webnovel

I Love You Prince

Bagaimana rasanya menjadi seorang putri, menikah dengan pangeran impian? Ternyata...kenyataan tak seindah buku cerita. Life isn't a fairytale. Itulah yang dirasakan Alesha, gadis 18 tahun yang polos suatu saat bertemu dengan pangeran idamannya, Pangeran George, putra Raja William. Seorang pangeran tulen dari Inggris. Keduanya jatuh cinta seiring berjalannya waktu akan tetapi... Sang pangeran sudah bertunangan? Tunangannya benci Alesha! Tak cukup sampai disitu, ibunda George juga tak menyukainya! Meski banyak tentangan dan godaan, keduanya berhasil menikah dan hidup bahagia...tidak untuk selamanya Lolita, sahabat dekat George yang miskin suatu hari muncul dan menyita semua waktu George Pernikahan kedua sejoli semakin diambang kehancuran. Akankah keduanya berhasil mempertahankan pernikahan mereka atau justru...kandas begitu saja? Apakah alasan dibalik perhatian George pada Lolita dan dapatkah Alesha menerima kenyataan ini? Jalan menuju kebahagiaan kekal seperti di dongeng"...ternyata penuh duri. Still, I Love You Prince... ****** Warning 21++ Diharapkan kebijakannya dalam memilah novel yang sesuai. Cerita ini berisi adegan dewasa jadi sangat dilarang bagi yang belum pantas. Nafasnya memburu, jantungnya berdetak kencang, badannya gemetar, keringat dinginnya mulai bercucuran melihat sosok tinggi yang ada didepannya. Dia tidak percaya pada penglihatannya, sosok itu pun semakin mendekat kearahnya dan dengan gerakan yang sangat cepat tapi lembut sosok itu menekankan badannya ke tubuhnya yang masih membeku shock itu. Sosok itu kemudian meraih kedua tangannya dan memposisikannya keatas kepala. Dengan tatapan penuh gairah yang sudah tak tertahan lagi dia melumat bibir ranum seksinya seakan tidak ada lagi hari esok.... fb #Asya ardenia.

syafiuni · 综合
分數不夠
331 Chs

Aku kenapa?(Bab 13) (warning...!!!)

Beberapa saat keheningan menyelimuti, hanya suara detak jantung mereka saja yang seakan berlomba bergemuruh bagai suara pacuan kuda.

Mata mereka saling memandang memancarkan tatapan gairah yang mereka tidak mengerti. Tubuh mereka membeku, yang terasa hanya kehangatan yang mulai menjalar menciptakan sensasi aneh tapi begitu menyenangkan sehingga tubuh mereka seakan tidak ingin terpisah satu sama lain.

Perlahan mata George yang sejak tadi menatap dalam mata bulat Alesha berpindah kebibir gadis itu, begitu juga Alesha yang dengan refleks menatap bibir George lalu kembali menatap mata tajamnya lagi.

Gadis itu seakan benar- benar merasakan tubuhnya tidak berdaya, nyaman dan tidak ingin lepas dari kehangatan yang nikmat itu. Mata bulatnya seakan tenggelam oleh pesona keindahan wajah tampan George, hatinya terasa hangat dan bergejolak.

Baru kali ini dia merasakan hal aneh itu, jiwanya seakan terbang keawan dan membawanya ketempat yang sangat nyaman dan indah, dan kenikmatan itu semakin menjadi ketika dirasakannya

sebuah sentuhan hangat dan lembut dibibirnya, matanya kemudian terpejam sesaat kemudian sentuhan lembut itu terasa semakin kuat menjalar keseluruh bibirnya tapi hal itu membuat angannya semakin melambung tinggi.

Sentuhan itu membuat tubuhnya terasa panas, ada sesuatu yang lagi-lagi dirasakan sangat aneh merasukinya, sensasi yang membuatnya benar-benar melupakan semuanya. Tangannya dengan refleks mulai melingkar keleher George, tubuhnya semakin melekat erat ditubuh hot pria itu.

Perlahan bibirnya yang sejak tadi hanya pasif menerima sentuhan hangat itu kini mulai bergerak seakan tidak puas hanya dengan menerima saja. Mulut mungil itu mulai berusaha membalas sentuhan yang dirasakannya semakin nikmat.

" Hmmnnahh..." suara rintihan lirih diiringi desahan keluar dari mulutnya. Tapi itu hanya menbuatnya semakin merasakan sentuhan itu kian menjadi.

George yang sudah gila karena kenikmatan bibir yang dirasakannya itu semakin membuatnya hilang kendali ketika mendengar rintihan lirih seksi Alesha. Dia bagaikan singa kelaparan yang siap melahap santapannya sampai habis, kemudian dia semakin membenamkan mulutnya, membuka mulut Alesha dengan lidahnya dan seakan tak pernah puas dia lalu menghisap lidah gadis itu dengan lembut menikmati setiap detail mulut indah itu.

Hanya suara desahan dan rintihan lirih yang terdengar dari mulut mereka, makan siang yang seharusnya menyantap makanan yang ada dimeja berubah menjadi santapan yang panas dan penuh gairah.

George yang sudah kehilangan kendali mulai memindahkan mulutnya dan mendaratnya bibirnya kerahang Alesha lalu bergerak kearah leher jenjangnya. Alesha yang tiba-tiba merasakan hal itu sontak membuka mata dan betapa terkejutnya dia ketika menyadari posisinya sudah mengangkang diatas pangkuan George, tangannya terlingkar dileher pria itu dan yang paling mengerikan adalah pria itu kini telah membenamkan kapalanya dileher jenjangnya dan mulai menciuminya.

