webnovel

I beg You.. Please Love me!!

Cerita ini adalah seri kedua dari pernikahan kontrak “MY PRECIOUS HUSBAND” bukan sebuah lanjutan dengan karakter yang berbeda.. Hidup Nada hancur seketika pada saat malam yang mencekam. Ia putus asa merasa membunuh dirinya sendiri adalah satu-satunya jalan keluar dari penderitaannya. Sampai pada saat ia ingin melompat dari jembatan penyebrangan ia dipertemukan dengan ibu penolong kehidupannya. Ibu merawat Nada dengan baik dan menjodohkannya pada anak laki-lakinya. Nada tentu saja menolak pada awalnya, tapi karena merasa hutang budi, mau tak mau ia menyetujuinya. Lalu sampailah ia pada pernikahan tanpa dasar cinta, ia senang bisa membalas budi tapi itu tidak cukup menutupi penderitaan yang dirasakannya setelahnya. Suami yang dinikahinya sangat membenci Nada, ia memperlakukan Nada dengan buruk dan merasa Nada merenggut semua kebahagiannya. lalu hal buruk lainnya menimpa Nada, dengan ketegaran hatinya ia menghampiri suaminya. Menatap sorot tajam yang selalu merendahkannya dengan hati-hati dan mengucapkan sebuah permohonan. “Aku...aku akan melepaskanmu, bertahanah hanya sampai aku melahirkan bayi ini. Hingga sampai pada saatnya kumohon.. kumohon bersikap baiklah padaku”

Cindelvi · 历史言情
分數不夠
36 Chs

Chap 25

"PERGI!!!!!!!!" Teriak Nada dikala usahanya menutup pintu, ia ketakutan setengah mati, wajahnya pucat pasi, air matanya bahkan sudah mengalir deras, seluruh tubuhnya gemetar, dan ia mengerahkan seluruh tenaganya menutup pintu.

"Ya Tuhan Nada kau kenapa? Tenanglah sayang" Tetia disamping Rafael berusaha menenangkan Nada yang terlihat sangat ketakutan dimatanya. Nada juga tidak merespon panggilannya, matanya hanya menatap nyalang ke wajah Rafael yang berbanding terbalik dengannya sambil berteriak dan terus mengusirnya. Rafael tidak menunjukan ekspresi apapun sehingga semakin membuat Tetia bingung dan terus bertanya-tanya. Apa yang terjadi? Nada mengenal Rafael? Ada apa sebenarnya?

"Kumohon jangan sakiti aku!!! Pergi dari sini" kalimat itu yang terus dilontarkan Nada, ia terus mengusir Rafael dan melupakan bahkan mengabaikan Tetia yang berada tepat disampingnya. Dipikirannya hanya ada kejadian beberapa bulan yang lalu dimana saat-saat pria dihadapannya kini menyakiti dan merebut kehormatan miliknya.

"Tidak akan ada yang menyakitimu" gumam Rafael lirih ia tidak mengeluarkan seluruh tenaganya karena ia yakin jika ia melakukannya Nada akan terdorong dan bisa saja terluka. "Biarkan aku masuk dan menjelaskannya"

"TIDAK!!!!!!!!!?!?! PERGI DARI SINI!"

"Rafael ada apa sebenarnya? Nada ini ibu sayang, kau kenapa?" Tetia masih berusaha mencari tahu dan meraih Nada. Tepat saat itu juga Nada akhirnya menoleh melihat Tetia dengan raut wajah cemas. Tapi justru Nada semakin gemetar, kepalanya mendadak pusing dan dorongannya melemah, tubuhnya yang mulai kehilangan tenaga bersandar pada pintu, Nada memegang kepalanya yang terasa sakit. Ia kemudian merosot perlahan dan hampir terjatuh jika saja Rafael tidak menahan tubuhnya, Lalu Setelahnya Nada kehilangan kesadarannya.

✖️✖️✖️

Tetia menggenggam tangan Nada yang belum sadarkan diri, dokter baru saja kembali setelah ia memeriksa Nada. Ia mengatakan bahwa Nada terserang rasa panik akibat pengalaman buruknya, dan kondisinya tidak terlalu mengkhawatirkan juga Nada akan sadar beberapa jam lagi.

