webnovel

Marriage in lost Memories

Hidup ku seperti potongan puzzle Banyak nama yang aku hapus dalam memori ku, otak ku menolak mereka yang pernah menyakiti ku dan sekarang mereka muncul satu persatu. Salah satunya adalah Devan-suami ku! Suami dalam pernikahan berlatar bisnis ini. Dan dia-J juga kembali dari koma mencoba membawa ku kembali dalam kehidupan nya! Saat kenangan itu kembali bisakah aku menerima mereka kembali.

Daoist253276 · 历史言情
分數不夠
74 Chs

Tiga Puluh Sembilan

" Kamu bisa kan retas komputer dia" Aku menyodorkan foto Aldo dan juga No Hp nya dibelakang.

Randy mengamati ku sejenak. setelah kami makan bakso di depan kampus.

" Ini permintaan atau pekerjaan?" Tanya nya sambil mengambil botol air mineral.

" Pekerjaan! " Sahut ku," Dia sodara ku! Tapi aku curiga ia ada melakukan sesuatu di perusahaan Papa!

Randy menyandarkan punggung nya lalu menegak air mineral itu sampai nyaris habis.

" Apa yang akan aku dapat kalau bantu kamu?"

Aku mengedipkan mata beberapa kali, pertanyaan nya seperti bukan mengarah pada uang. Tenggorokan ku terasa kering. Aku ikut meminum air minuman ku dan melihat nya dingin.

" Aku bercanda! Baiklah. Untuk teman lama aku kan kerjakan" Kata nya kemudian membuat ku lebih lega. Tentu aku akan memberinya uang lebih kalau hasil nya memuaskan.

" Sudah bertenaga? Mau lanjut?" Tanya nya mengajak ku main climbing lagi.

" Tentu..

*

*

*

Perlakukan ku pada Jeremy tentu adalah kesalahan terbesar ku, aku memanfaatkan nya untuk mendapatkan bukti untuk persidangan, aku menyesal dan itu jadi rasa bersalah ku yang terdalam.

Dan aku juga sudah berjanji akan memperlakukan Jeremy dengan baik, ini tidak ada hubungan nya dengan aku dengan Devan. Ini murni aku dan Jeremy.

Aku dapat bocoran kalau sekolah Jeremy hari ini dapat praktek lapangan. Sekolah nya mengadakan jalan jalan keluar / praktek lapangan diberbagai tempat. Dan kunjungan keberapa mereka tiba di pembuatan kue tar untuk anak anak.

Aku sudah ada disana beberapa menit yang lalu.

Kulihat beberapa orangtua mendampingi anak nya, walau juga ada yang tidak. Sementara Jeremy yang mendampingi Dave! Aku berharap bukan Dave! Dan ini menjadi sulit untuk menemui Jeremy! Mengingat bagaimana Dave memaki dan pasti nya ia membenci ku, mudahan kali ini ia tidak memergoki ku.

Kutarik nafas! Aku sudah sampi sini! Tidak mungkin aku kembali. Tujuan ku bukan untuk cari muka atau mendapat simpati Jeremy. Ini kulakukan murni karena untuk menebus rasa salah ku.

Aku mengenai apron ala pelayan toko disana.

Perlahan aku masuk dan mendekati Jeremy yang sibuk memperhatikan pengarahan dari pemilik toko kue, wajah nya lucu sekali dengan dua pipi gembul dan merah. Matanya tampak berbinar melihat Cici Anna mempraktekan bagaimana menghias kue.

Dave rupanya tidak melihat kehadiran ku, ia berada di ujung sana duduk sambil menekuri ponsel nya.

" Hey.. Jagoan kecil..." Bisik ku ke telinga nya. Membuat anak itu kaget dengan sangat menggemaskan. Mulut nya menganga dan mata melebar.

" Tante Alena...?? Pekik nya dan langsung ku beri sinyal untuk diam.

" Bagaimana keadaan mu? " Tanya ku pelan.

" Baik tante..., tante ngapain disini? Tante kerja disini?" Tanya anak itu sangat antusias. Aku mengangguk  lalu menggeleng, " Aku ingin melihat kamu mehias kue..

