webnovel

I Love You Prince

Bagaimana rasanya menjadi seorang putri, menikah dengan pangeran impian? Ternyata...kenyataan tak seindah buku cerita. Life isn't a fairytale. Itulah yang dirasakan Alesha, gadis 18 tahun yang polos suatu saat bertemu dengan pangeran idamannya, Pangeran George, putra Raja William. Seorang pangeran tulen dari Inggris. Keduanya jatuh cinta seiring berjalannya waktu akan tetapi... Sang pangeran sudah bertunangan? Tunangannya benci Alesha! Tak cukup sampai disitu, ibunda George juga tak menyukainya! Meski banyak tentangan dan godaan, keduanya berhasil menikah dan hidup bahagia...tidak untuk selamanya Lolita, sahabat dekat George yang miskin suatu hari muncul dan menyita semua waktu George Pernikahan kedua sejoli semakin diambang kehancuran. Akankah keduanya berhasil mempertahankan pernikahan mereka atau justru...kandas begitu saja? Apakah alasan dibalik perhatian George pada Lolita dan dapatkah Alesha menerima kenyataan ini? Jalan menuju kebahagiaan kekal seperti di dongeng"...ternyata penuh duri. Still, I Love You Prince... ****** Warning 21++ Diharapkan kebijakannya dalam memilah novel yang sesuai. Cerita ini berisi adegan dewasa jadi sangat dilarang bagi yang belum pantas. Nafasnya memburu, jantungnya berdetak kencang, badannya gemetar, keringat dinginnya mulai bercucuran melihat sosok tinggi yang ada didepannya. Dia tidak percaya pada penglihatannya, sosok itu pun semakin mendekat kearahnya dan dengan gerakan yang sangat cepat tapi lembut sosok itu menekankan badannya ke tubuhnya yang masih membeku shock itu. Sosok itu kemudian meraih kedua tangannya dan memposisikannya keatas kepala. Dengan tatapan penuh gairah yang sudah tak tertahan lagi dia melumat bibir ranum seksinya seakan tidak ada lagi hari esok.... fb #Asya ardenia.

syafiuni · 综合
分數不夠
331 Chs

Meloloskan diri 2

Wanita itu bertambah ketakutan, terlebih lagi karena dia melihat wajah putih Jimmy berubah kelam mengerikan. Jimmy pun bertambah yakin dengan gelagat mencurigakan wanita itu, karena memang dia ahli dalam menganalisa mimik wajah dan bahasa tubuh seseorang apalagi ketika sedang diintrogasi.

"Bi..biarkan aku pergi tuan.." Ucap wanita itu memohon. Tapi Jimmy tidak melepaskan cekalannya.

"Ikut aku.." ucap sambil menarik wanita itu dari keramaian.

Sesampainya di sebuah ruangan kosong Jimmy melepaskan wanita itu dan mulai menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. Wanita itu menjadi semakin tersudut, dia sangat ketakutan dan akhirnya menangis.

"Apa salahku? Kumohon lepaskan aku"

"Jangan takut, kalau kau berkata jujur aku akan melepaskanmu. Sekarang jawab pertanyaanku, dari mana kau mendapatkan pakaian itu?" tanya Jimmy. Wanita itu terkejut seketika, dia menunduk terdiam, lalu menjawab dengan terbata.

"I..ini pakaianku sendiri."

"Kalau kau tidak ingin terlibat masalah maka jawab saja pertanyaanku dengan jujur". Ucap Jimmy dengan tidak sabar dan penuh emosi, wanita ini membuang waktunya. Dia lalu mencengkram dagu wanita itu. "Jadi katakan, dari mana pakaian itu" sorot mata Jimmy membara membuat wanita itu gemetar ketakutan.

"Ah..!I...ini dari seorang wanita, dia yang memintaku menukarkan pakaian kerjaku dengan pakaiannya. Aku mohon, lepaskan aku, a..aku sudah berkata jujur" ucap wanita itu dengan bibir gemetar, air matanya terus mengalir tanpa henti. Jimmy pun melepaskan cengkramannya dan segera meninggalkan tempat itu.

Dia lalu mengingat sorot mata yang terasa tidak asing baginya, dan seketika itu dia tersadar kalau itu adalah Alesha.

"Kalian cari wanita yang berpakaian seragam cleaning service, segera..!!" ucapnya kemudian membaur dalam keramaian mencari jejak Alesha.

