"Hanya itu cara satu-satunya," lirih Emma memijit pangkal hidungnya, wanita paruh baya itu merasa benar-benar kalut, dirasa apa yang menimpanya cukup membuatnya merasa tak tenang.
Saat ini— Emma, Sherin dan juga Eric tengah berada di apartemen milik Sherin, jelas hal itu atas paksaan Emma, jika tidak Sherin benar-benar tak akan mau membawa ayah dan ibunya datang.
"Aku pun sudah lebih dulu menghubungi orang kepercayaan Tuan Leo, mengingat Amora kini tinggal bersama pria itu," sambungnya.
Tak ada lagi perdebatan, Sherin tak ingin membahas itu jika nantinya hanya mampu membuat mereka merasa murka.
"Sudahlah, kita tunggu saja. Orang kepercayaannya mengatakan hari ini 'kan?" Eric sebagai kepala keluarga mencoba menenangkan istrinya.
Karena memang benar, hari ini mereka dapat bertemu dengan Amora— anak mereka.
"Ibu--
"Diam, Sherin! Aku tak ingin kau bicara," tukas Emma tak suka.
Mau bagaimana pun juga kesengsaraan mereka berasal dari Sherin.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者