"Benarkah, apa tante datang sama Papa?" Ia lebih berseru lagi.

" Tidak! Kamu perhatikan Kaka disana dulu ya.. Tante di pojok sana" Kata ku segera ia angguki.

Aku menjauh dari kerumunan anak anak kecil itu.

Kulihat Jeremy kembali antusias melihat Cici Anna menjelaskan perlahan lahan dengan gaya manis. Setiap gerakan Jeremy aku awasi. Bahkan aku meringis saat ia nyaris jatuh ketika ada anak didepan nya mengahalau penglihatan nya, rasanya ingin kutarik anak gemuk didepan Jeremy! Seenak nya ngambil tempat orang. Main geser aja.

15 menit cici Anna menjelaskan lalu anak anak itu diberikan kue kue kecil dan menirukan bagaimana cara menghias. Aku kembali mendekat.

" Kamu mau buat kue untuk siapa?" Tanya ku membuat anak ini berpikir.

" Untuk Jeremy" Jawab nya dengan senyum lebar.

" Benarkah kalau begitu cepat hias..."

Jeremy segera mengambil cream dalam corong plastik. Ia mengikuti contoh atau gerakan teman teman sebaya nya, sangat pelan tapi cukup detail. Bahkan aku kagum dengan cara nya menghias, beda dengan anak anak lain yang cenderung berantakan dan tak terkontrol.

Cara nya menghias sangat mirip dengan Devan yang lagi intens menatap layar laptop. Mereka bak kembar versi junior dan senior.

Aku mengendik mengabaikan kemiripan Bapak-anak itu.

Disini.. Belum..

Aku ikut memberi arahan,

" Sip  keren Jeremy! Sudah ada alas cream nya. Sekarang gambar ya..

Dengan cermat meski tidak lurus. Anak ini mulai menghias kue nya dengan cream cream disana.

Tidak jelas memang tapi aku bisa lihat ia menggambarkan sosok pria, wanita dan anak kecil ditengah.

Aku tersenyum miris melihat nya. Cukup prihatin dengan anak kecil sekecil dia yang punya imajinasi seperti itu. Ia ingin sebuah keluarga.

Rasanya ada urat air mata ku yang mengedut.

" Ini siapa saja?" Tanya ku penasaran dengan  apa yang dipikirkan anak ini

" Ini Papa..

Ini Jeremy..

Ini..

Ia nampak berpikir keras. Ia menatap ku sebentar.

" Jeremy ga tau.. 

Jawab nya lalu menunduk, ia lalu mengubah yang pakai rok dengan celana. " Ini Om Dave" Katanya lalu nyengir.

Aku speech, meski ada cubitan di hati ini. Aku tau dia sebenarnya ingin sebuah keluarga lengkap. Mungkin ia ingin itu Mama kandung nya.

Kalau aku seperti dia. Jelas aku ingin Mama-Papa kandung ku.

" Bagus! Keren sekali.. Tinggal kasih hiasan ya...

Aku memberikan beberapa toping yang penuh warna warni.

Jeremy kembali melihat aneka topping itu dengan antusias. Ia menaburi dengan cheras warna warni. Dan choco chip. Menjadi  mirip kebun kebunan.

Kulihat di pojok sana Dave celingukan. Aku segera membenamkan diri.

" Jagoan kecil.. Kamu percaya peri?

Ia berpikir sebentar lalu mengangguk.

" Anggap aku peri kamu ya! Jadi jangan bilang siapa siapa kalau peri datang nemuin Jeremy..!

" Kenapa Jeremy ga bisa bilang tante?" Tanya anak ini polos.

" Soal nya di kerajaan peri, peri dilarang ketauan sama manusia lain. Nanti peri di hukum! Gimana dong.. Jadi ini rahasia kita ya...

Ia menangguk lalu membalas kaitan klingking ku.

" Pangeran tampan! Keren! Kalau gitu Peri mau samperin anak hebat lainnya dulu ya... Janji dengan perjanjian kita. Okeey...

