Waktu berlalu , hari hari pun berlalu. Sudah hampir sebulan Charlotte dan Charlie berada di Australia, perubahan sikap dan perilaku Charlie membuat Charlotte semakin mencintai nya. Keduanya kini sudah sangat saling mencintai. Dunia ini serasa milik berdua , Charlie tak mau jauh dari Charlotte begitupun dengan Charlotte. Mereka bak magnet yang tertempel satu dengan yang lain. Tak terpisahkan. Namun , beberapa hari belakangan ini, sifat Charlotte seperti berubah. Charlotte yang awalnya baik, lemah lembut. Berubah menjadi jahat bahkan sering marah marah. Makanan yang ia makan pun sangat tidak teratur. Moodnya gampang berubah, kadang ia tidak mau berjauhan dengan Charlie, kadang juga ia tak mau berdekatan dengan Charlie. Intinya, dia benar-benar merasa bahwa di dirinya telah mengalami sebuah perubahan besar. Ia juga sensitif terhadap berbagai macam bau. Pewangi ruangan di apartemen milik Charlie itupun sudah Charlie singkirkan karena baunya yang sangat tidak disukai Charlotte, padahal awal mereka datang Charlotte biasa biasa saja, tak mempermasalahkan bau pewangi ruangan itu. Charlotte juga sering mual saat mencium bau makanan yang ada , kadang terlalu berdekatan dengan Charlie pun membuat Charlotte mual. Hal ini membuat Charlie semakin bingung, ia juga menjadi serba salah. Disaat ia sudah membuat apa yang diinginkan Charlotte tiba tiba saja Charlotte tak menyukai itu lagi. Bahkan sekarang Charlotte mudah menangis, bahkan jika Charlie tak sengaja tidak mendengar apa yang disuruh oleh Charlotte pun ia sudah menangis, entah apa yang membuat perempuan itu sedih. Charlie sampai bingung. Ia juga tak tahu harus berbuat apa. Mau ditanya pun Charlie tak berani, ia takut salah bicara akan membuat Charlotte menangis ataupun marah dengannya. Oleh karena itu, Charlie hanya mengikuti kemauan Charlotte saja.
Sekarang tepat pukul 02.00 pagi , Charlie dikejutkan oleh teriakan Charlotte. Ia langsung buru-buru bangun dan bertanya kepada Charlotte apa yang terjadi.
"Kenapa sayang? Ada masalah?"tanya Charlie
"Hiks hiks hiks , iyaa sayang tiba tiba aja aku pengen makan mie instan kuah. Pengen banget Charlie "ucap Charlotte sambil menangis.
Charlie menghela napasnya , ingin sekali ia marah namun ia segera menahan amarahnya. Charlie lalu memeluk erat tubuh Charlotte.
"Aku buatin ya , kamu nunggu aja disini"ucap Charlie
"Enggak , aku pengen liat kamu buat terus aku maunya kamu yang nyuapin aku"ucap Charlotte
"Huuh, oke oke ayo sayang kita ke dapur"ucap Charlie
Mereka berdua lalu turun dari tempat tidur dan menuju dapur. Charlie lalu menyuruh Charlotte tunggu di meja makan sementara ia mulai mengambil dua bungkus mie instan serta panci untuk memasak air , untung saja papahnya , mike telah menyediakan berbagai jenis mie instan untuk mereka. Jadi , Charlie tak perlu repot-repot mencarinya lagi. Charlie mulai menyalakan kompor, dan mulai memasak air. Saat air sedang dimasak, ia berpikir sesuatu. Tidak biasanya Charlotte seperti ini. Bahkan sangat berbeda jauh dari Charlotte yang biasanya. Ia lalu mulai berpikir, apakah Charlotte hamil? Jika itu memang benar , itu akan menjadi berita yang paling gembira untuk kedua orang tuanya. Bukan cuman kedua orang tuanya saja yang bahagia, dirinya pun ikut bahagia. Sudah sejak lama ia ingin menggendong seorang anak , tapi karena sifat dan kelakuannya yang begitu dingin membuat banyak wanita hanya bisa kagum kepadanya, namun tidak mendekatinya. Ia mungkin akan menanyakan hal ini saat Charlotte selesai makan. Air yang dimasak nya sudah mendidih, ia lalu mulai membuat mie instan itu. Dan dalam beberapa menit mie instan itu sudah jadi. Ia lalu membawanya ke meja makan. Namun , lagi lagi ia dikejutkan oleh sifat Charlotte. Saat ia membawa mie itu ke meja makan , ia mendapati Charlotte telah tertidur. Ia ingin membangunkannya namun , ia tidak tega melihat Charlotte bangun. Ia lalu kepikiran untuk menggendong dan membawa Charlotte kembali ke kamar, mungkin saat ia bangun nanti baru ia akan makan mie instan itu. Ia lalu meletakkan mangkok berisi mie instan itu diatas meja makan , ia lalu beralih ke samping Charlotte dan mulai mengangkatnya. Namun, saat ia mengangkat Charlotte dan menggendongnya, Charlotte terbangun. Charlie kaget.
