webnovel

Konsekuensi

Seorang wanita bernama Jhana terpaksa harus kembali ke 'kehidupan' lamanya karena sebuah acara makan malam. Masa lalu yang tadinya ia kubur dalam-dalam, terpaksa harus ia gali lagi agar dirinya bisa menyelesaikan masalah yang membuatnya mengubur kisah hidupnya dulu.

Sihansiregar · 现实
分數不夠
378 Chs

Jawaban Salma

"Tidak! Tidak!" tolak Salma dengan keras.

"Kau adalah orang dengan kesalahan besar, kak Raya mungkin adalah orang dengan niat terburuk yang pernah ada dan dia membuatmu terusir sehingga menciptakan rasa amarah pada dirimu yang berujung pada lahirnya ketiga anakmu, tapi kau juga tetap sudah melakukan kesalahan yang besar dengan memiliki tiga anak diluar nikah, meskipun aku berpikir kalau hal itu sedikit wajar, tapi sekali salah tetap salah, dan bagaimana bisa aku akan membela orang yang salah?" sambung Salma.

"Aku tahu, aku tahu, dengarkan aku dulu. Aku tahu kalau aku telah melakukan kesalahan besar dan jika ada orang yang bisa disalahkan atas kematian Rasyid, mungkin akulah orangnya. Aku membuatnya tergantung padaku, dan hubungan kami membawa petaka tak hanya bagi kami, tapi juga bagi keluarga ini. Andai dulu kami lebih terbuka tentang hubungan kami sebelum Raya kembali muncul dalam kehidupan Rasyid, mungkin semuanya tidak akan menjadi seperti ini sekarang, terlebih lagi, keluarga Dhananjaya sedang berada di ujung jurang jika kau tidak membantuku," ucap Jhana.

"Apa maksudmu?"

"Kematian Rasyid telah membawa keuntungan besar bagi Kevlar."

"Hah?"

"Tadi aku mengatakan kalau akhirnya aku sadar bahwa tugasku di keluarga ini adalah untuk mengamankan mereka dari Raya, tapi, ketika aku kembali kesini, aku menerima kenyataan bahwa Kevlar adalah ancaman baru yang lebih mengerikan dari pada Raya, jadi aku mengalami kesulitan. Dia sudah mengetahui tentang identitas asliku, jadi dia berusaha menyingkirkanku, contohnya saja tadi, tapi, kita disini bukan untuk membahas tentang kejadian tadi. Aku membawamu kesini dan menceritakan segalanya karena kau sudah tahu tentang kedok Raya, jadi jika aku membuka segala kebenarannya padamu, mungkin tak jadi masalah, sebab di satu sisi aku memang benar-benar butuh bantuan seseorang selain anak-anakku, jadi kurasa, kau adalah orang yang pas."

"Untuk mengamankan keluarga Dhananjaya?"

"Ya."

"Kenapa kak Kevlar merencanakan hal buruk pada keluarga istrinya? Dan memangnya hal apa yang sudah kau lakukan atau yang akan kau lakukan untuk mengamankan orang-orang yang pernah menjadi keluargamu?"

"Aku tidak tahu apa-apa tentang Kevlar. Dia membongkar kedoknya sendiri di hadapanku, dan sejak itu aku terus berusaha mengungkap jati dirinya, dan baru tadi, aku menemukan sesuatu di kamarnya, hal itulah yang membuatnya mendorongku. Soal apa yang sudah kulakukan demi bisa memastikan keluargaku aman, aku masih belum melakukannya-"

"Jadi itu hanya angan-angan?" sela Salma.

"Sudah kuduga, kau tidak bisa dipercaya, kau pembohong," sambungnya.

"Tidak, tidak, waktuku masih sangat sebentar, jadi aku belum bisa melakukan apa yang kuinginkan, aku hanya mendapatkan hal-hal yang tidak kuduga sebelumnya, dan itu justru memperlambat hal apa yang ingin kulakukan," kata Jhana.

"Ceritakan salah satu hal tak terduga yang memperlambat kau untuk membongkar kedok kedua menantu di keluarga ini."

