nya.
"Hahaha...anak orang kaya yang arogan akhir nya minta maaf, kemana ayah mu yang kaya raya itu, apa dia sudah tidak bisa membeli harga diri orang lain lagi.?"
Lea tetap berlutut menahan marah, tapi tetap di tahan mengingat orangtua yang di cintai nya.
"Sudah lea, jangan berlutut lagi sini aku bantu" Criss memapah Lea yang nampak menahan amarah.
"Huh...andai seperti ini sejak dulu, aku tidak perlu membeci mu sedalam ini" Sandra menjelaskan sinis memandang Lea yang menunduk.
"Maaf kan kariawan saya, saya akan mengajarinya lagi bisa kita lanjut lagi??" Fio memotong perkelahian itu.
"Tentu..." Sandra duduk sekan menunggu Lea melanjutkan pekerjaan nya.
Lea masih diam merasa malu dan marah, rasa bersalah yang di simpan bertahun-tahun seakan sirna. Lama dia mengorban kan cita-cita nya hanya untuk membalas perbuatan nya di masa lalu.Tapi perlakuan sandra hari ini membuat nya muak.
"Lea..jam makan siang nih" sapa Criss sambil menunjuk jam tangan hitamnya yang nampak mahal.
"Ahh...kamu duluan aja, aku masih harus beresin ini" jawab Lea tampa melihat ke arah Criss.
"Aaaa sudah lah...kalau waktu istirahat ya istirahat ayokk" ucap Criss sambil menarik bahu gadis itu dan memapah nya.
"Haduhh...kenapa hari ini orang-orang cuma memaksa kemauannya" Lea menghela nafas panjang tapi tidak berontak dan berjalan dengan Criss.
"Mau makan apa hari ini" Criss bertanya sambil mendekatkan wajah tampan nya ke arah Lea.
"Hari ini aku butuh gula yang tinggi, bagaimana kalau kita makan di luar?" ajak Lea sambil tersenyum.
"Boleh...kamu tau tempat nya?" Criss bertanya.
"Tau..kita naik motor ku biar waktu di jalan lebih sedikit"
"Setuju.." Criss tampak girang dan memepercepat langkah.
Parkiran tampak sepi, karna kebanyakan para penghuni gedung makan di cafetaria, hanya tampak Criss dan Lea tersenyum satu sama lain.
"Helem cuma ada satu, kita bisa mencoba jadi warga negara yang melanggar hukum hari ini" sahut Lea sambil senyum kecut.
"Hahaa...tidak masalah, kamu bisa jadikan aku jaminan di kantor polisi" ucap Criss manis.
"Untuk jadi pajangan di sana?" Lea mengejek.
"Bisa jadi, karna cowok ganteng seperti ku akan menambah citra baik para polisi" sambil menyombongkan diri.
"Hallah...ganteng apa nya, muka biasa tapi sombong selangit" cibir Lea sambil menyalakan mesin motor nya.
"Hahaha" Criss menaiki motor besar itu sambil memeluk Lea dari belakang.
"Pegang yang kuat, safety first" Lea mengingatkan.
"Siap boss"