webnovel

Jodoh dan Takdir

menikahi kekasih sodara kembar, tentu bukan pilihan. Namun apa daya saat tuhan malah menakdirkan Adila menikah dengan kekasih sodara kembarku sendiri. Adila saat itu benar-benar terjebak dengan permintaan terakhir kakanya sendiri, begitu juga Fadhil. Alhasil Adila dan Fadhil menikah tepat di hadapan Aira di detik-detik terakhirnya menghembuskan napas terakhir. Akankah pernikahan mereka berakhir bahagia, ataukah hanya pernikahan yang bersifat sementara.

Ayyana_Haoren · 现代言情
分數不夠
25 Chs

bab 7. Permohonan

Malam itu, setelah makan malam, Adila pun pergi menghampiri ibunya. Seperti permintaan Rossali yang menyuruhnya untuk menemuinya.

"Mom, aku sudah selesai makan. Momi mau bicara apa?"tanya Adila memeluk Rosalli dari belang.

"Dasar kau anak manja, kamu itu udah menikah sayang, bersikaplah sedikit dewasa. Sini duduklah,"ujar Rosali mengepuk tempat duduk sebelahnya.

Kini Adilapun duduk tepat di samping rosali. Lalu menghadap pada tatapan ibunya.

"Momi mau bicara apa, nampaknya serius,"tanya Adila.

"Sayang, bagaimana hubunganmu dengan Fadhil?"tanya Rosali menggengam kedua tangan adila sembari menatapnya. Karna Rossali begitu ingin tahu perkembangan hubungan antara Anak dan menantunya.

"Mom, kenapa bicara seperti itu? Bukankah Momi tau hubunganku dengannya baik-baik saja, hanya saja kami butuh menyesuaikan diri untuk saling mengenal satu sama lain,"ucap Adila yang mencoba menutup-nutupi.

Selain Aira. Momi dan daddy begitu menyayangi Fadhil. Terkecuali Adila, karna memang Adila mengenal Fadhil sebelumnya hanya sebagai calon kaka ipar, tidak lebih. Bicarapun tidak pernah apalagi kenal. Tapi apa boleh buat takdir berkehendak lain. Dan akhirnya Adila malah menikah dengan Fadhil.

Dari awal momy menyepakati permohonan Aira begitupun dady. Mangkanya ketika Aira meminta Fadhil untuk menikahiku, momi dan daddypun menyetujui permintaan Aira.

Hanya saja yang aku fikirkan sampai saat ini adalah alasan Fadhil kenapa mau menikahiku. Karna sampai saat ini akupun tidak mengetahui kebenaran apa yang di sembunyikan mereka dariku. Lebih tepatnya yang di sembunyikan Fadhil.

Herannya sikap Fadhil  Membuat Adila heran dan bertanya-tanya. Karna selama menikah Fadhil tidak pernah membalas kekesalan, atau kemamarahan Adila. Adilapun tidak pernah melihat Fadhil menatap dirinya, seperti dirinya menatap Aira dulu.

Penah sesekali Adila memperegoki Fadhil menatapp Aira penuh cinta Saat lamaran, dan ketika akan melangsungkan akad. Sorot matanya tidak pernah terlepas pada sosok Aira sedikitpun, begitu tergambar jelas tatapan Fadhil pada Aira penuh dengan cinta.

Sedangkan Fadhik, sekalipun dirinya tidak pernah menatap Adila. Entah apa Alasannya. Seakan-akan Adila adalah mahluk menjijikan menurut pandangan Adila.

Kembali lagi ke perbincangan Rossali dan Adila.

"Dila, bersikap baiklah pada suamimu Fadhil. Dia adalah lelaki baik, mama yakin Fadhil adalah lelaki yang tuhan berikan untukmu,"ucap rossali.

"Bukan tuhan, tapi Aira yang memberikannya untuku,"gumam adila dalam hati.

"Mom, apa kau menyuruhku kesini  hanya untuk membahas masalah ni. Come on mom, I don't want to talk about this problem.

"Oke, oke, sekarang momi ingin bicara serius denganmu."

"Masalah apa lagi mom,"Tanya Adila penasaran.

"Ini menyangkut masa depanmu, dengan Fadhil"ucap Rossali.

"What!"

Mendengar ucapan Rossali, seketika Adila membulatkan kedua matanya.

"Sayang dengarkan momi,"seketika Rossali meraih kedua tangan adila lalu menatapnya.

"Momi ingin kamu belajar mandiri, bukan maksud momi ingin jauh darimu. Tapi momi ingin kamu lebih dekat dan punya banyak waktu berdua dengan Fadhil."

"Aku tidak mengerti apa yang momi bicarakan,"ujar Adila melepaskan tangan ibunya.

"Sayang, tidakan kamu mencoba membuka hati kalian sedikit untuk lebih dekat lagi."ujar Rossali membujuk Adila.

"Mom, tidak usahlah bicara seperti itu, Adila gak suka kalo momi terus memaksa.

"Baiklah momi tidak akan memaksa dirimu. Tapi ingat, minggu lusa harus pindah ke  rumah  baru dan tinggal bersama Fadhil hanya berdua."

Seketika adila kembali membulatkan kedua matanya, karna merasa kaget dengan apa yang di ucapkan ibunya. Saat Adila hendak mengucap, tiba-tiba saja rossali kembali menyela.

"Dan satu lagi, Fadil sudah menyetujui usulan momi ini, tidak ada alasan lagi untuk kamu melanggar, atau menolak perintah momi."ucap Rossali tegas

"Mom,are you crazy,"ucap Adila kesal dan langsung pergi meninggalkan ibunya dengan amarah yang membuncah.

.

.

.

.

.

.

Bersambung.

DONT FORGET.

LIKE KOMEN.

FOLLOW YUK IG AUTOR.