webnovel

Kejar-kejaran.

Tuan Zerlord membuat bulu kudukku berdiri semua, aku menenangkan diriku terlebih dahulu sebelum menghadapi Tuan Zerlord. Dengan nada suara yang lembut aku mengucapkan salam setelah itu berjalan melewatinya tapi sebelum melewatinya dia(Tuan Zerlord) menghadang ku.

"Kau mau kemana pagi-pagi buta seperti ini?" Tanya Tuan Zerlord penasaran.

"Pagi itu tidak buta Tuan Zerlord karena pagi tidak memiliki mata, saya hanya berjalan-jalan saja di sekitar sini!" Jawabku sambil tersenyum lebar.

"Gadis pintar yang aneh! Hanya karena jalan-jalan kau seharusnya tidak membawa tas yang berisi barang-barang untuk kabur dari sini! Apa mungkin kau akan pindah ke Akademi kalau begitu aku akan membawakan tasmu itu." Tuan Zerlord menawarkan bantuan.

Karena mustahil melewati Tuan Zerlord yang sama sekali tidak memberikan celah untuk kabur maka tidak ada pilihan lain. Aku memberikan tasku pada Tuan Zerlord lalu mendorongnya sampai jatuh lalu aku melarikan diri darinya, Tuan Zerlord sedikit terkejut dan merasa dia bisa mengejarku.

Begini-bagini aku bisa lari cepat dalam kurun waktu sepuluh detik, aku mencari stasiun kereta yang ada di dekat sini tapi saat ini masih sangat pagi jadinya keretanya masih belum bisa beroperasi. Untung saja jalanan sepi tidak ada orang dan kendaraan yang melintas.

Dengan begini aku bebas pergi ke mana pun dan saat aku akan menyebrang jalan terdapat mobil hitam yang berhanti di pinggir jalan. Rasanya aku pernah melihat mobil ini sebelumnya dan ternyata itu adalah milik Tuan Wilio, aku yang terkejut langsung menyebrang tanpa menunggu lampu berwarna merah.

Dan lebih mengejutkannya lagi Tuan Zerlord sedang berlari di atas atap rumah yang berjejeran di samping kanan ku. Dia(Tuan Zerlord) juga membawa tasku yang cukup berat itu, aku akan menggunakan trik kotor agar Tuan Zerlord berhenti sejenak...

"TUAN ZERLORD DI DALAM TASKU ADA BEKAL YANG MUDAH TUMPAH JIKA TERDAPAT GUNCANGAN YANG KUAT KARENA AKU TIDAK RAPAT MENUTUP TUTUP BEKALNYA!" Ucapan ku bekerja Tuan Zerlord melambatkan larinya setelah itu memeriksa tasku.

Kesempatan melarikan diri ini tidak akan kulewatkan, aku terus berlari dan menemukan sebuah terminal bus beserta bus yang akan berangkat. Dengan cepat aku ke sana lalu masuk ke dalam bus sesaat sebelum pintunya tertutup rapat.

Aku merasa sangat lega karena bisa lolos dari kejaran Tuan Zerlord, seraya duduk di kursi belakang aku melihat seorang gadis yang sedang duduk sendiri di bagian kanan bus dekat jendela. Gadis itu berambut hitam pendek serta rambut depannya yang cukup panjang. Gadis itu tampak sangat takut akan sesuatu merasa aku tidak tahan melihat ketakutannya aku memutuskan untuk duduk di sampingnya.

"Hallo aku penjahat kelamin yang lolos pagi ini dari mata-mata yang tampan dan keras kepala. Siapa namamu?" Aku mengucapkan sesuatu yang memalukan.

"Harus.. Ku telpon polisi!" Gadis itu membuka ponselnya.

"Tidak... Tidak aku hanya bercanda! Kamu terlihat sedang ketakutan apa terjadi sesuatu?" Tanya ku dengan nada pelan.

"Pak polisi, saya sedang bersama penjahat kelamin yang lolos pagi ini!!" Kata gadis itu seraya menelepon polisi.

Aku menyerah sepertinya aku akan di penjara kali ini, tiba-tiba Tuan Zerlord muncul entah dari mana lalu mengambil ponselnya dan meletakkan tangan kirinya di atas kepalaku sambil dia memijat kepalaku dengan sangat lembut meski hanya memakai tangan kiri.