"Baiklah, aku akan menceritakan tentang masa lalu Nyonya Zemira, bagaimana aku bisa tahu dan inilah alasan aku dibenci disini."

"Baiklah, aku tidak akan menghalangimu untuk berbuat baik." Ny. Zemira memberikan jawabannya pada Arvin di ruang tamu. Sebuah senyuman pun lantas terukir di bibir Arvin.

'Ibu terlihat sangat sayang pada Salma,' batin Bunga. 'Tentu saja Khansa berbohong tentang masa lalunya demi bisa menyingkirkan Salma. Bagaimana aku akan mengatakan kepada Arvin dan ibu tentang rencana Khansa yang dibuatnya bersama Raya? Aku tidak bisa terus diam seperti ini, tapi aku takut. Aku yang mendukung Khansa untuk merebut Arvin, tapi tetap saja tidak dengan cara membunuh Salma. Jika aku mengatakannya, maka Raya dan Khansa akan membenciku, namun jika aku tidak mengatakannya sampai pembunuhan Salma terjadi kemudian terungkap bahwa aku tahu tentang pembunuhan berencana itu, maka aku akan dibenci semua orang dan akan dipenjara seumur hidup. Apa yang harus kulakukan?' pikirnya.

"Lagi pula, kau sangat jarang melakukan hal yang positif jika kita melihat ke belakang, jadi akan kuizinkan. Tapi kau harus mengatakan pada Khansa bahwa kalian harus menjauh setelah dia berhasil move on, pikirkan perasaan Salma, ingat, kau lah yang mengejarnya dulu, akan sangat memalukan jika sampai kau yang mencampakannya, tapi semoga saja hal itu tidak akan pernah terjadi," sambung Ny. Zemira.

"Iya, ibu. Aku tahu hal itu secara rinci," ujar Arvin.

Ny. Zemira tersenyum. "Gucci sudah selesai?"

"Entahlah, sepertinya belum. Aku jadi bingung, dia sedang buang air atau melahirkan."

"Hei! Kau ini!" Ny. Zemira terkekeh.

"Hahaha, ssshhtt. Aku akan menunggu disini saja sampai bibi Gucci selesai, sepertinya dia sudah berhari-hari tidak mengeluarkan kotoran mewahnya."

"Hahaha." Ibu dan anak itu lalu tertawa.

"Atau dia tidak tahu cara memakai kamar mandi kita. Maksudku, dia pasti lebih terbiasa buang air di sungai dan mencemari perairan," timpal Raya, Arvin lantas membengkokkan mulutnya membentuk huruf N kecil.

'Orang-orang disini tidak mendengar suara Karin yang jatuh tadi? Lalu dimana dia sekarang?' batin Kevlar.

Pria itu benar-benar tidak tahu bahwa 'Karin' sedang bersama dengan Salma sekarang.

"Jadi, kau di adopsi sebagai bentuk penyesalan paman Farzin atas perlakuannya pada bibi Zemira dulu?" tanya Salma.

"Ya, dan Tuan Farzin mengatakannya sendiri padaku," jawab Jhana.

"Apa?"

"Kami sudah bertemu lagi dan dia juga sudah tahu tentang identitas asliku."

"Dan dia tetap menerimamu?"

"Tentu saja."

"Kau sedikit beruntung, masa lalu bibi Zemira membuatmu sangat disayang oleh paman Farzin, tapi meskipun kau dan bibi Zemira sama-sama anak panti asuhan, tetap saja paman Farzin seharusnya tidak menumpahkan rasa sayang yang seharusnya dia berikan pada bibi Zemira dulu kepadamu."

"Setiap orang melakukan beberapa hal dengan cara yang berbeda."

"Lalu bagian apa yang memperlambatmu?"

"Sejak aku ketahuan menguping, Nyonya Zemira mulai berhati-hati denganku, lagi pula aku sudah sedikit memberikan perlawanan pada Raya, yang membuat Nyonya Zemira berusaha menyelidiki diriku, jadi, sekalinya aku salah melangkah, aku benar-benar berakhir, untung saja ada kalian tadi."

