Angin malam menyapu wajah Lana saat dia berdiri di atas balkon kecil apartemennya. Suara riuh sorakan penonton dari balapan sebelumnya masih terngiang di telinganya. Meskipun dia telah memenangkan pertandingan melawan Kyron, ancaman yang dilontarkan pria itu tetap menghantui pikirannya.
"Aku tidak takut," gumam Lana, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Tapi dalam hati, dia tahu pertempuran sebenarnya baru dimulai.
Di sudut ruangan, teleponnya bergetar. Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal.
"Selamat atas kemenanganmu, Lana. Tapi ingat, tidak ada kemenangan tanpa konsekuensi. Kami selalu mengawasi."
Pesan itu membuat darahnya berdesir. Geng mafia tak hanya mengancamnya secara langsung, tetapi kini mereka mulai masuk ke dalam kehidupan pribadinya.
---
Di Garasi
Keesokan harinya, Lana memutuskan untuk kembali ke garasi tempat mobil tuanya diperbaiki. Vera dan beberapa temannya sedang sibuk mengerjakan perbaikan kecil pasca-balapan. Namun, suasana mereka tampak lebih tenang dari biasanya.
"Lana, ada yang harus kamu tahu," kata Vera, sambil menyeka tangannya dari oli. "Aku menyelidiki Kyron dan gengnya. Mereka tidak hanya tertarik pada balapan. Mereka punya urusan besar dengan mafia lintas kota."
Lana mendekati Vera, alisnya berkerut. "Apa maksudmu?"
"Geng itu terkait dengan kecelakaan ibumu. Mereka yang menyebabkan semuanya."
Jantung Lana berhenti sesaat. Kilasan ingatan tentang kecelakaan tragis itu kembali menghantui pikirannya. Itu adalah hari yang mengubah hidupnya—hari di mana dia kehilangan sosok ibu yang selalu mendukungnya.
"Bagaimana kamu tahu?" tanya Lana dengan suara bergetar.
"Aku mendapatkan dokumen lama dari kenalan ayahmu. Ada bukti bahwa kecelakaan itu disengaja. Mereka mengejar sesuatu dari keluargamu, tapi aku belum tahu apa," jawab Vera.
---
Ancaman yang Kian Nyata
Ketika malam tiba, ancaman baru muncul. Garasi mereka diserang oleh beberapa pria bertopeng. Mereka menghancurkan peralatan dan mencoba mencuri mobil Lana, tetapi teman-temannya berhasil melawan mereka. Salah satu pria itu meninggalkan pesan mengerikan di tembok garasi:
"Berhenti, atau kalian akan menyesal."
Lana merasakan kemarahan membakar dalam dirinya. Ini bukan hanya tentang balapan lagi; ini tentang kehormatan keluarganya dan jawaban atas semua misteri yang menyelimuti hidupnya.
"Aku tidak akan lari," kata Lana dengan tegas kepada teman-temannya. "Aku akan menghadapi mereka, apa pun yang terjadi."
---
Rencana Baru
Lana memutuskan untuk meningkatkan permainan. Dia tahu bahwa untuk melawan Kyron dan geng mafia, dia butuh lebih dari sekadar keberanian. Bersama Vera dan timnya, mereka mulai merancang rencana untuk membangun ulang mobilnya, membuatnya lebih cepat dan tangguh dari sebelumnya.
Namun, rencana ini bukan tanpa risiko. Mereka harus mencari sponsor dan dana tambahan, yang berarti Lana harus menempatkan dirinya di bawah sorotan media lebih besar lagi.
Sementara itu, Lana juga mulai melacak sejarah keluarganya, mencoba mencari tahu mengapa mafia begitu tertarik padanya. Dia menemukan sebuah petunjuk mengejutkan: ibunya pernah menjadi pembalap rahasia yang bekerja untuk organisasi tertentu. Dan salah satu musuh bebuyutan ibunya adalah geng mafia yang kini mengincar Lana.
---
Balapan yang Menentukan
Pertandingan besar berikutnya adalah balapan di sirkuit yang dikenal sebagai Jalur Inferno, lintasan berbahaya yang terkenal dengan jebakan gravitasinya. Kyron kembali menjadi lawan utama Lana, dan kali ini, geng mafia memasang taruhan lebih besar: mereka ingin menghancurkan Lana secara fisik dan mental.
Saat hari balapan tiba, Lana memasuki lintasan dengan perasaan campur aduk. Mobilnya, meski telah dimodifikasi, masih kalah jauh dibandingkan kendaraan futuristik Kyron. Tapi Lana tahu satu hal: balapan ini bukan hanya tentang kecepatan. Ini tentang keberanian dan strategi.
Balapan dimulai dengan intensitas luar biasa. Kyron dan Lana saling beradu di setiap tikungan, masing-masing mencoba mengalahkan yang lain. Namun, di tengah balapan, jebakan mulai aktif—sabotasenya jelas ditujukan untuk Lana.
"Aku tidak akan kalah!" teriak Lana, mengendalikan mobilnya dengan keterampilan luar biasa.
---
Plot Twist
Di lap terakhir, saat Lana hampir mencapai garis finis, sesuatu yang tak terduga terjadi. Kyron, yang selama ini menjadi musuh bebuyutannya, tiba-tiba menghentikan mobilnya dan membiarkan Lana melaju.
Penonton terkejut, dan Lana sendiri bingung. Setelah melewati garis finis, dia keluar dari mobil, menatap Kyron yang berdiri dengan wajah penuh emosi.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Lana, nadanya penuh keheranan.
Kyron menatapnya dengan mata yang dingin. "Ini belum selesai, Lana. Aku hanya memainkan permainan panjang. Kau harus siap untuk babak berikutnya."
Ancaman itu membuat kemenangan Lana terasa pahit. Dia tahu, perang sesungguhnya baru dimulai.
---
Bab ini penuh dengan ketegangan dan perkembangan cerita, memperlihatkan ancaman nyata dari mafia serta hubungan mendalam antara Lana dan masa lalunya.