webnovel

Tidak bersalah?

Saat menjelang sore akhirnya aku bisa pulang ke rumah tapi sesaat setelah keluar dari rumah sakit aku melihat kedua orang tuaku sedang menungguku di sana(Di luar rumah sakit) dan saat kami bertemu ibuku mendekatiku lalu menyeretku pulang dengan cara paksa sedangkan kakakku di hadang oleh ayah.

Tuan Zerlord ingin membantu tapi perempuan itu mencegahnya sedangkan Tuan Wilio tidak bisa melakukan apa-apa. Aku dan ibuku pulang ke rumah dengan jalan kaki dan setelah sampai di depan rumah ibuku mendorongku sampai jatuh ke tanah.

Ibuku membuka pintu lalu menyuruhku masuk ke dalam. Setelah masuk ke dalam ibuku menyuruhku untuk pergi ke kamar sementara ibuku membuat makan malam, entah mengapa hari ini terasa sangat berat di pikiranku apa karena aku terlalu lama di rumah sakit?

Setelah malam hari tiba, ayah pulang bersama dengan kakak tapi raut wajah kakak tampak sangat kesal serta dia bergumam tidak jelas. Mereka berdua(Ayah dan kakak) pergi ke ruang makan lalu duduk di kursi seraya bertatapan satu sama lain.

"Cliva saatnya makan cepat keluar dari kamarmu dan jangan lupa setelah makan langsung mandi!" Suruh ibu dengan nada suara sedikit tegas.

"Iya." Jawabku sambil keluar dari kamar dan duduk di samping kakak yang tampak tidak berkedip sedikit pun.

Ibuku menyajikan makan malam yang cukup banyak mulai dari daging panggang, sup, nasi putih yang masih hangat, telur rebus, dan segelas air putih. Kemudian ibuku duduk di samping ayahku yang terlihat sangat santai seraya mengambil piring dan sendok yang ada di depannya.

Dia(Ayah) mengambil lauknya hanya sedikit sementara kakak tampak semakin kesal. Kakak mengambil piring dan garpu seraya menatap ayah dia mengambil berbagai lauk pauk kecuali sup yang tidak bisa di ambil dengan garpu, aku hanya diam sembari mengambil piring dan sendok.

"Akkmmmm mmmhk mmnkhh Climmmm!" Ucap kakak dengan mulut penuh dengan daging dan nasi putih.

"Silva makan yang benar! Cliva jangan lesu seperti itu cepat kau makan sebelum makannya menjadi dingin." Kata ibu dengan ekspresi wajah yang tampak seperti seorang ibu yang mengkhawatirkan anaknya.

Kakak tampak semakin kesal setelah dia menelan makanan yang ada di mulutnya serta meminum segelas air putih, kakak memukul meja sambil berdiri sepertinya terjadi sesuatu yang tidak aku ketahui saat masih berada di rumah sakit.

"Kenapa? Kenapa kalian tidak di tangkap polisi? Tadi memang di tangkap, oh iya kenapa kalian bisa lolos padahal kalian berdua sudah melakukan tindak kekerasan pada Cliva!" Tanya kakak.

"Aku tidak melakukan apa pun pada Cliva begitu pula dengan ibu kalian! Cliva melukai dirinya sendiri karena itulah kami bisa lolos dari polisi. Aku tidak akan membiarkan Cliva sekolah lagi karena ini adalah hukuman baginya dan kau sebagai kakaknya seharusnya kau harus merasa lebih bersalah dari pada kami." Jawab ayah seraya mengambil daging panggangnya.

Setelah ayah menggatakan itu tiba-tiba saja kakak terdiam tak berkutik seakan di masa lalu pernah terjadi sesuatu di luar dugaan. Jika tidak salah ingat saat aku masih kecil pernah mengalami sebuah kecelakaan kereta api di suatu tempat.

Saat itu aku sedang bersama dengan keluargaku, kami sedang dalam perjalanan piknik. Ayah mengenai mobil, ibu sedang merajut syal, aku dan kakak sedang bermain tebak-tebakkan. Keluargaku sebelumnya sangat rukun serta sering tertawa bersama sedangkan kakakku itu sangat perhatian dan baik hati tidak seperti sekarang.