Jeremy memgangguk dengan imajinasi dikepala nya. Aku mengusap kepala nya lalu segera menjauh dari sana sebelum Dave memergoki ku.

*

*

*

" Apa-apaan ini"

Tiba tiba banyak dokumen dilempar kewajah ku. Aldo datang tiba tiba dan langsung melempari ku dengan dokumen. Aku tau dia akan datang, tapi sungguh manis sekali perlakukan nya.

Susan yang ada dibelakang ku juga kaget, Susan baru datang kemaren sore dan hari ini kami sama sama menginjakkan kaki perdana ke perusahaan. Dengan bantuan Om Hardi aku melakukan meeting mendadak pagi pagi mengubah formasi dan melakukan keributan sedikit

Dan ini dia Aldo langsung bereaksi!

" Siapa kamu seenaknya mengganti Ranti dengan perempuan ini" Teriak pria ini dengan gahar, dia pikir aku takut apa.

Mata nya berkilat kikat tajam kearahku. Kemungkinan besar Ranti, orang sekutu nya menangis mencari nya. Aku melakukan pemecatan sepihak tadi pagi, dan juga aku tau dia dengan Ranti ada hubungan gelap. Ranti sebenarnya sudah bersuami tapi menjalin hubungan terlarang dengan Aldo.

" Apa yang salah. Karyawan ini terbukti melakukan penyalahgunaan jabatan" Sahut ku tak gentar sekali dengan raut buas dan tatapan mematikan nya.

Aku sudah terbiasa dengan tatapan membunuh seperti itu, Aldo hanya seperempat yang bisa aku lihat bahkan tatapan nya tak membuat ku takut.

" Kalau ada claim, silahkan mencari Om Hardi. Dia kepala HRD! Disana jelas bukti bukti pelanggaran Ranti" Kataku lagi dengan tenang.

" Dan juga. Kantor ini ada image buruk nya. Berzina di kantor membuat pengaruh buruk buat tempat ini!

Telinga Aldo langsung merah, seperti pantat monyet. Ia tidak mengira aku tau perbuatan hina nya.

" Emang kamu siapa! Datang datang memecat orang seenak nya. Disini aku Direktur nya! Tidak ada yang seenak nya"

Wajah songong nya terlihat saat menyombongkan diri. Bahkan ia malu mengungkit persoalan nya dengan Ranti yang aku sebut.

" Oh Pak Direktur, saya lupa anda Direktur disini toh.." Cemooh ku menertawakan nya, Aldo semakin tak terima.

" Jangan kurang ajar ya kamu Mba! Aku akan panggil keamanan. Kalian harus di tendang dari sini" Ancamnya lagi.

" Silahkan saja! " Kata ku kembali menjulurkan lidah, wajah Aldo makin menggelap. Ia lalu teriak teriak disana menyuruh seseorang memanggil keamanan. Sedangkan aku kembali pada Susan melanjutkan pembicaran kami yang terganggu.

" Lokasi nya tidak terlalu jauh! Menurut ku proyek ini akan menguntungkan kalau biaya angkut...

Susan menjabarkan pendapatnya pada 1 proyek yang aku tugaskan padanya, dengan cermat aku mendengarkan. Pemikiran kami sama bahkan Susan sangat gamplang menyelaraskan proyek itu agar mendapat keuntungan efisien dan tetap dengan kualifikasi yang tertinggi.

Di depan sana datang 2 security dengan postur besar.

" Oke Sus. Sebentar.. Iklan sudah datang. Kamu siapakan kontrak kerja nya dulu dan pergi ke Perusahaan Arwidjya" Kata ku dan langsung diangguki Susan.

" Ooh.. Kamu juga cek posisi apa yang pas buat Nita! Aku rasa kita memerlukan nya juga"

"Siap komandan" Sahut Susan menyeringai geli.

" Keluarkan mereka" Teriak Aldo disana mencegat Susan yang mau pergi.

Para security ini tampak bingung dan ragu, keduanya saling berpandangan. Tentu saja pasti berita rapat tadi pagi sudah menyebar.