"Jelaskan pada Mama apa hubunganmu dengan Nada?" Tanya Tetia ia meninggalkan Nada seorang diri dikamar agar wanita itu istirahat, meski cemas melanda ia terlalu penasaran kenapa Nada bersikap seperti itu kepada Rafael. Nada memang sering terlihat takut pada seorang pria tapi Tetia tidak pernah melihatnya sehisteris itu bahkan dengan Devianpun ia tidak terlalu takut dan sekarang hubungan keduanya sangat baik.

Rafael yang sedang menunduk diruang tamu lantas mendongak mendapati pertanyaan dari ibunya. "Ra-rafael baru saja bertemu dengannya ma" Rafael berusaha menutupi kegugupannya.

"Jangan bohong Rafael!! Mama dengan jelas mendengarmu ingin menjelaskan sesuatu pada Nada, sekarang Katakan pada mama.. Apa hubunganmu dengan Nada? Kau mengenalnya? " Cecar Tetia, ia yakin ada sesuatu yang terjadi diantara keduanya. Tetia juga sudah menerka-nerka, dan berharap bahwa pikirannya salah. Maka Ia sangat butuh penjelasan dari Rafael. "Ma, tidak ada! Tadi Rafael hanya refleks, karena Nada selalu berkata bahwa Rafael akan menyakitinya" Rafael mengusap tengkuknya, ia harus bisa menyembunyikannya.

"Kau selalu mengusap tengkukmu saat berbohong Rafael. Kamu kira mama bodoh?" Tiba-tiba saja Rafael menghentikan gerakannya, ia menghela nafasnya lalu meraih tangan ibunya. "Benar ma, Rafael baru pertama kali bertemu dengan Nada, bagaimana mungkin Rafael kenal Nada"

Tidak puas dengan jawaban anak tirinya, Tetia menarik tangannya, sorot matanya masih begitu mengintimidasi Rafael "kalau begitu, mama tidak akan membiarkan Nada bertemu denganmu!"

"Ma!! Mama tidak percaya dengan Rafael?"

"Ya! Jelaskan pada mama, ada hubungan apa kau dengannya? Apa kau bagian dari masa lalu Nada? Kau ayah dari anak yang dikandungnya?" Rafael sontak menegang, tubuhnya tiba-tiba kaku setelah mendapatkan fakta yang baru diketahuinya. Pun juga Tetia mendapati keterkejutan dari Rafael semakin menguatkan praduganya. Ia tiba-tiba saja bercucuran keringat, masih berharap pikirannya salah, sebab jika benar. Ia tidak tahu harus bagaimana? Membayangkannya saja berat, Nada seseorang yang dinikahkan dengan puteranya tengah hamil dengan puteranya yang lain? Oh Astaga ya Tuhan semoga ini semua tidak benar.

"Jadi dia hamil?" Gumam Rafael pelan membuat iris mata Tetia membola "Rafael!! Jadi itu semua benar? Kau membohongiku?" Teriak Tetia, ia kecewa sekali dengan puteranya.

"Ma Ra-Rafael bisa menjelaskannya.."

"Ya!! Jelaskan padaku!! Kenapa Nada bisa mengandung anakmu? Oh ya Tuhan, Apakah kau kekasihnya Rafael? Dan kau meninggalkan kekasihmu dalam keadaan hamil? Bagaimana bisa kau sekejam itu!!" Rafael semakin gugup, nyatanya faktanya lebih mengerikan dari itu semua. Bagaimana Rafael menjelaskan bahwa ia adalah pemerkosa perempuan itu dan baru menemukannya hari ini. Ia mengusap wajahnya kasar, kenapa tiba-tiba saja semuanya jadi seperti ini. Ia tidak menyangka bahwa Nada masih mengingatnya, bahkan sangat membencinya. Baiklah bodoh sekali Rafael jika ia berharap Nada tidak membencinya, padahal jelas-jelas ia telah menyakiti perempuan itu.

"Bu-bukan begitu ma" Tetia mengernyit, ia tidak mengerti dengan Rafael, kenapa bukan? Jika bukan sebagai kekasih, kenapa Nada bisa hamil anak Rafael? Ataukah jangan-jangan.. Tetia menutup mulutnya, mungkinkah?

