"Ahh Zio, faster ...."
"What the fuck."
Mereka berdua mulai meracau, kerinduan keduanya seolah tercurah sudah.
Gadis itu yang tadinya alim dan sangat pemalu. Kini berubah jalang di hadapan Zio.
Mungkin itu dia lakukan karena saking merindu.
Pengalaman di tinggalkan adalah sebuah pelajaran terpahit dalam hidupnya.
"Zio please, aku tidak tahan," desah Alea sambil memejamkan matanya.
Gerakan Zio semakin aktif dan sangat kencang, membuat Alea merasakan sebuah gelora kenikmatan yang tak bisa dia tahan lagi.
"Ini kan yang kamu mau, gadis nakal," desah Zio sambil terus konsentrasi menikmati setiap gerakan yang dia buat.
Keringat sudah bercampur dengan air di dalam bak mandi.
Cipratan air dari bak mandi pun terdengar keras. Dan itu menambah harmoni keindahan romansa.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者