webnovel

Kisah Putri SANG KIAI

Season 1. Muhammad Barrak, pergi dari rumah karena merasa malu, sebagai putra Kiai dia tidak berguna dan hanya membuat kedua orang tuanya malu. Dia pergi dari rumah dengan dua tujuan, satu memperbaiki diri, dua supaya perjodohannya gagal. Apakah rencananya berhasil? Season 2. Chafiya Afrin Zahraya, adalah putri dari Barrak dengan istrinya tercinta, nama yang memiliki arti orang yang diperhatikan serta ramah, berani dan memiliki karakter yang kokoh. Gadis bercadar ini adalah motivator para pencari Tuhan juga penulis novel Religi. Suatu ketika dia terpesona oleh pemuda bernama Adib, yang tidak lain adalah santri dari Abah yang sudah menjadi Ustadz. Selain itu, editor Faris Hamzah juga sangat ambisius untuk mendapatnya. Namun, pemuda yang memikatnya adalah santri dari sang Abah. Gadis bercadar ini harus meredam perasaannya dalam-dalam, karena sang Abah memilih putra sahabatnya, pemuda yang tidak lain adalah dokter muda, anak dari seorang dokter ternama di Jakarta. Putra dokter itu bernama Muhammad Alif Raffa, pemuda tampan namun juga terkenal sering keluar masuk penjara akibat narkotika, walaupun dia seorang dokter. 'Aku meredam perasaanku, karena Abah. Semoga Allah memberikan jalan terbaik ketika aku memantapkan hati dan bersedia menikah dengan Mas Alif, karena aku ingat kisah cinta Abah dan Umi.' Bagaimana kisah putri Kiai ini? Apakah dia bisa jatuh cinta kepada Alif, yang memiliki kebiasaan buruk? Semoga menikmati cerita ini. Hanya di Kisah Putri Sang Kiai.

Ririnby · 历史言情
分數不夠
228 Chs

Sukron Kasirt ...

Sofil menata hembusan napas lalu membuka mata.

"Ho ... o."

Saking terkejutnya Sofil sampai memundurkan badan, dia memegang dada yang masih syok.

Sosok berjubah putih berdiri di depannya, Sofil masih merasakan gunjangan kaget. Hembusan napas cepat, dia masih mengendalikan diri dengan merunduk.

"Kamu tidak bisa lepas dari Nasya Sabila, semakin kamu berniat melupakannya dia malah akan mendekat," ucapan itu membuat Sofil semakin terkejut.

Sofil menaikan kepala dan orang bercayaha itu sudah tidak telihat. Sofil mencari, matanya memandang kesetiap tempat namun tidak menemukan. Dia berdiri dan masih bingung dengan keadaannya. Menoleh kesana-kemari tetap tidak menemukan.

'Kok serem ya. Ih, bikin mules,' batinnya.

Sofil segera mengambil barisan setelah iqomah. Dia menjadi makmum di belakang Kiai Mad yang tidak lain adalah sang mertua.

Pagi yang dingin embun pagi membasahi, Sofil Al Mubarrak mulai mengaji dia ngantri.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者