"Kamu mau bawa aku kemana Char?"tanya Charlotte
"Kok bangun lagi sih sayang? Udah lanjut bobo aja"ucap Charlie
Tiba tiba saja raut wajah Charlotte berubah, ia lalu menangis.
"Hiks hiks hiks , tadi kan aku udah bilang aku mau makan mie instan, kok aku disuruh bobo lagi. Hiks hiks hiks"ucap Charlotte sambil menangis
"E-eh enggak sayang , yaudah ini makan udah aku buatin"ucap Charlie, ia hampir kehilangan kesabarannya. Firasat nya tentang kehamilan Charlotte sepertinya benar. Dan semua yang dilakukan Charlotte ini berpengaruh terhadap hormonnya. "Mungkin besok aku akan tanya dia"ucap Charlie didalam hati.
Charlotte mulai memakan mie itu , ia terlihat sangat lahap. Seperti orang yang belum makan sebulan. Charlie hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah Charlotte, Charlotte terlihat begitu lucu. Ia menjauhkan mangkok itu dari Charlie, ia takut Charlie akan mengambil nya.
"Gausah dijauhin kayak gitu juga aku gak bakalan minta sayang"ucap Charlie
"Gak ah , takut kamu ambil. Bilang aja mau"ucap Charlotte
"Kasian gak dapat mie, bleee"ucap Charlotte sambil menjulurkan lidahnya. Charlie hanya tertawa saja. Kelakuan Charlotte lama lama mulai seperti anak kecil. Namun , Charlie tak mempermasalahkan itu semua. Ia bahkan lebih senang Charlotte yang seperti ini daripada Charlotte yang diam diam saja.
Beberapa menit berlalu, setelah insiden bercanda sambil mengolok-olok, Charlotte pun selesai makan. Charlie lalu mengambil mangkuk itu dan meletakkannya ditempat cuci piring. Ia lalu kembali ke Charlotte dan bersama kembali ke kamar. Sesampainya dikamar , keduanya langsung menaiki tempat tidur , dan kembali tidur.
"Good night my little princess"bisik Charlie kepada Charlotte.
Charlotte hanya tersenyum dan langsung berbalik memeluk Charlie lalu mereka pun tertidur.
Pagi ini Charlotte terbangun, moodnya hari ini baik , hari ini ia sangat ingin memasak nasi goreng. Entah dari mana niat itu berasal, yang ia tahu ia hanya ingin memasak nasi goreng. Dengan beberapa usaha akhirnya Charlotte berhasil keluar dari pelukan erat Charlie, ia lalu menuju ke kamar mandi dan mencuci muka , setelah itu ia langsung menuju dapur. Ia mulai mengeluarkan beberapa bumbu bumbu dari dalam kulkas, mulai dari bawang merah , bawang putih dan kecap, saus dan lain lain. Ia mulai mengupas bawang, setelah itu ia mulai memotong bawang bawang itu. Ia lalu menyalakan kompor, dan mulai memasak. Aroma wangi bawang membuat siapapun yang menciumnya akan tergoda. Charlie yang masih tidur saja langsung terbangun karena aroma wangi ini.
***
Bersambung