Sementara itu, Alesha berjalan tergesa-gesa meninggalkan area pantai yang semakin ramai karena hari sudah sore. Sesekali dia menengok kebelakang memastikan kalau tidak ada orang yang mengejarnya. Dia terus melangkahkan kakinya berjalan sejauh mungkin tanpa tahu kemana langkah kakinya membawanya. Yang terpenting sekarang adalah menghindar sejauh mungkin dari Jimmy dan orang-orangnya.

Tapi Tuhan mungkin masih belum ingin melihatnya bebas karena dari arah berlawanan dia melihat dua orang bertubuh tinggi kekar sedang berlari kearahnya. Alesha sontak saja panik, dia lalu berbalik dan berlari masuk ke pepohonan supaya bisa paling tidak bersembunyi dan memikirkan cara lain sebelum mereka benar-benar menangkapnya.

Dia terus saja berlari sambil berusaha mencari-cari tempat yang strategis untuk bersembunyi, dia merasa kedua orang itu pun terus berlari mengejarnya. Tiba-tiba Alesha melihat pohon besar, dia lalu berlari cepat menghampiri pohon itu tapi entah dari mana tiba-tiba mulutnya di bekap dan tubuhnya ditarik menuju pohon besar tersebut.

Alesha sangat terkejut dan meronta serta berusaha menggigit tangan yang membekapnya itu tapi bagaikan besi tangan itu sangat kuat. Pupuslah harapan Alesha untuk kabur, mungkin memang inilah takdirnya. Sekeras apapun usahanya untuk bebas dari Jimmy rupanya hanya selalu berakhir dengan kegagalan. Haruskan dia merelakan seluruh hidupnya untuk orang yang tidak dia cintai? haruskah dia menyerah begitu saja? Tanpa terasa air matanya jatuh membasahi pipinya. Sekarang dia sudah putus asa dengan keadaannya. Mungkin inilah jalan hidup yang dia harus jalani.

Alesha masih belum bisa melihat wajah orang yang membekapnya itu, karena orang itu berdiri tepat dibelakangnya. Mulutnya pun masih di tutup sehingga dia sama sekali tidak bisa menggerakkan kepalanya.

"Shhhtt...tenanglah nona, jangan sampai orang-orang itu melihat pergerakan kita. Saya Nikol, pengawal pangeran George dan sebentar lagi nona akan selamat."

Bagaikan tersiram air sejuk pegunungan ditubuh dan jiwa Alesha yang kering, suara itu membuat matanya terbelalak tidak percaya, dia sangat senang mengetahui kalau orang yang menangkapnya itu ternyata pengawal George. Perlahan orang itu melepas bekapannya dari mulut Alesha sehingga gadis itu berbalik dan melihat pengawal itu dengan seksama.

"Maafkan saya terpaksa harus menutup mulut nona, karena kalau terdengar suara sedikit saja orang-orang suruhan Jimmy itu pasti akan menangkap kita". Ucap Nikol dengan suara pelan sambil membungkuk. Alesha tersenyum lega.

"Tidak apa-apa Nikol, aku sangat berterima kasih. Tadinya kupikir aku sudah tertangkap".

Sambil memperhatikan sekeliling Alesha dan Nikol tetap berdiri mematung dibalik pohon besar itu, setelah beberapa lama dan memastikan situasi aman barulah mereka sedikit bisa bergerak.

"Baiklah nona, sekarang sudah aman. Ayo kita tinggalkan tempat ini sebelum mereka curiga"

Alesha pun berlari mengikuti Nikol, tidak lama keduanya tiba di sebuah mobil dan segera masuk kedalamnya. Alesha benar-benar merasa sangat lega karena akhirnya dia terbebas dari Jimmy. Mobil pun melaju meninggalkan tempat itu.

"Jadi kita akan kemana? aku harap kau segera membawaku ke rumah orang tuaku". Pinta Alesha dengan wajah sedih. Dia sekarang sangat merindukan ibunya, dia ingin sekali memeluk ibunya dan menumpahkan semua kesedihan dan keletihan tubuh dan jiwanya.

"Untuk saat ini saya takut saya tidak bisa memenuhinya, karena nona akan bertemu dengan pangeran George terlebih dahulu"

Alesha terlonjak, mata bulatnya semakin membesar. Apa dia baru saja bilang George? George datang ke indonesia untuk menyelamatkannya? Untuk kedua kalinya dia terkejut tapi kali ini jantungnya terasa berdetak tiga kali lebih cepat. Rasanya dia benar-benar bermimpi.

