Saat Eunhyuk membuka pintu apartemen milik Park Jungsoo, dia lebih mirip seperti setan yang tengah murka. Ingin sekali meluapkan amarah nya, namun ketika berhadapan dengan gadis itu yang berlari lari tergopoh dari kamarnya demi melihat siapa yang tiba tiba masuk dan membanting pintu rumah dengan keras, wajah gadis itu nampak terkejut sekaligus shock.
"Oppa---- kenapa kamu bisa masuk? Ngh ada apa oppa ke sini?" Tanya Nara speechless.
"Aku kan yang seharusnya bertanya sama kamu, ngapain kamu disini !?"
Eunhyuk memutar malas bola matanya, tadi hampir satu jam dia diam di mobilnya, menunggu pengacara sialan itu pergi, dan setelah nya, jaksa muda itu baru berani datang menghampiri Nara kesini.
"Kamu tiba tiba keluar dari rumah sakit, tanpa mengatakan apapun pada eomma atau aku, saat eomma dan Sungmin Hyung menjemputmu ke sana, kamar rawatmu bahkan sudah kosong, kenapa hah?"
Nara menunduk takut, dia meremas tangan nya tak berani menatap wajah marah kakaknya, yang terlihat seperti dulu, Eunhyuk akan murka jika dia dekat dekat makhluk pria.
"Maaf, aku hanya ingin tinggal di rumah ayah kandung ku, aku tak mau merepotkan eomma dan kamu lagi"
"Apa kamu berpikir kami bukan lagi keluargamu eum? Apa kamu pikir selama delapan belas tahun bersama kami, tak berarti apapun untukmu?"
Wajah Nara memerah, matanya berkaca kaca, siap menjatuhkan air matanya karena ucapan tajam Eunhyuk tadi.
"Maaf, kalian tetap keluarga ku, tapi aku takut appa dan eomma tak nyaman jika aku tetap di rumah kalian, kasus ayahku sangat ramai di media massa, aku tak mau keluarga Lee ikut tersangkut"
"Apa maksudmu Lee Nara hah?"
Eunhyuk memicingkan matanya tajam, meskipun tahu marga gadis itu kini Park, dia tetap memanggil dengan awalan -Lee.
"Aku tak mau menyusahkan kalian dengan berita buruk orang tua ku, aku takut nama keluarga Lee akan tercemar karena punya anak angkat seperti aku, anak seorang pembunuh, jadi lebih baik aku menjauhi kalian semua"
"MWO??" Eunhyuk melongo kaget.
"Oh shit!! Darimana kau bisa memikirkan hal itu hah?"
Akhirnya Nara menangis terisak, dia duduk di sofa hitam meremas tangan nya, dan Eunhyuk berjongkok di depan gadis muda itu, mengusap pipi Nara yang basah dan mencium nya lembut.
"Kamu tahu kenapa aku tak pernah mau memanggilmu Park?"
"Ngh....tidak tahu" Nara menggeleng, dengan lembut Eunhyuk membawa tubuh mungil itu bersandar di dada bidang nya.
Eunhyuk merengkuhnya dan mengusap rambut panjang Nara yang tengah di gelung.
"Aku berpikir jika kita menikah nanti, kamu tak perlu mengganti margamu, aku berpikir selama nya kau adalah Lee Nara, milikku"
Air mata Nara makin banyak berjatuhan, segala ucapan Jung Jina kemarin menyakitinya lagi, dan dia memang marah pada Eunhyuk, namun tetap saja kadar cinta itu tak berkurang sedikit pun.
"Oppa.....bisakah kau memberiku janji? Bisakah kamu jujur padaku"
Mata pria itu mengerjap heran dan mengusap lagi air mata terkasih nya.
"Kenapa eum? Ada apa dengan mu? Apa perasaan mu berubah untukku?"
Nara menghembuskan nafasnya, lebih baik dia jujur saja saat ini, memilih satu pria dan menetapkan hatinya pada siapa akan berlabuh.