"Maaf yaa, saya mata-mata yang tampan dan keras kepala seperti yang barusan ia katakan! Sebenarnya teman saya ini mengkhawatirkan anda, Ups.. anda itu adalah murid pindahan Akademi Sun Rise yaa?" Tuan Zerlord mengenal gadis itu.

Sepertinya gadis itu merasa sangat tertekan saat pindah ke Akademi dia(Gadis) juga tidak memiliki teman di sana. Dia(Gadis) berharap bahwa saat masuk ke Akademi dia memiliki banyak teman yang baik serta guru-guru yang ramah tidak seperti di sekolah lamanya.

"Semoga harapanmu terkabulkan..." Aku sangat menikmati pijatan tangan Tuan Zerlord dan hampir lupa dengan tujuan ku.

Saat busnya berhenti dengan sigap aku langsung turun dan meninggalkan mereka berdua. Dan terjadi lagi di mana saat Tuan Zerlord turun dari bus dan busnya berangkat menuju ke Akademi, dan setelah sampai di sana gadis itu keluar dari bus dan di sambut hangat oleh guru-guru serta teman-teman barunya. Harapannya terkabul.

Aku terus berlari tanpa arah dan tepat di depanku Tuan Zerlord menghadang ku. Jika seperti ini aku harus memakai trik lain untuk bisa lolos dan trik itu adalah...

"Tuan Zerlord Saya meninggalkan barang pentingku di rumah bisakah anda mengambilnya?" Pintaku.

Dengan mudahnya Tuan Zerlord tertipu dia langsung pergi dari sana, aku yang sudah mulai kelelahan memutuskan untuk berjalan saja dan saat di tengah perjalanan aku bertemu dengan seorang nenek yang sedang bersama cucunya. Mereka berdua memakai baju compang camping serta rambut yang sangat berantakan serta anak itu dengan wajah penuh senyuman membantu neneknya untuk mengemis.

"Semoga kalian baik-baik saja! Dan terus tersenyum." Aku pun pergi dari sana dan melihat sebuah palang kereta yang terbuka.

Saat aku mendekati rel kereta api aku melihat relnya ada satu sedangkan tempatku kecelakaan ada dua. Dengan berat hati aku pun akan pergi mencari tempat lain tapi kedua kakiku terasa sangat lelah karena kejar-kejaran dengan Tuan Zerlord.

Aku hanya bisa terdiam seraya berjalan perlahan menuju ke tempat lain, dan Tuan Zerlord datang seraya membawa tasku. Dia sangat cepat dan gesit, oh iya aku tidak bilang barang penting yang kumaksud itu apa?

"Tuan Zerlord barang pentingnya?"

"Barang pentingnya adalah aku."

Setelah mengucapkan hak itu rasanya aku melayang di udara tak kusangka Tuan Zerlord bisa menggatakan hal itu dengan mudahnya. Dengan pipi memerah aku memalingkan pandanganku lalu aku terjatuh dan dengan sigap Tuan Zerlord menangkapku.

Tuan Zerlord mengendongku layaknya seorang putri dan dia juga menanyakan tujuan perjelananku ini. Tanpa merasa tidak salah memberi tahunya aku menggatakan bahwa tujuanku adalah jalur rel kereta api yang ada dua, dengan wajah gembira Tuan Zerlord akan membantuku.

Lalu secara tidak sengaja aku melihat nenek dan cucunya sebelumnya. Benar-benar sangat mengejutkan nenek itu memakai kursi roda yang di dorong oleh cucunya yang memakai seragam sekolah. Dan mereka terhenti di sebuah rumah besar yang ternyata itu adalah milik mereka sendiri.

"Apa yang terjadi? Padahal aku tidak bilang 'Semoga harapanmu terkabulkan' apa aku bisa mengabulkan harapan orang lain? Jika bisa aku akan mengabulkan harapan semua orang di dunia." Ucapku dengan wajah bahagia.

Tuan Zerlord hanya tersenyum dan kami berdua pergi ke berbegai tempat menggunakan mobil Tuan Wilio yang dikirim langsung olehnya(Tuan Wilio) Lalu Aku dan Tuan Zerlord menaikinya meninggalkan Tuan Wilio di pinggir jalan seorang diri karena hari ini masih belum menjelang siang.