" Apa yang kalian tunggu, kalian mau dipecat" Teriak Aldo disana mendorong salah satu security disana dengan kesal.

" Maaf Pak! Kami hanya mengikuti perintah atasan tertinggi" Kata bapak itu masih dalam kadar kesopanan mehadapi Aldo yang beringas.

" Apa! Dia disini hanya orang asing! Aku Direktur nya! Keluarkan dia atau aku akan pecat kalian detik ini juga!!!!

Security ini melihat kearah ku.

" Aman kan dia pak, suara nya bikin sakit telinga " Kata ku sambil membaca pengumuman pelelangan di internet, malas melihat tingkah Aldo yang sok Bossy!

Disana kedua security langsung menangkap tangan Aldo. Jelas anak itu semakin menggeliat dan gahar.

" Pelacur... Kau pikir siapa hah... Ini kantor ku! Hanya karena kamu anak Papa jadi seenaknya bertindak!!! Pelacur A*jing...

Bahkan ia meludah.

Mendengar umpatan nya aku jadi tidak fokus, kulirik jam tangan. Ini waktu yang tepat!

" Apa kamu sudah dengar! Saham Papa semua nya diberikan pada ku! 50% gedung ini separonya milik ku! Mengerti!"

Aldo tampak tercengang! Ia jelas terkejut. Bahkan ia tidak punya saham disini. Hanya menempati jabatan sebagai Direktur.

" Itu semua palsu! Papa tidak mungkin memberinya pada wanita seperti mu! Emang kau tau apa tentang bekerja disini hah.. Ijazah apa yang kamu dapatkan! Lulus aja engga... Apa karena pernah di perkosa otak mu sudah mulai ga waras...

Aldo memiringkan senyum nya. Ia sengaja menyampaikan kata perkosaan itu dengan gamplang. Di beri air malah minta susu. Oke ini dia yang minta.

Aku menelepon Om Hardi.

" Om.. Keluarkan surat pemecatan untuk Direktur kita sekarng juga! "

Telepon aku tutup.

Kulihat Aldo dengan tatapan miris.

" Kau dengar itu kamu sudah dipecat! Dan aah Sebentar...

Aku menjentikan tangan.

Bangkit dari sana dan melihat ke bawah gedung. Disana aku lihat ada 2 petugas polisi yang sudah datang.

" Wanita sialan! Jangan main main dengan ku! Aku cincang kamu.. " Teriak Aldo disana, dengan susah payah 2 security itu menjepit tubuh dan tangan nya kebelakang.

" Polisi sudah naik kesini! Kamu harus menjelaskan 12 proyek yang masuk dana ke rekent pribadi mu" Kata ku dengan malas meladeni bocah itu.

" Apa maksud mu! 12 apa! Kamu menuduh ku!

Aku menyipitkan mata, penjelasan ku kurang bisa di tangkap ternyata.

Ku ambil data yang aku dapat kan dari Randy. Bahkan aku tercengang bocah sialan ini melakukan hal ilegal di perusahaan Papa. Banyak Proyek yang masuk kantong pribadi nya. Pantas saja tidak ada kemjuan sama sekali.

" Jelas kan semua rekening dan dana disana! Ini juga salinan bukti kontrak kerja perusahaan dengan anggaran asli berbeda dari copyan di laporan keuangn disini" Kata ku membuat kerutan kemarahan nya berubah kepanikan, ia pasti tidak menyangka aku menemukan semua itu.

" Ini fitnah, aku tidak melakukan semua yang dituduhkan " Elak nya.

" Ya.. Jelaskan saja pada polisi " Kata ku acuh. Dan kemudian 2 petugas polisi muncul.

" Selamat Siang! Kami dari kepolisian! Apakah anda sodara Aldo Arhenjaya putera"

Aldo tampak kecut disana bahkan Susan nyaris tertawa. Ia mengacungkan jempol diam diam kearah ku. Lalu segera keluar dari sana, setelah sempat terhambat.

" Saya tidak melakukannnya pak. Ini fitnah. J*lang ini memfitnah saya... " Jerit Aldo tak Terima saat kedua tangan nya di borgol.