"Kau memperkosa Nada?!!!?!???? Nada hamil karena kebejatanmu Rafael???? Ya Tuhan apa yang kau lakukan! Kenapa kau sebrengsek itu Rafael... pantas saja Nada gemetaran dan ketakutan melihatmu. Dan aku? Aku menikahinya dengan kakakmu!! Rafael mama kecewa sekali padamu.." Tetia menangis dengan keras, ia tidak menyangka jika hal ini terjadi pada keluarganya. Dengan tangan gemetar Rafael meraih tangan Tetia, ia bersimpuh dihadapan ibu tirinya, meskipun ibu tiri Rafael telah lama hidup dengan kasih sayang Tetia, ibunya yang terlalu kuat dan baik.

"Ra-rafael minta maaf ma, waktu itu Rafael mabuk, tidak sadar telah memperkosa Nada. Rafael sudah berusaha mencarinya tapi—"

"Kau bajingan tengik!!! Apa yang kau katakan???" Tiba-tiba saja Devian datang, menarik kerah Rafael dan meninju wajahnya hingga Rafael jatuh tersungkur, Tetia memekik menahan Devian yang hendak memukulnya lagi "Devian hentikan nak"

"Apa yang kau katakan? Kau memperkosa Nada??? Bajingan!! Aku harus membunuhmu!!!" Devian melepaskan pelukan ibunya, lalu kembali menghajar Rafael yang tidak membalas sedikitpun dengan brutal. Hal itu semakin membuat Tetia berteriak berusaha menghentikan Devian. Tapi Devian tidak mengindahkannya, bahkan pukulannya semakin menjadi dan Rafael benar-benar bisa terbunuh karenanya, darah sudah merembes kemanapun..

"Devian sudah tenang, hentikan!! Jangan sakiti adikmu."

"Dia bukan adikku!!!! Adikku bukan bajingan tengik macam dia!" Terengah-engah Devian mengatakannya, perasaannya kacau sekali. Perasaan bersalah yang besar pada Nada juga perasaan kecewa pada adiknya. Memang selama ini Devian bersikap kasar pada Rafael, berkata bahwa ia membencinya, namun jauh didasar lubuk hatinya Rafael tetaplah adik yang ia sayangi. Fakta bahwa ia tak pernah mengungkapkannya karena perasaan kesal akibat pengkhianatan yang dilakukan ayahnya. Devian baru mengetahui bahwa Rafael adik tirinya setelah ia hidup selama bertahun-tahun bersama. Kedua orang tuanya menyembunyikan fakta itu dan ia baru mengetahui bahwa Rafael adalah hasil dari sebuah perselingkuhan yang dilakukan ayahnya, beberapa tahun belakangan ini, saat pertengkaran kedua orang tuanya dan mengakibatkan ayahnya meninggal karena sebuah kecelakaan. Ia sangat kecewa, dan marah kenapa ibunya dengan lapang dada merawat anak dari selingkuhan ayahnya yang meninggal karena melahirkannya, membiarkan Devian tidak mengetahuinya dan hidup bersama dengan anak itu bahkan menyayanginya.

"Aku... uhuukk uhukkk...." Darah kembali keluar dari mulut Rafael "akan.... hah.. bertanggung jawab kak"

"Tanggung jawab katamu? Brengsek sialan!! Mati saja kau!!"

Plakkkkkkk...

Tetia menampar Devian dengan keras, ia harus menyadarkan Devian, sebelum dia benar-benar membunuh Rafael..

"Devian cukup!!!!!!!!!! Hentikan, Rafael bisa mati karenamu" Tetia menangis sembari menghampiri Rafael yang tersungkur lemah diatas lantai. Wajahnya babak belur tertutupi darah. Diusapnya dengan sayang darah yang mengalir diwajahnya.

"Dia memang pantas mati.. kalau mama tidak ingin aku membunuhnya sekarang, bawa dia pergi dari sini!! Devian muak melihatnya" setelah berkata begitu, Devian meninggalkan keduanya dengan perasaan hancur, dan tanpa berpikir panjang, Tetia menghubungi Robby agar segera menjemputnya dan membawa Rafael pergi dari sana. Ia membiarkan Nada bersama Devian, meski bingung dan cemas Tetia yakin Devian tidak akan menyakiti Nada, yang utama sekarang adalah membawa Rafael terlebih dahulu ke rumah sakit.

✖️✖️✖️

Selamat berbuka bagi yang menjalankan... aku bingung mau update cerita ini. Karena ini tuh kontennya dewasa wkwwk galau eiuuyyyy