"Tadi kau bilang George? dia datang?" tanya Alesha dengan tatapan mata berbinar. Hatinya sangat bahagia dan berbunga-bunga karena ternyata kekasihnya itu tanpa dia duga datang jauh-jauh ke indonesia hanya untuk menyelamatkannya.

"Iya nona" jawab Nikol singkat sambil terus menatap ke depan. Mendengar itu Alesha merasa seperti melayang, dadanya tiba-tiba berdebar kencang. Perasaan rindu yang membuncah terasa tidak bisa terbendung lagi. Seandainya dia bisa membuka portal dimensi waktu, ingin rasanya saat itu juga dia bisa bertemu dengan George.

Sementara itu, Jimmy terlihat sangat murka. Dari sepuluh orang kepercayaannya untuk mengawasi Alesha, tidak satu orang pun yang berhasil. Apalagi sekarang keberadaan gadis itu sudah tidak bisa terdeteksi lagi. Kesembilan anak buah Jimmy hanya tertunduk diam, mereka sama sekali tidak berani mengeluarkan sepatah kata sedikit pun.

Darah segar masih mengucur deras di paha dan kaki penjaga yang dipercaya untuk mengikuti Alesha ke toilet tapi dia kehilangan jejaknya, sehingga hukuman minimal sudah di berikan. Jimmy masih berbaik hati tidak melakukan ancamannya, anak buah Jimmy yang lain merasa heran karena bosnya itu bersikap lunak kali ini. Biasanya Jimmy tidak akan mentoleransi kesalahan sedikitpun. Selama ini bos mereka tidak pernah segan untuk menghabisi mereka jika terjadi kesalahan. Akan tetapi sekarang ajaibnya rekan mereka hanya ditembaki di bagian kaki. Sungguh hukuman yang sangat ringan atas kesalahan yang sangat fatal.

Tiba-tiba ponsel Jimmy berdering.

"Cepat, kejar mereka" ucapnya ditelpon. Setelah itu Jimmy mematikan. Kalian berlima cepat siapkan mobil pengejaran, sisanya urus orang tak berguna ini". Ucapnya lalu keluar meninggalkan tempat itu.

Alesha sudah tidak sabar lagi ingin bertemu dengan George, hatinya hangat dan Dia sangat ingin memeluk George sekarang. Tapi sepertinya perjalanan ini seakan tidak ada ujungnya. Alesha menjadi gelisah, Nikol yang sejak tadi hanya terdiam melirik Alesha dibalik kaca spion.

"Sebentar lagi kita sampai Nona, jadi tolong bersabarlah".

Nikol sendiri adalah pengawal khusus yang paling diandalkan oleh George, selain ahli di berbagai ilmu bela diri dia juga satu-satunya pengawal yang paling cerdas. Dia juga menguasai berbagai taktik perang dan penyelamatan sandra, dia ditugaskan oleh George untuk mengintai pergerakan Jimmy sehingga Alesha lebih mudah di selamatkan. Siapa sangka gadis itu ternyata bisa melarikan diri sehingga lebih mempermudah pekerjaannya.

Mendengar hal itu, Alesha hanya merengut. Bibirnya kecil seksinya sedikit mengerucut. Dia sedikit kurang senang karena kegundahan hatinya ternyata di sadari oleh Nikol. Tapi tetap saja dia sangat berterima kasih kepadanya karena telah menyelamatkannya.

Mobil terus melaju dengan kecepatan sedang setelah masuk dikawasan hotel tempat George berada, sampai akhirnya berhenti di depan pintu masuk hotel. Debaran jantung di dada Alesha semakin tidak karuan. Senang, haru, rindu dan bahagia bercampur jadi satu.

Mereka lalu memasuki lift dan menuju lantai tiga belas. Setelah beberapa saat menunggu yang terasa seakan puluhan tahun lamanya oleh Alesha pintu lift akhirnya terbuka. Mereka lalu keluar dari lift menuju ruangan berangka 305, bel di bunyikan dan pintu pun terbuka.

Jangan lupa vote, komen, bintang dan review dong readers. Kalau mau Author tetap semangat up nya. Happy reading...

syafiunicreators' thoughts