webnovel

I beg You.. Please Love me!!

Cerita ini adalah seri kedua dari pernikahan kontrak “MY PRECIOUS HUSBAND” bukan sebuah lanjutan dengan karakter yang berbeda.. Hidup Nada hancur seketika pada saat malam yang mencekam. Ia putus asa merasa membunuh dirinya sendiri adalah satu-satunya jalan keluar dari penderitaannya. Sampai pada saat ia ingin melompat dari jembatan penyebrangan ia dipertemukan dengan ibu penolong kehidupannya. Ibu merawat Nada dengan baik dan menjodohkannya pada anak laki-lakinya. Nada tentu saja menolak pada awalnya, tapi karena merasa hutang budi, mau tak mau ia menyetujuinya. Lalu sampailah ia pada pernikahan tanpa dasar cinta, ia senang bisa membalas budi tapi itu tidak cukup menutupi penderitaan yang dirasakannya setelahnya. Suami yang dinikahinya sangat membenci Nada, ia memperlakukan Nada dengan buruk dan merasa Nada merenggut semua kebahagiannya. lalu hal buruk lainnya menimpa Nada, dengan ketegaran hatinya ia menghampiri suaminya. Menatap sorot tajam yang selalu merendahkannya dengan hati-hati dan mengucapkan sebuah permohonan. “Aku...aku akan melepaskanmu, bertahanah hanya sampai aku melahirkan bayi ini. Hingga sampai pada saatnya kumohon.. kumohon bersikap baiklah padaku”

Cindelvi · History
Not enough ratings
36 Chs

Chap 26

"Tidak... Tidak.." Devian menghampiri Nada yang mengigau, ia menggoyangkan tubuh kecil istrinya agar tersadar, raut wajahnya tak bisa ia tutupi bahwa ia tengah dilanda khawatir. Tak lama Nada membuka mata, ia mengerjap-ngerjapkan matanya, begitu mendapati Devian ada didekatnya, air matanya mengalir dipipinya, tubuhnya bergetar memeluk tubuh suaminya. Pun Devian membalas seraya mengecup pucak kepalanya. "De-devian a..aku takut"

Devian mengusap-usap punggung kecil Nada..

"Sst..ssst.. aku ada disini" katanya disetiap kecupannya.

"A-aku bertemu dengannya, Devian aku takut" Nada mencengkram kuat penggiran baju Devian, sementara itu Devian melepaskan pelukannya, ia menangkup wajah kecil Nada, dilihatnya sorot mata indah itu yang ketakutan bahkan begitu terlihat menyedihkan, astaga selama ini ia juga telah mengukir kesedihan dimata itu. Betapa kejamnya Devian, selama ini ia selalu berprasangka buruk pada wanita dihadapannya ini, berkata kasar, memperlakukannya dengan kejam dan ternyata semua perlakuan itu tidak pernah pantas Nada dapatkan. Tangannya mengusap air mata Nada dengan gemetar ia lalu mengecup kedua mata Nada yang terpejam.

"Jangan takut.."

"Aku ada disini, tidak ada lagi yang akan menyakitimu" ungkap Devian membuat Nada kembali membukanya, dilihatnya Devian yang tampak sedih. "Aku minta maaf" gumam Devian akhirnya dengan lembut. Sedari tadi ia telah memikirkan semua perlakuannya pada Nada dan ia terus menyesali perbuatannya, menyebut dirinya sebagai seseorang yang kejam tak berperasaan. Bahkan ia merasa tidak pantas meminta maaf pun juga dimaafkan.

Perempuan itu yang tangisnya tadi sudah mereda kini kembali terisak, membuat Devian dihujam perasaan bersalah yang semakin besar. "Jangan... jangan menangis lagi. Kumohon" katanya seperti berbisik, tangannya kembali menghapus buliran air mata yang jatuh.

"Selama ini aku tidak tahu Nada, aku baru tahu tadi tentang kebenaranmu, apakah? Apakah kau mau memaafkanku... ah tidak aku sadar aku tidak termaafkan, tapi kau harus mendengarnya aku benar-benar tidak tahu kau telah mengalami hal buruk itu Nada" sambung Devian pelan "Kau tahu, selama ini juga aku telah salah paham, aku berpikiran buruk tentangmu, aku merasa kau memanfaatkanku dengan harus bertanggung jawab atas anakmu. Kupikir... kupikir kau ditinggal kekasihmu dan melampiaskan tanggung jawabnya padaku dengan memanfaatkan kebaikan mama. Bahkan aku berpikir mama juga memanfaatkanmu untuk Menghalangi hubunganku dengan Clara. Aku bersalah Nada, seharusnya aku mencari tahu semuanya dengan cepat, tapi aku benar-benar kesulitan mencari tahu tentangmu, karena semua tentangmu begitu abu-abu" Devian mengerjapkan matanya pedih, "Kalau aku tahu semuanya dari awal, tidak akan seperti ini Nada"

Nada menundukkan kepalanya lalu melepaskan diri dari Devian, tangisnya tidak bisa ia hentikan.

"Se-seminggu ini kau bahkan meninggalkanku" Devian tercekat akan pernyataan Nada, lidahnya kelu sulit digerakan. Devian hendak merengkuh Nada kembali tapi penolakan Nada membuatnya sadar ia telah begitu menyakiti hatinya "Maafkan aku.." ungkap Devian lagi, ia tidak tahu harus berkata apa lagi selain kata maaf "Aku sungguh minta maaf Nada, percayalah seminggu ini aku hanya memikirkanmu. Aku hanya tidak bisa meninggalkannya begitu saja" Nada diam, jauh didalam lubuk hatinya ia telah memaafkan Devian. Tiap kali pria itu usai menorehkan luka padanya, maka ia juga telah memaafkannya. Nada sadar diumurnya yang tak panjang ini ia tidak mau membenci suaminya, ia juga sangat mencintai Devian jadi untuk apa ia harus membenci Devian.