"Lee Donghae mengatakan perasaan nya padaku, dia bilang menyukai ku"
Eunhyuk memejamkan matanya menahan emosi, dengan tangan mengepal.
"Lalu? Apa karena itu kamu sudah berubah pikiran? Apa karena ucapan cinta nya kamu berencana menyingkirkan aku di hatimu?"
Nara menggeleng, dia bukan merasa ragu karena Lee Donghae, dia bahkan tak berani memutuskan apapun pada pengacara muda itu.
Nara tadi hanya meminta waktu pada Donghae untuk menetapkan hatinya.
"Bukan karena dia--- itu karena----"
Eunhyuk semakin heran, jaksa muda itu menunggu Nara bicara lagi.
"Wanita yang pagi itu ku temukan berada di apartemen mu, sebenarnya apa hubungan mu dengan nya, oppa?" Sontan wajah Eunhyuk mulai berubah cemas, kenapa Nara menyinggung soal Jung Jina lagi, bukankah wanita itu tak ada hubungan nya dengan mereka.
"Oppa katakan dengan jujur, tolong"
"Aku tak punya hubungan apapun dengan dia selain hubungan rekan kerja, Nay--- kenapa tiba tiba kau membahas wanita itu?"
Perasaan Eunhyuk jadi tak enak, dia menggeleng takut saat Nara memangis sambil meremas jas hitam nya.
"Apa kalian pernah tidur bersama? Kamu pernah menyentuh nya -kan?"
Deg...
Akhirnya terjawab sudah penyebab sikap Nara berubah padanya sejak kemarin, rasanya tubuh Eunhyuk lemas dan tertegun tak mampu menjawab apapun, dia merasa sangat bersalah pada gadis pujaannya.
"Kenapa diam? Oppa takut mengakui nya kan? Jadi apa yang dia katakan benar?"
"Nay---- maafkan aku, kamu boleh membunuhku sekarang...boleh, aku sudah salah dan mengkhianati kamu"
Wajah Nara memucat, dia mengigit bibirnya dan Eunhyuk berlutut lagi di depan nya, menggenggam kedua tangan gadis itu, meletakkan kepala nya di pangkuan Nara yang masih duduk di sofa.
"Aku memang bodoh"
Eunhyuk meracau, dia seperti memanggul beban berat karena kebodohan nya main one night stand, bersama Jung Jina kemarin.
''Apa dia memang lebih menarik? Ah iya, dia wanita dewasa yang cantik, berpengalaman dan pasti menggairahkan, jadi kamu pasti akan lebih menyukai wanita seperti itu"
"Cukup Lee Nara!!"
Eunhyuk memejam dengan sesal, dia membelai pipi yang basah itu, menautkan bibir mereka dengan milik Nara, dan gadis itu tak menolak menyambut ciuman bibir nya.
"Aku selalu berubah tak waras jika kamu dekat dan bersama pria manapun, aku selalu saja hampir gila jika memikirkan kamu akan hilang dari jangkauan ku, itulah kenapa kemarin aku berbuat kesalahan sebesar itu"
Eunhyuk menautkan kedua dahi mereka, masih bertumpu pada dua lututnya, tak peduli mungkin lututnya akan ngilu karena sejak tadi dia di lantai berlutut.
"Wanita manapun takkan ada yang bisa menarik hatiku seperti kamu, saat itu aku takut kehilanganmu Nay"
"Tapi kenapa oppa bisa menyentuhnya, hati aku hancur saat mendengar itu dari mulut wanita yang semalaman bersama mu, dan membayangkan kamu mencium, juga memeluknya, saat itu aku ingin mati saja, jika tak ada Lee Donghae mungkin aku sudah mati tertabrak mobil kemarin, aku tak mau hidup menanggung rasa patah hati"
Mata Eunhyuk berkaca lagi, dia berusaha tak menangis namun tetap saja air mata sialan itu mengalir jatuh di rahang nya.