" Jelaskan di kantor polisi Pak, mohon kerja samanya" Kata polisi disana dengan tegas membuat tubuh Aldo mengikutinya.

1 menit kemudian Aldo sudah berhasil dibawa. Ia pasti tidak menyangka dalam sehari ia di keluarkan bahkan digiring ke polisi.

" Permisi Nona, selamat siang" Kata Security ini lalu menarik diri.

Aku kembali duduk, membuang nafas panjang. Akhirnya ini bisa ku selesai kan. Beberapa hari aku sudah menyiapkan hal ini. Setelah mendapat data dari Randy! Tentu saja kartu As ini tidak aku sia-siakan.

Memberikan waktu untuk musuh sama saja mencari peluang untuk nya.

Aku menatap lurus keatas. Membalas apa yang mereka perbuat memang pantas.

1 jam kemudian ada suara teriak teriak diluar. Dan dengan derap langkah menggila menuju ruangan ku. Pintu di dorong kasar. Didepan ku ada Mama Natasya lengkap dengan taring nya. Bahkan ia datang tak sendiri ada Ranti, kekasihnya Aldo, dia yang baru aku pecat tadi pagi. Mata nya bengkak habis menangis.

" Wanita sialan. Apa yang kamu lakukan pada Aldo! Kamu melaporkan nya kepolisi! Dia sodara mu! Dimana otak mu hah"

" Otak ku disini" Aku menunjuk ke kepala ku! " Kalau tidak percaya kita bisa scan di rumah sakit" Jawab ku santai menikmati bagaimana wajah wanita ular ini mau memakan ku.

" Kau-- "

Ia mendekat lalu melayangkan tangan nya. Tapi aku dengan cepat menangkap dan langsung mendorong nya keras. Wanita ini terhuyung sampai menabrak pot bunga. Ranti dengan sigap membantunya berdiri.

Aku mengitari meja dengan angkuh. Dia pikir siapa berani menyakiti ku lagi.

Dari kecil aku kenyang mendapat perlakukan istimewanya. Tubuh ku selalu memar setiap kali ia memukuli ku. Di marahi dan di perlakukan semena mena. Bahkan sering mengurung ku di tempat gelap. Semua itu aku alami hampir 8 tahunan berturut-turut. Hanya waktu Smu saja aku mulai berani memberontak.

" Apa kalian juga mau menyusul Aldo?" Tanya ku membuat Ranti dan Natasya ingin menerkam ku!

" Pergi dari sini! Aku tak sudi berbagi udara dengan kalian" Usir ku dengan nada tinggi. Nafas ku naik turun karena marah.

Natasya malah tertawa seolah aku ini badut yang sedang menari nari didepan nya.

" Ck! Wanita gila seperti mu hsrus nya mendekam di rumah sakit jiwa seperti kemaren! Apa perlu video pemerkosaan itu aku sebarkan lagi??? Itu pasti akan membuat mu bahagia. Bagaimana? Aku masih menyimpan video nya! Hmmm

Nafas ku tertahan diudara menatap tajam wanita ular ini.

Apa dia pikir aku masih Alena yang kehilangan memori tentang pemerkosaan itu. Aku pura pura syok dan kaget dengan penuturan nya, respon Natasya juga seolah menari diatas awan. Ia seperti sukses membuat ku down dengan kata katanya

" Uuuggghh takuuuut....." Jerit ku lalu tersenyum lebat, mimik nya berubh datar." Silahkan saja! Aku rasa kamu yang akan diburu polisi karena menyebarkan video tak senonoh dan orang yang memperkosa ku tidak akan membiarkan mu hidup nyaman dipenjara!"

Kalimat ku cukup tajam dan membekas di sana. Bibirnya mengerut dengan mata melototiku tajam. Ia pasti kaget aku baik baik saja dengan kata-kata dan ancaman nya.