Mobil yang kami naiki berhenti di sebuah jalan yang terdapat palang kereta yang sedang tertutup menandakan kereta api akan segera melintas. Karena aku ingin melihat kereta api lebih dekat aku pun turun bersama kakakku, poni rambut kakak terurai ke samping kanan karena itu dia selalu menjepit ya dengan penjepit rambut.

Entah terlalu usang atau rusak tiba-tiba penjepit rambutnya lepas membuat poni kakak menutupi pandangannya. Penjepit rambutnya jatuh di dekat palang kereta dan saat aku akan mengambilnya tiba-tiba penjepitnya masuk ke dalam rek kereta api sedangkan kakak merapikan poninya yang amat panjang.

"Kakak penjepit kakak terbuat dari apa? Kok mudah sekali terbang tertiup angin jika tidak segera di ambil nanti rusak di tabrak kereta!"

Dengan melewati palang kereta aku pun mengambil jepit rambut kakakku yang ternyata terbuat dari besi yang cukup ringan, aku yang berada di tengah rel kereta api mendengar ayah dan ibu berteriak histeris seakan memperingatkanku terhadap sesuatu.

Seharusnya aku tahu bahwa kereta api itu datang dengan kecepatan yang sangat tinggi sehingga aku menatap kereta itu dan akhirnya tertabrak. Sejak saat itu keadaan keluargaku berubah drastis dan kukira aku akan mati setelah tertabrak kereta itu.

Masih menjadi misteri dan sejarah hidupku yang cukup mengenaskan, kakakku juga mengubah gaya rambutnya tapi tidak memotong poninya. Dia menjepitnya atau mengikat poninya ke belakang dan hanya tersisa poni samping yang terletak di dekat telinga.

"Tidak di nyatakan bersalah pasti itu adalah suatu kekeliruan! Jika seperti ini Cliva akan ku masukkan ke dalam Akademi Sun Rise!"

"Tidak akan kubiarkan!! Kau bukanlah kakak yang baik untuknya sebaiknya kau pergi dari sini kau bukanlah anakku lagi yang sama sekali tidak becus dalam segala hal." Bantah ayah dan langsung mengusir kakakku dari rumah.

Aku ingin menghentikannya tapi ibu menyuruhku untuk mandi setelah itu ganti baju. Dengan wajah sedih aku pun menuruti kata ibu sementara ayah mengusir kakak dari rumah seraya memukulnya menggunakan sapu, setelah di usir ayah kembali ke ruang makan untuk melanjutkan makannya.

Kakak tampak semakin kesal dan memutuskan untuk pergi dari sana dengan berjalan kaki. Setelah mandi dan ganti baju aku pergi tidur, namun di tengah malam aku mendengar suara tangisan ibuku yang merasa sangat bersalah dan sedih.

"Sebenarnya... Apa yang terjadi setelah aku mengalami tabrakan kereta itu dan kenapa aku masih hidup? Rasanya sangat sakit karena tidak bisa mengingat kejadian itu! Aku berada di mana dan kenapa? Aku tidak tahu... Setelah bangun semuanya berubah, apa karena aku terlahir di dunia ini membuat keluargaku menderita seperti ini?" Gumamku lalu kembali tidur dengan air mata yang membasahi bantalku.

Aku bermimpi sedang berada di mobil bersama keluargaku lalu aku mengalami kecelakaan. Dan aku melupakan jepit rambut kakakku yang tertinggal di sana, setelah kecelakaan sepertinya aku meninggalkan jepit rambut kakak di sana jika tidak di ambil nanti di ambil orang lain.

Pagi hari pun tiba...

Diam-diam aku memakai jaket tebal berwarna putih serta sepatu salju lamaku yang berwarna cokelat. Aku pergi ke dapur lalu menyiapkan bekal untuk diriku sendiri karena perjalanan mencari jepit rambut pasti sangat lama dan sulit karena lokasinya yang telah lama kulupakan.

Setelah selesai aku membawa tas sekolahku yang sudah ku masukkan berbagai keperluanku dan tidak lupa untuk memasukkan bekalku. Aku menutup pintu perlahan dan di depan rumah sudah ada Tuan Zerlord yang masih saja terlihat keren.