"Lee Nara aku mencintaimu, hanya mencintaimu, tolong pahamilah bagaimana ketakutan ku"
"Oppa---"
"Saat aku melihat mu pergi dengan Lee Donghae malam itu, aku nyaris gila memikirkan ke mana dia membawa mu, aku tak akan bisa kehilangan kau sayang, tidak bisa"
Nara menangis makin kencang, menarik leher pria itu menjangkau bibir Eunhyuk dalam lumatan nya yang terasa terburu buru, dan suasana atmosfer sekitar mereka mendadak panas tanpa sebab.
*
*
Mereka saling menindih di sofa, menikmati dencapan bibir hangat yang sama sama melampiaskan semua rasa di hati, mengeksplor isi mulut, membelit lidah, mengigit kecil, dan mengabsen isi mulut -wanita nya penuh nafsu.
Seakan Eunhyuk takut dia akan kehilangan Nara lagi dalam hitungan detik, kedua lengan nya tak berpaling dari pinggang ramping gadis itu, mengusap lembut masuk menyelinap ke dalam baju gadis itu dan meremas belahan dada yang selalu pas di tangkupan nya, tak terlalu besar, ataupun kecil, ukuran sedang yang selalu di anggap ini adalah benda kesukaan Jaksa Lee tampan itu.
Bibir Nara mulai mengerang, dia menikmati semua itu, sentuhan tangan dan ciuman Eunhyuk yang membuatnya nyaris gila, dan menginginkan lebih dan lebih lagi.
"Terima kasih karena menjaga putriku selama ini, jaksa Lee saya titip Nara...saya percaya kau bisa membantu saya keluar dari sini"
-------
Ucapan Park jungsoo kemarin, saat pria itu akan kembali ke sel nya teriang di telinga Eunhyuk, dia merasa ayah dari Nara lebih mempercayai nya, bukan pengacaranya, dan Eunhyuk takkan sudi membagi gadis nya untuk siapapun.
Tidak juga untuk Lee Donghae.
Tanpa sadar Seluruh atribut di tubuh moleknya telah lepas, entah Nara yang terlalu fokus melayang karena ulah tangan Eunhyuk, atau karena pria itu terlampau ahli membuat lawan nya menikmati sentuhan nya, dengan nafas panas nya Eunhyuk mencium jengkal demi jengkal tubuh molek yang di gilai nya, dan mempertemukan lagi bibir mereka dalam ciuman panas dan basah.
"Oppa nghh cukup, akuhhh tak tahann....."
Eunhyuk tersenyum, dia masih bisa bertahan hampir sepuluh tahun memendam rasa cinta yang tumbuh makin subur di hatinya, jadi kali ini dia takkan melepaskan Nara lagi selama nya.
"Apa yang ouh.....sshh oppa....---"
"Kamu suka -kan jika aku menjenguk nya?"
Jari jari Eunhyuk bermain di kewanitaan gadis itu, meliuk, mencubit daerah sensitif yang membuat Nara jadi menggeliat seperti cacing kepanasan, dan mendesah meracau, dengan intim nya yang hampir berkedut keras.
"Berikan pada ku sayang, ouh shitt cepat berikan, kamu benar benar------"
Gadis itu menggeliat, menjambak rambut Eunhyuk dengan keras, dia kini beralih memakai lidah nya, untuk menjangkau isi lubang nikmat itu, dengan desahan panjang Nara yang terengah, dan menumpahkan miliknya meleleh hingga paha dan mengotori sofa, juga di bibir Eunhyuk yang dengan rakus pria itu menghabiskan nya.
"Hosh hosh astaga kamu gila"
Nara masih berusaha mengatur nafasnya, setelah pelepasan luar biasa tadi, dia terkejut dan memekik pelan, saat Eunhyuk membopong tubuh molek telanjang nya sembari tersenyum manis.
"Aku takkan membiarkan kau hilang dariku lagi, ingat jika kamu hanya milik ku Nara-ya"
Nara menyambut ciuman nya, lalu menunjuk pintu kamar yang dia tempati, seakan meminta Eunhyuk membawanya ke sana, sepertinya sore ini akan panas untuk mereka.
