Setelah berjalan agak jauh, samar-samar terdengar suara, "Sekali lagi kamu ikut campur, aku tak segan-segan membunuhmu kakek tua."
"kakek!" teriak Santi dengan suara keras.
Lalu terdengar suara yang memaki itu lagi, "Hayo, kita pergi dari sini!" perintah suara itu, sepertinya kepada para anak buahnya.
Tampak cahaya menjauh, tak lama kemudian terlihat seorang kakek tergeletak di tanah tidak berdaya.
"Kakek!" seru Santi sambil berjongkok mendekati kakeknya lagi.
Tampak di bibir si kakek ada bekas darah.
"Namanya Bandra." Kata Santi kesal.
"Bandar?!" gumam Sinto heran.
"Sudahlah nama itu jangan kamu pikirkan. Oh iya Sinto badanmu kekar, kenapa kamu belajar bela diri saja dari kakek. Kakekku ini juga mantan jawara dulunya di sini. Karena sudah tua saja, kalah sama mereka." Kata Santi sambil mengangkat tubuh kakeknya.
Sambil membantu Santi mengangkat tubuh kakeknya, "Mereka itu bawa apa tadi. Seperti ada cahaya apinya?" tanya Sinto bingung.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者