"Beliin gue nasi goreng aja deh, gak jadi mie. Entar gue ganti duitnya," kata Fajar.
"Lo mau juga, Ja?" tawanya pada Senja.
"Nggak deh, gue males makan Ngga." tolaknya. Angga mengangguk paham dan segera berlalu.
Dan sekarang, hanya ada mereka berdua disini. Suasana canggung dan hanya di temani oleh semilir angin yang menerpa rambut Senja.
"Udah dibilangin jangan di kuncir, masih aja di lakuin." sarkas Fajar sambil menarik karet ikat Senja paksa.
"Ih...! Lo tuh kenapa sih, bawel banget jadi cowok," kata Senja.
"Bodoamat! Awas aja kalo gue liat lo kuncir rambut lagi, tanggung resikonya," ancam Fajar sambil menyeringai.
"Iya, iya. Gitu aja marah, dasar macan," maki Senja.
"Apa lo bilang?!"
"Enggak jadi. Cuma bercanda," ujar Senja sambil cengengesan.
"Kenapa gak makan?" tanya Fajar. Senja menatap Fajar lekat.
"Males aja," balasnya.
"Iya. Malesnya itu kenapa!" suaranya sedikit meninggi.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者