" Dan aaah... Aku yakin. Papa 3 bulan lalu sakit itu karena kamu! Wanita tua ular!!, aku tidak akan membiarkan mu bertahan lama lagi !!! Setelah anak busuk mu masuk jeruji kamu akan menyusul nya" Kecam ku tidak main main. Aku sudah mendapatkan infomasi dari Bik Lilies pemicu Papa kena serangan jantung setelah mereka bertengkar hebat di kamar, dan aku sudah membicarakan ini dengan Papa sebelum ia memberiku saham nya. dan ini sebenarnya kalimat jebakan ku untuk Natasya.

Sudut bibir Natasya tersenyun " Tidak ada bukti untuk itu! Lagipula kamu sudah sangat terlambat! Setelah surat cerai sah dipengadilan! Tidak ada sisa harta untuk Pak Tua itu dan juga kamu wanita gila!!"

Senyum ku mengering mendengarkan ucapan nya. Aku sudah tau dia melakukan proses perceraian beberapa bulan ini. Dan wanita ular ini memiliki surat pemindahan hak milik harta Papa seperti Rumah, tanah dan properti lainnya, itu aku dapatkan dari Rudy setengah bulan yang lalu.

Papa bilang ia tidak ada memberikan tandatangan nya, hanya saja wanita ular ini mengelabui Papa dan berhasil mendapatkan tanda tangan nya. Itu lah yang sebenarnya nya membuat Papa kena serangan jantung saat Natasya meminta cerai dan memperlihatkan semua hak kekuasaan atas nama nya.

Natasya sepertinya takut Papa bangkrut lagi setelah Devan diisukan bangkrut, ia segeta bertindak hingga melakukan hal yang menjijikkan seperti itu.

Melihat ku terlihat masam wanita ini sangat bangga.

" Bagaimana kalau aku punya bukti! " Kata ku dengan sorot menyakinkan.

Ia mengibas udara sambil tertawa pelan" Omong kosong! Ga ada bukti apa pun!

" Benarkah, kita lihat saja"

Ia mengentakkan kaki nya berkali kali. Seperti orang yang sedang menyembunyikan sesuatu. Dan aku yakin itu, aku akan menyelidikinya lagi.

" Jangan asal bicara ya. Dasar wanita gila! Harus nya aku  buat hidup mu kelar sekarang. Biar kamu ketemu dengan ibumu...

Spontan ia menggretakkan  gigi nya. Lalu menerjang ku. Berupaya menggunakan cakar nya untuk melukai ku.

Okey wanita tua. Liat ini.. Aku akan membalas mu..

Kubiarkan ia menyerang ku secara brutal, memukul, menyakar dan tindakan fisik lainnya. Bahkan Ranti ikut mengeroyok ku. Aku sengaja tidak membalas karena ini memang tujuan ku. Menjobloskan mereka kepenjara. Trik yang sama dengan apa yang aku lakukan pada Devan. Aku sudah memasang kamera tersembunyi disudut ruangan. Menunggu kedatangan wanita ini dan memprovokasi nya.

Hingga para Security kembali datang dan menarik wanita tua itu dari tubuh ku.

" Aku akan membunuh mu..  wanita gilaa" Teriak nya disana dengan mata seperti hyena.

" Lempar mereka keluar" Perintah ku tertatih dengan perih di beberapa bagian. Dan hidung ku rasanya mengeluarkan bau anyir segar.

Natasya tertawa melihat keadaan ku ia kembali mengumpat dan mengatai ku lagi. " Rasakan itu p*lacur kecil... Itu hanya seberapa. Aku akan buat hidup mu seperti di Neraka...dan menedangmu agar menemui ibumu yang p*lacur juga...!"

Nafas ku beradu keras. Ingin sekali aku membalas nya. Tapi kamera disana cukup untuk mengambil adegan kekerasan wanita tua itu menyerang ku.

Aku tersenyum tipis, merasakan bagaimana lega bisa mendapat bukti untuk menarik nya dari kehidupan kami. Aku butuh beberapa data lagi untuk memperburuk pasal nya. Intinya dia tidak akan kubiarkan tertawa seperti ini lagi.

Segera ku hubungi Randy dengan emosi menyulut diudara.

" Aku butuh bantuan mu lagi..-

*

*

*

Susan menunggu ku diluar setelah aku selesai di visum dari luka luka yang aku peroleh karya wanita tua itu.

