"Wah, bukankah kamu itu adalah perempuan yang beruntung, Mbak Lova?" Suara seorang gadis menyela lamunannya yang terus fokus menatap kepergian Karan.
Pria itu benar-benar tidak memberikan celah dirinya untuk berbicara dan menjawab pengakuan cinta yang dia lakukan secara tiba-tiba itu. Mungkin saja dia merasa aneh dan canggung setelah menyatakannya tanpa dia sadari dengan suasana yang sama sekali tidak mendukung hal itu.
"Mayya?" Lova menatap ke arahnya. Tiba-tiba saja gadis itu muncul entah dari mana, mungkin juga dia mendengar semua pembicaraan mereka berdua.
"Kamu datang dari mana?" tanyanya. Gadis itu menoleh ke kanan dan ke kiri mencoba untuk meneliti suasana yang ada di sekitar mereka. Nyatanya memang tidak ada siapa-siapa hanya ada mereka berdua saja.
"Dari atas sana," ucap Mayya sembari menunjuk lantai 3 bangunan rusunawa yang kalau dilihat dari luar terlihat begitu tinggi dan jauh dari dasar.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者