"Oh iya, apa bukti yang kau miliki tentang keburukan kak Kevlar? Aku memang melihat dia mendorongmu tadi, tapi, tak salah memang jika orang-orang membencimu karena sikapmu."

"Manusia normal tidak akan sampai membunuh jika hanya karena membenci, kupikir kau berpikir hal yang sama."

"Aku tidak tahu siapa kau, jadi aku harus mendapatkan bukti yang lebih kuat."

"Ok, begini. Pada dasarnya, Raya dan Kevlar itu berbeda, Raya memiliki dendam, sementara Kevlar adalah seorang penipu, dan keduanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan mereka, tapi Kevlar, dia tidak pernah gagal menipu, sehingga semua orang percaya padanya."

"Lalu bagaimana jika pengakuannya padamu juga sebuah tipuan? Asal kau tahu, maling tidak pernah berteriak maling, bodoh sekali jika dia menggali kuburnya sendiri."

"Kejadian yang menimpaku tadi benar-benar tidak cukup untukmu, ya? Baiklah. Aku pernah beberapa kali masuk ke dalam kamar Bunga dan Kevlar, saat pertama kali aku masuk, aku mendapatkan sebuah dokumen dari sebuah rumah sakit tentang perawatan seorang pasien bernama Joshua Arsalan, ketika aku menunjukkan dokumen itu pada Bunga, Bunga meminta penjelasan pada Kevlar, dan Kevlar mengatakan kalau dia menabrak seorang pemuda bernama Joshua Arsalan. Mungkin alasan itu terdengar jujur, tapi, kenapa dia harus sembunyikan dokumen itu dibawah ranjang? Karena ada hal yang dirahasiakannya dari semuanya."

"Joshua Arsalan?"

"Ya."

"Aku seperti pernah mendengar namanya, tapi dimana?"

"Hah? Kau serius?"

"Ya, tentu saja. Oh! Dia adalah calon pekerja di rumah makan Populer untuk menggantikan Andra. Pria itu baru mengalami kecelakaan ketika dia melamar kerja bersama bibinya, jadi dia berada di kursi roda."

"Kapan dia melamar?"

"Sekitar lima hari yang lalu, dan kapan kau menemukan dokumen itu?"

"Kemarin, baru saja kemarin."

"Sepertinya dia jujur."

"Oh, ayolah, orang bernama Joshua Arsalan sudah pasti tidak satu di dunia ini."

"Dengar, dari semua pembicaraan ini, aku hanya mempercayaimu sebesar tiga persen, sisanya aku menganggapmu sebagai pembohong dan tidak menaruh rasa simpati padamu, tapi meskipun tiga persen, tetap saja aku memiliki rasa kepercayaan padamu yang bisa saja tumbuh kedepannya, jadi aku ingin tahu, jika aku bersekutu denganmu, kau ingin aku melakukan apa?"

"Mengungkap jati diri Kevlar, sebuah hal yang tidak bisa kulakukan."

"Ok, memangnya apa yang kau temukan tadi di kamarnya?"

"Hanya sebuah gambar di atas kertas yang sudah di sobek-sobek. Gambar sepasang iblis dengan seorang anak perempuan yang dipasung dan anak laki-laki di belakang mereka. Gambar itu sangat aneh, tapi Kevlar sangat marah ketika aku menemukannya di tempat yang sulit untuk dijangkau."

"Lalu hal apa yang kira-kira bisa mengungkap jati dirinya menurutmu?"

"Aku baru memikirkan ini sekarang, cari buku nikahnya atau kartu keluarganya di kamar Bunga dan Kevlar, kita akan melacak asal usulnya melalui itu."

"Kenapa tidak kau lakukan saja itu lain waktu?"

"Tidak ada yang mengawasiku ketika aku masuk ke kamarnya, jika kau yang masuk, maka aku bisa menjagamu dari luar karena aku bekerja kebanyakan di lantai tiga."