Tiba-tiba saja dia tersadar lalu dengan refleks dan sekuat tenaga gadis itu melepaskan diri dari dekapan George.

Sementara itu George yang masih sangat bergairah merasakan gadis yang didekapnya berusaha melepaskan diri semakin memeluknya erat. Dia tidak ingin mengakhiri kenikmatan itu apapun yang terjadi. Gadis itu telah membuatnya melupakan semua prinsip tentang wanita, menumbangkan keangkuhannya dan membuatnya kalap dengan kenikmatan yang dirasakan dari tubuh Alesha.

Gerakan Alesha yang meronta semakin membuatnya kehilangan kendali dan semakin menghujamkan ciumannya dileher indah itu. Akan tetapi ketika dia merasakan tubuh gadis itu tidak lagi bergerak dan samar dia mendengar isakan tangis, George tiba-tiba langsung tersadar dengan apa yang dilakukannya.

Dia serta merta melepaskan dekapannya dan melihat Alesha sudah tertunduk tak berdaya dihadapannya sambil berurai air mata. George sontak merasa sangat menyesal, hatinya bagai tertusuk sembilu melihat gadis yang disayanginya merana karena ulahnya. Kemudian dia mengusap air mata gadis itu dengan lembut, mengangkat tubuh gadis itu dan membawanya kesofa.

" Maafkan aku" ucapnya sambil menatap Alesha dengan tatapan penuh penyesalan. Sementara itu Alesha hanya tertunduk sambil terus terisak. Dia sebenarnya menangis bukan hanya karena ulah George tetapi juga karena merasa sangat menyesal atas apa yang telah dia perbuat.

Kekonyolan yang sangat tidak pantas, dia merasa sudah tidak murni lagi. Ciuman pertama yang seharusnya hanya untuk orang yang dicintainya kelak telah dia berikan dengan suka rela kepada orang lain. Dia merasa sudah tidak pantas lagi untuk dicintai. Dan memikirkan itu membuatnya semakin tersedu sedu.

George yang sejak tadi berusaha menenangkannya menjadi panik ketika melihat tangis Alesha semakin menjadi. Dia tidak tau lagi apa yang harus dilakukan supaya gadis itu berhenti menangis. Seumur hidupnya baru kali ini dia melihat gadis menangis dan membuatnya sangat khawatir.

Dia sering membuat banyak wanita menangis tetapi dia sama sekali tidak peduli , tapi gadis ini benar-benar membuatnya takut. Tiba- tiba idenya muncul. Ide yang mungkin akan membuatnya kehilangan gadis itu. Tapi dia tidak peduli lagi.

" Sudah ya, jangan menangis lagi. Maafkan aku karena sudah kelewat batas. Tapi sungguh aku tidak bermaksud memaksamu."

Dia menatap Alesha penuh harap. Alesha masih terisak seakan tidak peduli dengan apa yang dikatakan George.

"Aku akan membatalkan kontrak itu, asalkan kau berhenti menangis"

"...."

Tiba-tiba Alesha berhenti terisak, matanya yang merah dan basah karena air mata menatap tajam George.

" Benarkah..?" tanyanya tidak percaya.

George hanya mengangguk. " Dan kau boleh pulang sekarang, sekali lagi aku minta maaf atas kejadian tadi"

Mendengar hal itu, bibir manisnya tersungging senyum indah, wajahnya kembali bersinar dan ceria. Dengan cepat dia bangkit dari duduknya, membawa tasnya kemudian melangkah menuju pintu. Tapi sebelum dia membuka pintu, gadis itu berbalik dan tersenyum kearah George.

" Thank you" ucapnya lalu menghilang dibalik pintu meninggalkan George yang hanya terdiam melihat kepergian Alesha. Hatinya tiba-tiba terasa hampa dan kosong. Lalu dia bangkit dari duduknya dan melangkah menuju kamar dan merebahkan tubuhnya dikasur. Tak barapa lama diapun terlelap.

Sementara itu Alesha yang baru tiba di apartemennya langsung menuju kamar dan menghempaskan tubuhnya kekasur. Dia berusaha untuk tidur namun tidak bisa, berkali-kali dia mencoba memejamkan matanya tetapi adegannya bersama pangeran tadi terus saja terbayang dalam pikirannya.

Teringat bagaimana dia dengan liarnya membalas ciuman pengeran itu dan itu membuatnya sangat malu sekaligus merasa senang. Seakan itu adalah hal yang paling benar yang pernah dia lakukan, dia juga tidak mengerti dengan perasaannya pada saat George mengijinkannya pergi, hatinya sedikit merasa kecewa seakan tidak ingin meninggalkan pangeran itu akan tetapi karena rasa malu dan bersalah dia kemudian meninggalkan tempat ....

Dia seakan merasakan dirinya yang dulu sudah hilang pada saat pertama kali melihat George. Diri yang dia sama sekali tidak bisa dia mengerti lagi, diri yang ketika membayangkan pangeran itu membuatnya selalu ingin tersenyum, diri yang selalu ingin terus berada di dekat pangeran itu. Tak lama kemudian gadis itu sudah berada di dalam mimpinya.

Hai reader, jadi bab ini bukan sambungan dari bab sebelumnya ya.Menanggapi pertanyaan kalau Bab 13 tidak bisa terbaca jadinya author up ulang bab tersebut. So enjoy it.

syafiunicreators' thoughts