webnovel

Love Rain

Ara. Seorang gadis yang memiliki sebuah penyakit turunan dari sang ibu, ia harus melakukan hal lain, untuk dapat mengingat sesuatu. Lalu, sebuah mimpi buruk tiba-tiba hadir di malam-malam tidurnya. Mimpi buruk yang selalu membuatnya merasa ketakutan saat terbangun. Juna. Teman masa SMA Ara. Ia menyukai Ara sejak kelas 1 SMA, tapi sampai ia dewasa, ia tak pernah bisa mengungkapkan perasaannya ke Ara. Apalagi, Ara telah memiliki kekasih. Lalu, sebuah kenangan masa lalu, membuat diri Juna selalu diliputi perasaan bersalah dan marah. Dewa. Teman kuliah Ara. Dia anak lelaki yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Lalu disaat dirinya memiliki kekasih, cinta lamanya kembali hadir. Kembali mengusik percintaan Dewa. Lalu, dapatkah Ara mengetahui tentang penyebab mimpi buruk yang selalu mendatanginya? Dan dapatkah Juna akhirna bisa menyatakan rasa sukanya ke Ara? lalu bagaimana ia menghadapi rasa bersalah dan rasa marahnya akan kenangan masa lalunya? Dan untuk Dewa, bisakah ia menghadapi godaan cinta masa lalu yang tiba-tiba hadir di tengah kisah percintaannya? Sebuah takdir yang akan menuntun mereka, entah mereka mampu menerima atau tidak dalam memperoleh jawaban yang mereka cari selama ini. Karena semua bukan hanya tentang jawaban, tapi tentang cara kita menerima akan sebuah jawaban itu.

Caira_Asmara · 现代言情
分數不夠
397 Chs

Prasangka, yang Terpatahkan

Oke, Mbak. Silahkan masuk!" ucap Irfan, setelah ia menekan tombol lift, dan lift pun langsung terbuka.

"Terima kasih, Pak. Selamat bekerja?" ucap Ara dengan wajah yang benar-benar merasa berterima kasih.

"Siap, Mbak!" jawab Irfan dengan sangat tegas.

Ara langsung menyandarkan tubuhnya, di dinding lift. Ia merapalkan kalimat, semoga ia bisa melihat Juna, malam ini. Ara melangkah kaki dengan lebih lebar, saat pintu lift, telah terbuka di lantai 35. Ia berjalan dengan cepat, menuju unit apartemen Juna. Ara, berniat untuk menghubungi Juna melalui ponselnya, Karena ia tak ingin, membangunkan Juna, dengan bunyi bel pintu, yang mungkin akan didiamkan oleh Juna. Karena saat ini, sudah hampir tengah malam.

"Ah, ceroboh banget sih, gue. HP bisa gak ke bawa segala," gerutu Ara, dengan kesal. Kini, mau tidak mau, Ara harus menekan bel pintu apartemen Juna. Walau mungkin, harapan untuk dibuka, juga tidak bisa sepenuhnya.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者