"Ssh oppa sudah ouhh aku tak tahan"
Sejak tadi dia merintih, gadis polos yang baru dua puluh tahun, dengan Eunhyuk lelaki dewasa yang seperti orang gila terus mencecapi daerah intim Nara hingga tak terhitung sudah berapa kali dia orgasme karena permainan pria itu.
Eunhyuk berdiri menanggalkan kemeja nya dan semua atribut nya, memamerkan kejantanan nya yang sejak tadi meronta nyeri dalam celana kain hitam nya, dengan tatapan memuja dia melihat terkagum tubuh gadis itu, yang berpeluh keringat terbaring di ranjang, dan tak nyaman di lihat seperti itu.
"Ngh jangan...oppa"
Nara menggeleng malu, astaga dia belum pernah merasakan milik Eunhyuk dan besar gagah dengan tegak itu menggesek miliknya, rasanya benar benar nikmat hawa panas makin bertambah karena desahan mereka.
"Nay aku akan masuk.....tolong tahan sayang" Nara meremas sprei hingga jarinya memutih, saat usaha pertama dan penis Eunhyuk meleset, rasanya perih dan gadis muda itu mengeluh pelan.
"Oppah sakit hiks hiks"
"Aissh jinjja kenapa kamu sempit sekali?"
Eunhyuk mencoba mendorong lagi, makin keras namun lagi lagi penisnya harus meleset dan nyaris saja Nara berteriak kencang karena tak tahan sakitnya.
Pria itu duduk memutar otak, dia membuka kedua paha Nara dan meletakkan bantal tipis di bawah panggul gadis itu, sepertinya jika begini akan lebih mudah, itu yang di pikirkan Eunhyuk.
"Hiks aku takut oppa sakit---"
"Tahan sayang, hanya sakit sebentar, ah shit kamu benar benar membuatku makin nafsu"
Kedua bibir mereka saling melumat lagi, dengan usaha lebih gigih Eunhyuk mendorong kan penis nya, hentakan keras memaksakan miliknya masuk.
Kemudian jeritan keras Nara terdengar, dengan jari gadis itu yang meremas sprei, dan tangan satunya saling meremas jari jari pria itu.
"Aaahh maaf sayang.....apa sakit eum? Susah sekali ngghh....."
"pelan oppa, hiks masih sakit"
Eunhyuk tersenyum lega, dia bahagia gadis ini kini miliknya, dan takkan sudi dia bagi pada siapapun. Eunhyuk mencium bibir itu lagi, menunggu milik Nara yang tadi sakit mulai terbiasa dengan penis besar nya dan dia mulai mendorong setelah beberapa menit mereka menikmati hangat penyatuan itu.
"Ssshh sayang lebih cepattt...ssshh shit punya mu enak argh sayang cepat"
Nara memeluk erat leher kokoh Eunhyuk, pinggulnya naik turun dengan cepat mengimbangi dan menikmati hujaman pria itu, dia meracau saat penis itu menyentuh titik sensitifnya.
"Oppa aku mau.....ssshhh ahk aku tak tahan ouhhh aku mau pipis eerrr..."
"Ne berikan....ayo argh shitt....aku juga mau ke.....luar...."
Eunhyuk meracau putus putus, dia mendorong makin tandas dengan bau cairan pelumas mereka di mana mana bercampur bau darah dari selaput gadis itu yang robek tadi.
Nara mengerang panjang, entah ini sudah keberapa kali dia orgasme lagi, karena penis sialan nikmat, besar dan gagah itu membuatnya kepayahan.
"Aargh Nara, aku datang..."
Eunhyuk menyentak keras, miliknya berkedut keras memuntahkan banyak sekali sperma nya hingga meluber keluar di paha gadis itu.
Pertama kali merasakan menyetubuhi perawan dan itu Park Nara adik angkat nya sekaligus pujaan hati nya.