Makasih dukungan nya readers.
*
*
Bughh....
"Brengsek berani sekali kalian menyerangku!!!"
Eunhyuk menghajar dua orang yang langsung menyerang nya dari belakang bersamaan, dia menggeram kesal saat berhasil memborgol kedua nya, setelah pingsan dan menendang tubuh pingsan itu dengan smirk tajam.
"Cih kalian bersiaplah membusuk di penjara! Dasar tikus sialan"
Eunhyuk mengisi peluru ke revelvornya lagi, dengan dua pemuda tadi yang telah pingsan dan tangan terborgol setelah dia lumpuhkan.
Jangan panggil dia jaksa Lee jika tak berhasil melumpuhkan musuhya, meski di jajaran pegawai kejaksaan, usianya masih tergolong muda, ketangkasan nya dan gerak cepatnya melumpuhkan penjahat di lapangan, patut di acungi jempol.
Eunhyuk menyelesaikan pendidikan hukum S2 nya di Inha university, dan bergabung sebagai pegawai pemerintahan di kejaksaan Distrik Yongsan setelah dia mengantongi gelar S2 nya, umurnya saat itu masih muda, memiliki keahlian taekwondo karena saat kuliah dia memegang sabuk hitam dan sering mengikuti kejuaraan itu, kepolisian Yongsan bahkan merekrut nya bergabung di berbagai penyergapan dan penangkapan penjahat yang tergolong licin dari kejaran polisi. Dan karena Eunhyuk berhasil menyelesaikan banyak kasus besar, lalu berhasil menyeret si penjahat kelas kakap hingga masuk buih, nama nya menjadi populer di kalangan kepolisian bahkan di kalangan para penjahat.
"Cih Lee Hyukjae....ckckck kau cukup berani merusak kegiatan ku dan membuat banyak anak buahku rubuh"
Eunhyuk memicingkan matanya, lantai ke tiga club malam itu telah berubah menjadi penampungan orang pingsan atau mayat, dia menghitung dalam hati banyak juga petugas polisi yang tergeletak di sana entah mati atau pingsan.
"Menyerahlah jika kamu masih ingin hidup, kejahatan mu sangat berat tuan Kang, saya takut hukumann mu juga akan sangat berat"
"Sebelum masuk penjara aku ingin membunuhmu dulu"
Eunhyuk terkekeh sinis, dia mengusap ujung bibirnya yang sedikit lecet dan bersiap dengan revolver yang dia sembunyikan di punggung.
Dorr....
Dorr....
Dua kali tembakan, terdengar cukup keras namun menyisakan ketakutan pada Lee Nara yang masih bersembunyi di gudang tangga tadi dan gadis itu merosot lemas.
Eunhyuk tersenyum smirk, asap masih keluar dari ujung revolvernya dan si lawan jatuh berlutut karena kedua kakinya, yang terkena peluru jaksa tampan itu.
"Kau takkan bisa mendahului tembakan ku tuan Kang"
Pria tua itu meringis kesal, dia belum sempat menarik pelatuknya untuk melubangi jantung jaksa itu, namun insting tajam dan ketepatan Eunhyuk menembak duluan sasaran nya, membuat pria tua itu tersenyum sinis.
"Pantas jika putriku tergila gila padamu, cih kau memang hebat jaksa Lee"
Brukk...
Penjahat itu rubuh, dan pingsan setelah berujar tadi hingga mendadak hati Eunhyuk sedikit sesak.
Putri?? Putri?? Memang siapa putri dari si marga Kang ini?
"Hyung!! Aigoo neo gwenchana?!"
Kyuhyun yang baru naik ke lantai tiga dengan beberapa petugas polisi mendelik saat melihat keadaan di lantai tiga itu.
"Ya tuhan di sini banyak petugas yang jadi korban?"
Rupanya baku hantam di sini lebih mencekam, banyak petugas polisi yang di tolong oleh rekan rekan nya dan beberapa petugas medis mula berdatangan juga ke tempat itu.
"Jaksa Lee, kami akan membawa Kang Sujon ke rumah sakit dengan pengawalan ketat"
"Nde hati hati Sehun-ssi"
Oh sehun mengangguk memerintahkan bawahan nya membawa si penjahat tokoh utama itu.
"Kamu...baik baik saja kan? Tadi aku mendengar tembakan keras sekali saat berusaha naik ke lantai tiga, aigoo hyung ku pikir kau yang tertembak?"
"Tidak, tenang saja luka ku hanya di sini, dan tubuh ku pegal hanya butuh di pijit"
Eunhyuk yang malah menunjuk sedikit lecet di ujung bibir merahnya, dan menjawab dengan santai pertanyaan Kyuhyun tadi membuat pria bermarga Cho itu geleng-geleng.
"Aissh dasar teri sialan"
"Jangan memaki orang, selesaikan tugasmu mengangkut si Kang itu ke hotel predeo nya, aku pulang dulu ini sudah larut malam"
Kyuhyun mengangguk, tugas kepolisian malam ini sukses, dengan tertangkapnya gembong narkoba kelas kakap Kang Sungjon, dan untung saja banyak pengunjung cafe dan petugas dari kepolisian dan kejaksaan yang selamat dari gas air mata itu.
Mobil Porsche sport putih itu melaju kencang di jalanan distrik Yongsan, dengan dua penumpangnya yang saling terdiam sejak tadi, Eunhyuk yang menyetir mobilnya melirik penumpang di sisi kanan nya, yang lebih suka melihat ke arah jendela.
"Untung saja appa dan eomma sudah tidur, saat aku menelpon ahjumma tadi dia berkata mengira kau juga sudah tidur di kamarmu?"
