"Tunggu ya, Fa. Saya ingin mengantar Rani untuk beristirahat di kamarnya sebelum nanti jam makan siang, kamu tunggu di sini saja."
...
Zulfa menatap kosong lurus ke depan sambil menahan napasnya selama beberapa detik lalu menghembuskannya kembali dengan perlahan-lahan, pikirannya pun yang seharusnya sudah tenang kembali merasakan kehampaan yang luar biasa.
Hatinya teriris, sakit, dan sangat perih..
Dengan cepat, ia mulai beranjak dari duduk di tepi kasur. Tidak mempedulikan penampilannya yang cukup terlihat berantakan --dalam artian perasaan yang kacau--, ia menyambar kunci mobil yang yang berada di atas nakas dan tidak lupa juga dengan ponsel dan barang-barangnya yang berada di dalam tas jinjing lalu mulai melangkahkan kaki keluar dari kamar.
Satu yang menjadi tujuannya, Kevin.
Sudah lama sekali laki-laki satu itu tidak berhubungan pesan ataupun tatap muka dengan dirinya, cukup rindu dengan kehadiran seorang Kevin yang selalu memberikan kehangatan di dalam kehidupannya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者