Gadis dengan gaun cokelat selutut itu keluar dengan ekspresi datarnya. Langkahnya begitu pelan, sementara dua pria di belakang sibuk sendiri. Yahya sibuk membawa tas berat milik Alra, dan ayahnya sedang mengelap mobil yang padahal sudah sangat bersih.
Dari kejauhan Alra bisa melihat seseorang berlari dengan isak tangis. Penampilannya begitu berantakan, apalagi dengan air mata yang tidak pernah di singkirkan dari pipi. Wanita itu memeluk Alra begitu erat, sampai-sampai Alra bisa merasakan air mata ibunya melekat pada gaun yang dia pakai sekarang.
Aisyah menangis tersedu-sedu, langkahnya mulai berhenti di dekat pintu masuk rumah. Dia masih memeluk putrinya yang hampir saja tidak mau pulang, dan sekarang sudah ada di depan mata. Tangan kanannya mulai mengelus puncak kepala Alra secara perlahan, melepas pelukannya dengan air mata yang masih saja keluar.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者