webnovel

Inverse : When The Past Changes

Warn! 21+ : berisi kekerasan dan adegan sexual sesuai rating cerita. Akankah takdir berubah saat masa lalu berusaha kita ubah? Daniel Alvern Adyatama, seorang ilmuwan yang menciptakan sebuah mesin waktu bernama Chronos. Ide gilanya ini bermula saat bertemu dengan seorang gadis muda bernama Caelia Eloise yang mana sudah dinyatakan meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Gadis itu adalah korban dari sebuah kecelakaan yang menewaskan Adeeva, ibu kandung Daniel dan juga Caelia. Melihat bahwa Caelia tumbuh sehat, Daniel jadi bertanya-tanya. Hingga akhirnya, dia mempercayai sebuah mitos mengenai dunia paralel. Di sisi lain, Caelia memiliki sebuah buku peninggalan neneknya yang membahas mengenai dunia paralel dan mesin waktu. Melalui pengetahuan buku kuno tersebut, mereka menciptakan Chronos. Akankah semua berjalan semestinya? Atau justru, kehancuran melanda? ——————————- - Cerita murni pemikiran author. Apabila ada kesamaan nama tokoh, alur, dan yang lainnya, maka itu terjadi secara ke tidak sengajaan -

Depaaac_ · 奇幻言情
分數不夠
117 Chs

30. Masa Lalu Yang Tidak Akan Bisa Diubah

Nafasnya sudah tercekat di tenggorokan. Gadis cantik itu menatap nyalang pada pria tampan berambut cokelat di depannya, merasa tidak menyangka dengan apa yang sudah dirinya dengar.

Terlalu banyak kejutan dalam hidup Caelia akhir-akhir ini. Tetapi, dari semua kejutan yang datang, ini adalah kejutan paling menyakitkan kedua setelah kejutan sebelumnya.

Kejutan sebelumnya?

/Flashback/

"Kau akan dipulangkan dalam sepuluh menit." Ujar Daniel yang saat ini sedang melepaskan tali di tubuh Caelia.

Gadis cantik berambut royal blue tersebut bisa mencium aroma parfum yang sangat dirinya kenali.

Dia tidak menyangka Daniel adalah orang yang sangat konsisten dalam menggunakan satu jenis wewangian saja.

"Kau tahu? Aku mengenakan parfum ini karena kau menyukainya." Kata Daniel secara tiba-tiba, membuat Caelia membelalak.

Dia masih takut kepada Daniel yang ada di depannya. Daniel dari masa depan yang sangat berbeda jauh dari Daniel nya. Daniel yang Caelia kenal adalah Daniel yang sangat dingin. Sedangkan Daniel yang ada di depannya adalah Daniel yang sangat hangat dan ramah.

"A-apa Caeya boleh bertanya sesuatu?" Tanya gadis itu secara mendadak.

Daniel berdeham, kembali mendaratkan bokongnya di atas kursi. "Waktumu delapan menit dari sekarang." Kata Daniel, membuat Caelia sedikit panik.

"Apa yang membuat Om menjadi seperti ini?" Tanya Caelia pelan.

Dia takut Daniel akan marah besar padanya. Tetapi, bukan kemarahan yang dirinya dapatkan, melainkan sebuah tatapan sendu yang sangat terlihat jelas dari manik coklat milik pria di depannya.

Daniel mengusap wajahnya kasar, kemudian tersenyum tipis. Kilas kejadian menyakitkan merasuk ke dalam otaknya, membuat dia menghela napas berat.

"Kau ingin tahu kenapa? Karena kau meninggalkanku. Karena kesalahan yang kubuat, karena Chronos yang kubuat, kau pergi." Jawab Daniel.

Sejujurnya dia tidak ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di masa depan. Tetapi, dia tidak bisa jika harus melihat Caelia nya akan pergi lagi. Mengulang masa lalu bodoh mereka.

Meski Daniel tahu masa lalu tidak akan pernah bisa diubah, tetap saja dia terus menjadi bodoh dan berusaha untuk mengubahnya.

"Chronos? Mesin waktu itu? Kenapa?" Lirih Caelia dengan suara yang tercekat.

Tenggorokannya terasa sangat sesak saat ini, menuntut penjelasan dari fakta yang berhasil membuat otaknya seolah macet.

"Kau kembali ke masa lalu dan tidak pernah kembali ke masa depan. Kau mati di masa lalu karena melanggar peraturan." Jelas Daniel.

Caelia terdiam. Dia mencoba mencerna nya. "Jadi, jika Chronos ada... Caeya akan menghilang?"

Baru saja Daniel hendak menjawab, waktu sudah habis. Dia tersenyum tipis, berjalan menuju pintu ruangan yang terletak di belakang Caelia.

Sebelum pria itu benar-benar pergi dari sana, Daniel menyempatkan diri untuk menolah, menatap wajah cantik yang dirinya rindukan. "Miss you, Caeya."

/Flashback off/

"Om... jahat." Hanya itu yang mampu keluar dari bibir Caelia saat ini.

Dengan rasa kecewa yang bergemuruh dan sakit hati yang teramat besar, Caelia mendekati Daniel, memukul tubuh kekar pria itu berkali-kali.

"Om jahat... hiks... Om jahat! Om jahat, manfaatin Caeya doang! Om gak sayang sama Caeya! Om... hiks..." gadis itu meledak, meraung dan menangis membuat Daniel tidak tega.

Tetapi, dia tidak bisa melakukan apapun karena memang kenyataanya begitu. Dia hanya memanfaatkan Caelia demi mesin waktu untuk mengembalikan ibunya.

"Jangan temui Caeya lagi, Om! Kita putus!" Sentak Caelia, mengusap air matanya dan segera pergi menjauh begitu saja.

Daniel memejam erat, mengepalkan tangannya kuat-kuat. Nathan segera berlari mendekati Daniel, sedangkan Zianne menghampiri Caelia untuk mengantarnya pulang.

Bugh!

Tanpa basa-basi, dipukulnya wajah Daniel telak, membuat pria itu tersungkur di atas lantai.

"Kau mencintainya sialan! Seharusnya kau menahan Caeya! Kau... mencintainya, bukan hanya memanfaatkannya!" Teriak Nathan menggebu-gebu, berharap Daniel bisa tersadar.

Bukannya tersadar, Daniel justru menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mencintainya. Aku hanya memanfaatkannya, Nathan! Berhenti ikut campur dalam masalah percintaanku."