Wajah nya seperti penekuk saat melihat ku. Apalagi hidung ku tambah mancung karena tonjokan wanita tua itu.

" Iyuuuu... Kamu tambah unyu Len.. Sumpah ini sih parah juga. Idung kamu jadi agak padat" Kata Susan menyipitkan mata, menatap prihatin pada ku.

" Aku akan buat dia membayar ini 2 kali lipat! Liat aja apa yang aku lakukan kalau dia sudah resmi jadi tahanan" Ucap ku dendam, aku meringis saat Susan malah menyentuh hidung ku.

" Ops sorry.. Soal nya benar benar unyu"

Aku berdecak mendengar nya  unyu hanya kiasan dari kata jelek.

" Terus bagaimana rencana nya lagi? Kapan dia di jeblos kan??" Tanya Susan antusias.

Mendengar itu aku merasa terhibur. Randy sudah memberikan data yang ia dapat. Dan sekarang lagi proses pemeriksaan.

" Kita beri dia waktu beberapa hari menikmati dunia luar" Kata ku lalu tertawa.

" Really! Kamu kejam sekali Len! Aku serasa mehadapi bukan kamu"

" Ya..! " Aku meneguk air liur dengan berat! " Dia pantas mendapatkan nya! Dia sudah bertindak di luar jalur. Aku ingat bagaimana penyiksa itu hidup sangat nyaman di keluarga ku  bahkan ia mengambil harta papa seenak jidat.

Susan menepuk bahu ku. Dan itu membuat ku terhibur.

" Bagaimana kalau kita pesta atas bersih nya perusahaan Papa kamu dari kuman?" Ajak Susan menaikan alis nya naik turun.

" Ide bagus..  Kamu ada ide untuk merayakan nya???

Mata Susan berkeliaran. Aku tau dia punya berbagai ide diotak nya. Andai disini juga ada Nita  pasti kamu bisa senang senang seperti dulu.

Kalau di dunia malam seperti ini aku serahkan sama Susan saja. Link nya masih banyak.

Walau kota ini kota kelahiran ku! Masa remaja ku sibuk dengan lingkungan yang standar. Aku hanya tau beberapa tempat dunia malam, tapi Susan ternyata punya banyak kenalan disini. Secara garis besar ia sering menyanyi di Cafe Cafe saat Di Batam, banyak juga kenalan nya dan jangan lupa, mantan pacar nya Hendra, model yang cukup di pandang tinggi di dunia fashion. Teman-teman nya sekelas itu.

Dan malam ini aku, Susan dan teman teman lainnya merayakan perayakan kecil. Walau banyak orang tapi seolah masuk kehidupan masing masing saat minuman beralkohol ini memasuki otakku.

Kulihat Susan menari disana, senyum ku terbit melihat kegilaan Susan dengan beberapa teman nya. Kepala ini juga semakin terantuk, terasa berat.

" Hey...." Seorang pria menawarkan diri, aku tak begitu jelas melihat wajah nya, mungkin ia salah satu teman Susan.

" Ons??"aku mencicit ulang dengan inti maksud nya saat berbisik padaku. lalu tertawa pelan.

" Pergi... Aku ga mau" Kata ku  menepis. Orang ini pergi. Aku kembali menuang minuman kedalam gelas. suara music seolah menambah larut pikiran ini.

Setiap air yang aku tegak seolah Bayangan-bayangan beberapa wajah yang melukai ku.  Yang paling berat adalah Devan. Kali ini aku tertawa sendiri, sekarang aku akn bebas. Ya.. Selamat atas kebebasan ku yang sebentar lagi datang...

Seru ku disana sangat senang. Tawa ku memudar, aku merasa tubuh ini seperti kapas yang melayang dan aku terbang dalam mimpi.

**

Aku bangun dengan kepala sangat berat, kuluruskan punggung ku dengan tatapan melihat kesekeliling. Kulihat tempat ini asing dan yang lebih gila lagi ada punggung pria di sebelah ku tertidur dengan membelakangi.