Wajah bu septi yang biasa nya ramah kini mulai berubah, Lea yang melihat itu sedikit merasa bersalah.
Di satu sisi Lea ingin yang terbaik untuk Bi dan akhirnya dia melukai hati mama Bi karna seolah tak peduli dengan kesembuhan Bi.
"Sayang ayok jalan jalan ke kebun dekat rumah" Bi mengajak Lea.
"Tapi kamu kan butuh istirahat sayang"
"Aku bosan di tempat tidur terus"
"Baik lah sebentar ya" Lea tersenyum.
Saat keluar kamar wajah Bu septi tampak memerah, melihat Bi dan Lea keluar.
"Kamu mau bawa Bi kemana lagi?"
"Ma Bi mau jalan jalan di luar, Bi bosan di kamar"
"Bi kamu harusnya istirahat bukan keluar" Bu Septi tampak marah.
"Bi tau ma, nanti bi istirahat lagi sekarang Bi mau jalan jalan dulu"
Wajah Bu seprti seakan tak suka melihat Lea di rumah itu, entah apa yang membuatnya marah dan memasang wajah benci sepeti itu.
Jalan jalan itu membuat Bi tampak bahagia, Bi banyak cerita di sana. Tentang masa kecil mereka kenakalan mereka dan hal hal lucu lain nya.
**
" Criss bagaimana keadaan Lea??" Fio bertanya pada Criss yang tampak sibuk.
"Sepertinya baik baik saja, sekarang mereka di desa "
"Baguslah mungkin Bi bosan dengan suasana kota yang pengap"
"Begitulah, semoga mereka baik baik saja"
"Ia aku harap juga begitu"
"Bagaimana perasaan mu pada Lea? Apa sudah hilang?" Criss bertaya pelan.
"Haaa..entah lah masih ada rasa nyeri di sini saat melihat mereka" Fio mengusap dadanya.
'Kau masih cinta ya"
"Aku pun bigung Criss..harusnya aku sudah berdamai dengan hati ku"
"Tidak apa apa ..kalau kau betul-betul mencintai seseorang maka kau butuh waktu yang lama untuk lupa" Criss tersenyum ke arah Fio yang tampak sedih.
Fio yang sibuk dengan kerjaan nya di datangi Dea, dan mereka bercerita sedikit tentang model yang akan di foto untuk esok hari.
Suasana rumah studio itu tampak sedikit sepi karna para anggota sedang sibuk dengan model lain di lantai yang berbeda.
"Kayak nya si Mira ke sem sem tu sama kamu" dia tertawa.
"Apaan sih"
"Seriusan Fio, dia nanya kamu terus loh, dia udah punya pacar?? dia dekat sama siapa??, dia tinggal daerah mana?? eeee" Dea bercerita panjang lebar sambil meledek Fio yang tampak datar.
"Dia cuma pengen tau aja kamu tinggal kasih tau aja kan"
"Bosan dong..besok aku suruh dia tanya langsung"
"Boleh silahkan pasti aku jawab" Fio melebarkan matanya ke arah Dea.
"Ok aku suruh dia datang ke kamu..dahhh" Dea beranjak meninggalkan Fio yang kembali sibuk dengan foto di sana.
Fio mengingat kembali kejadian di rumah sakit, saat Bi memanggil ya.
Meminta tolong untuk memindahkan Bea ke tempat tidur. Kemudian Bi memohon jika hal buruk terjadi padanya tolong jaga Lea.
"Karna aku tau bagaimana kamu mencitai dia, aku harap saat aku tak ada lagi kamu bisa membantu dia untuk berdiri lagi dan lupa akan sakit yang di rasa nya saat ini" pesan Bi pada Fio.
"Aku gak akan bisa menghapus rasa sakit itu Bi, aku tau bagaimana dia mencintai mu"
"Aku tau kamu bisa, aku harap kamu mau membantunya saat aku sudah tak ada lagi"
"Tapi Bi..kami harus sembuh untuk dia"
"Aku ingin hidup 100 tahun lagi, tapi sakit ini tak bisa ku tahan lagi"
"Bi aku gak bisa janji untuk hal itu"
" kamu gak usah janji, tapi ingat saja hal ini saat aku tak ada lagi"
Kata kata Bimo itu membuat Fko sedikit sedih, harusnya dia bahagia karna bisa bersama Lea. Namun hati kecil nya tidak bisa di bohongi bahwa dia juga menyayangi Lea dan Bi sebagai teman.
Banyak macam rasa hari itu, Lea yang gusar akan hal buruk yang dapat terjadi, Bi dengan rasa kawatirnya meninggalkan Lea yang akan sangat hancur, Fio dengan rasa takut akan melihat Lea sedih dan dia tidak akan sanggup akan hal itu.
Begitulah cinta selalu takut kehilangan dan selalu egois untuk tetap bersama.