"Memangbya sudah berapa kali kau ketahuan masuk ke kamarnya?"

"Dua, pertama oleh Raya dan kemudian olehnya tadi."

"Lalu, apa yang akan kau lakukan setelah berhasil mengungkap jati diri kak Kevlar?"

"Aku akan mengamankan keluarga ini dengan menunjukkan kedok kedua menantu mereka."

"Dan kau pikir mereka akan percaya?"

"Itulah kenapa aku membutuhkan bukti yang kuat juga, dan aku sangat membutuhkanmu untuk itu."

"Baiklah, jika mereka percaya, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"

"Aku akan pergi, saat itu terjadi, mungkin identitas asliku juga akan terkuak, jadi ketika mereka sudah aman, aku akan pergi bersama anak-anakku dan kami akan hidup bahagia berempat selamanya."

"Kau pikir mereka tidak akan berusaha merebut anak-anakmu? Mereka anak-anaknya kak Rasyid, ingat itu."

"Nyonya Zemira, mewakili mereka semua telah mengancamku dan anak-anakku lima tahun yang lalu, mereka tidak menginginkan anak-anakku sama sekali."

"Bagaimana dengan paman Farzin?"

"Dia akan hidup bahagia tanpaku."

Salma diam sejenak. "Agak sulit kasusnya ketika kau sudah tidak ada pada saat kak Bunga dan kak Kevlar menikah, ya? Aku melihat kak Kevlar mendorongmu tadi, jadi, kupikir aku akan berubah pikiran. Baiklah, aku akan membantumu, tapi kau harus memegang janji-janjimu, kau harus melakukan itu ketika kedok kedua menantu di keluarga ini terungkap di hadapan mereka."

"Aku sangat memastikan hal itu, aku adalah hama bagi mereka, aku tidak dibutuhkan lagi, meskipun di satu sisi diriku percaya kalau inilah obat dariku untuk mereka, terutama Nyonya Zemira."

"Maksudmu, semua usahamu akan membuat mereka menerimamu kembali?"

"Hahaha, lupakan saja, sekarang aku berpikir kalau hal itu mustahil."

"Jadi, sekarang kita sepakat?" sambung Jhana.

"Baiklah, dan ingat, aku selaku memegang janji-janjimu tadi," ucap Salma.

Kedua perempuan itu kemudian berjabat tangan.

'Aku harus punya bukti tentang dirinya dulu. Aku harus memastikan kalau dia benar tentang cerita dirinya, apakah dia memang pernah menjadi anak angkat paman Farzin dan bibi Zemira atau tidak, aku harus mencari tahu hal itu dulu. Aku tidak tahu apa-apa disini, jadi terkadang aku juga harus bergerak sendiri. Jika dia benar akan cerita dirinya, maka sepertinya tiga persen itu akan bertambah berkali-kali lipat,' batin Salma.

"Paman Arvin dan bibimu sedang menuju garasi, kak!" ujar Mona yang baru masuk dengan kepanikan dan melihat tangan ibunya dan tangan Salma berjabat, Mona lantas tersenyum.

"Baiklah, aku pergi dulu. Sampai jumpa di lain waktu, kak Jhana," kata Salma, ia lalu pergi ke garasi sesuai perkataannya.

"Itu bermaksud baik, kan?" tanya Mona pada Jhana.

"Tentu saja," jawab Jhana.

"Sekarang, ibu. Aku ingin memberitahu ibu sesuatu, dan hal ini lah yang membuatku ingin tidur bersama ibu malam ini."

"Apa?"

"Nenek Zemira masuk ke dalam kamar ini tadi."

Ekspresi wajah Jhana seketika berubah menjadi terkejut dan khawatir di saat yang bersamaan.

Sementara itu, di garasi, Arvin dan Gusiana menyadari bahwa Salma tidak berada di dalam mobil, namun selang beberapa detik, Salma sampai pada mereka.

"Dari mana kau?" tanya Arvin.

"Kalian terlalu lama, jadi aku memutuskan untuk berkeliling sebentar," jawab Salma.