Nara mengigit bibirnya resah, dia memang kabur diam diam tadi dari rumahnya.
"Kamu kabur dari rumah diam diam kan?"
"Maaf oppa, aku janji takkan kabur dari rumah lagi hiks tadi itu karena kook-ie oppa memaksa ku, dia ulang tahun hari ini"
"Apa pedulimu jika bocah itu ulang tahun hah?! Memang nya kau siapanya....?!"
Cittt....brrummmm....
"Kyaaa hikssss hiksss"
"Diam!! Jangan menangis lagi!"
Nara beringsut takut dan menunduk meremas roknya, jantungnya hampir copot saat Eunhyuk mengerem mendadak tadi.
"Mulai saat ini aku melarangmu keras bergaul dengan bocah sialan itu, apa kau paham Lee Nara!!"
Nara mengangguk pelan dan mengerjapkan matanya ketika wajah mereka berdua saling berdekatan. Dia melihat luka yang mengering di sudut bibir Eunhyuk.
"Bibir oppa luka ya? Aigoo ini harus di obati"
"Tidak usah!"
Eunhyuk meraba bibirnya, matanya menatap bibir adiknya dengan seduktif dan menggeleng pelan.
"Kenakan dengan baik sabuk pengaman mu, kita harus cepat sampai di rumah karena ini sudah larut malam"
Kedua mata Nara mengerjap, dalam jarak sedekat ini dia baru sadar kakak nya ini memang tampan, pantas saja Kim Sunhee teman sebangku nya itu tergila gila dengan kakak nya, selalu berkata ingin meminta nomer ponsel kakaknya dan memanggil -Jaksa Lee sayangku-.
*
*
*
*
Cklekk.....
"Nara- a apa kau sudah~"
"Kyaa oppa kenapa tak ketuk pintu dulu!?"
Nara yang terkejut berdiri di depan lemari nya bermaksud ganti baju setelah mandi di toilet kamarnya, dan hanya memakai Bra dan undewear saja, langsung menyambar handuknya dengan panik, buru buru menutupi tubuh bagian depan yang polos, meskipun Eunhyuk kakaknya sendiri tetap saja dia malu di lihat telanjang oleh pria itu.
"Salahmu sendiri kenapa tak mengunci pintunya"
Eunhyuk acuh saja, malah masuk ke kamar gadis itu yang berdominan warna pink, dan duduk di ranjang milik Nara.
"Hya~ oppa keluarlah aku mau ganti baju!!"
Nara panik sendiri, mengusir Eunhyuk, astaga handuknya tak bisa menutupi seluruh tubuh nya, dia juga bodoh, lupa jika di belakang punggungnya ada cermin besar, jadi percuma saja dia menutupi area di depan, tubuh belakang nya yang telanjang di lihat jelas oleh Eunhyuk dari cermin.
"Cepat tidur dan jangan coba coba pergi ke club malam lagi, jika terulang oppa benar benar akan menghukum mu eum"
Eunhyuk berdiri dari ranjang milik gadis itu, mengacak rambut coklat Nara dan berlalu ke pintu kamar, makin lama mencuri lihat tubuh telanjang Nara dari cermin, dia takut tak tahan lagi dan ereksi miliknya makin nakal memberontak tak karuan.
Blam.....
"Shit kenapa aku malah masuk tadi? Sialan dia makin seksi saja" Eunhyuk mengacak rambutnya kesal setelah keluar dari kamar Nara, pria tampan itu berjalan ke kamarnya dan melempar tubuhnya di ranjang besar nya, lalu meremas kejantanan nya frustasi.
Lee Nara, si adik bungsu yang selalu membuatnya gila, Lee Nara yang selalu dia sukai kini sudah dewasa hampir dua puluh tahun.
Eunhyuk menyukainya sejak gadis belia itu baru berumur dua tahun dan di adopsi oleh kedua orang tuanya, karena ibunya Lee Hana ingin sekali memiliki seorang anak Perempuan, hingga akhirnya Eunhyuk dan kakak sulung nya Lee Sungmin menyayangi Nara, karena mereka menganggap gadis itu seperti adik sendiri.
Adik sendiri? Tapi tetap saja mereka bukan saudara kandung, Eunhyuk tahu dengan jelas, karena saat Nara baru di adopsi oleh ayah dan ibunya, dan mulai tinggal di rumah nya, Eunhyuk sudah berumur lima belas tahun, dan baru lulus SMP.
Perasaan sayang yang berubah menjadi cinta, makin membesar seiring berlalu nya waktu, karena dia selalu terbiasa dekat dengan adik bungsunya. Makin lama rasa cinta itu makin membuat Eunhyuk berubah menjadi over protektif pada Nara.
Adiknya yang kelewat cantik itu, makin dewasa dengan tubuh yang kelewat seksi, pastinya Nara juga di sukai oleh banyak lelaki, maka Eunhyuk akan makin menprotek adiknya dan takkan segan menindak tegas adiknya jika ketahuan gadis belia itu pacaran.
Jika perlu dia akan memarahi dan mengancam bocah laki-laki yang menyukai dan mendekati adiknya agar mereka menjauhi Nara, karena bagi Eunhyuk adiknya itu hanya miliknya.
"Oh shit kenapa kamu tak tidur juga sih?"
Pria itu menggeleng gelisah, dia sudah mengantuk, jam di dinding sudah di angka satu malam, Eunhyuk mendesah sambil meremas kejantanan nya yang terus mengacung bangun dengan gagah minta di puaskan. Meskipun besok dia libur hanya akan ke kantor kejaksaan siang hari untuk memeriksa tahanan Kang Sung Jon tadi, tetap saja dia harus istirahat karena ini telah larut malam.