Lagipula sebenarnya Devian tidak bisa sepenuhnya disalahkan, memang selama ini Nada menyembunyikannya, semua kebenaran tentangnya ia sembunyikan tanpa sengaja. Nada yang selama ini memiliki trauma tidak pernah mampu menceritakan kembali tentang kejadian menyakitkan itu. Memangnya siapa yang tidak akan marah jika ia tiba-tiba saja dinikahkan pada seorang wanita hamil diluar nikah?

"Aku.. aku mengerti, semua juga salahku Devian, seharusnya aku memberi tahumu juga ibu. Tapi kau tahu aku tidak pernah sanggup menceritakannya. Tidak apa-apa aku sudah memaafkanmu, jauh sebelum kau meminta maaf Padaku" gumam Nada dengan tersenyum tapi wajahnya tak dapat berbohong ia tampak sangat sedih, air matanyapun terus mengalir diwajah cantiknya membuat Devian semakin terasa seperti ditusuk belati, begitu menyakitkan hatinya. Devian kembali memeluk Nada memebenamkan wajahnya diantara ceruk leher Nada. Tiba-tiba saja matanya memanas, bagaimana bisa ia menyakiti wanita selembut Nada. Sekarang ia mengerti kenapa ibunya sangat menyayangi wanita ini, dan dengan cepatpun Devian juga merubah pandangannya ia telah sangat yakin bahwa ia sangat menyayangi wanita dalam pelukannya entah sejak kapan. Semua kelembutan Nada menyentuh hatinya dan berhasil membuatnyai hangat. Perasaan itu tiba-tiba saja muncul, Devian ingin selalu melindungi Nada, membuatnya bahagia, menjaganya dan tidak membiarkan siapapun merebutnya. Devian jadi sangat takut kehilangan Nada, mengingat betapa Rafael juga sangat menginginkannya.

"Nada.. aku.. aku mencintaimu.. aku tidak tahu sejak kapan. Tapi aku yakin dengan perasaanku Nada aku mencintaimu. Aku tidak ingin kehilanganmu" tubuh Nada menegang, perasaannya membuncah sebab rasa cintanya terbalaskan. Pernyataan cinta Devian yang tiba-tiba membuat Nada tidak dapat berkata apa-apa, memang Devian telah menyakitinya berulang kali, tapi seperti yang sudah dikatakan setelah hidup bersama selama beberapa bulan ini membuat hati Nada memilih sendiri siapa pemiliknya, dan pemiliknya tentu saja suaminya ini.

"Nada.." panggil Devian gelisah merasa Nada hanya diam saja dengan pandangan kosong. "Nada, kau baik-baik saja sayang?"

"Devian.."

"Ya sayang.. berhenti menangis Nada, kau membuatku semakin merasa buruk"

"K-kau mencintaiku?" Devian tercenung, namun segera mengangguk seraya memberikan ciuman lembut di bibir Nada.

"Ya sayang, aku mencintaimu" bisik Devian didepan bibir Nada, ia tersenyum kembali memberikan kecupan kecil di bibir Nada yang sedikit terbuka. Nada masih terpaku akan jawaban Devian, ia menatap mata Devian, mencari kebohongan yang disembunyikan suaminya, namun ia tidak menemukan apapun selain sorot mata yang teduh memandangnya penuh cinta. Maka dengan perasaan senang ia memeluk Devian, wajahnya ditenggelamkan di dada bidang Devian, menangis tersedu-sedu karena terlalu bahagia, perasaan sakitnya meluap begitu saja, tergantikan perasaan bahagia akibat pengakuan Devian. "De-devian betapa aku mendambakan kalimat itu keluar dari bibirmu. Aku... aku bahagia sekali. Ya Tuhan, betapa hanya DIA yang tahu aku juga sangat mencintaimu" Devian mendesah lega, ia membiarkan Nada menangis didalam pelukannya, semua kelembutan dan kebaikan Nada membuatnya luluh dan membuka pembatas hatinya. Membuatnya tanpa sadar mencintai Nada, ia tidak akan lagi menolak perasaan ini, Nada istrinya, miliknya, apapun yang terjadi pada Nada ia menerima kondisinya. Devian bertekad bayi yang dikandung Nada akan ia terima sepenuh hati seperti anaknya sendiri.

Setelah tangis Nada mereda, Devian meraih dagu Nada agar menghadapnya, tangannya menghapus sisa-sisa air mata di pipinya dengan penuh kelembutan. Lalu kemudian ia mencium bibir Nada dengan lembut, dengan perasaan yang selama ini tidak pernah ia lakukan. Maka tanpa ragu Nada membalasnya, mengikuti gerak bibir Devian, menjadikan ciuman penuh perasaan itu berubah penuh gairah. Perlahan Devian mendorong tubuh Nada hingga kini ia diatas tubuh Nada menelungkup seluruh tubuh kecil Nada. "Nada aku... aku benar-benar mencintaimu" ujarnya diatas bibir Nada tanpa memberikan jarak besar, kemudian setelah berkata begitu ia kembali mencium Nada.

✖️✖️✖️

"Seharusnya tuan tidak gegabah" Robby bergumam disaat aktivitasnya mengobati luka Rafael. Ia sedih melihat tuannya seperti ini, apalagi yang melakukannya adalah tuannya yang lain. Keduanya sudah sangat dekat denganya, Robby menyayangi kedua tuannya seperti anak kandungnya sendiri, sejak kecil Robby membantu Tetia menjaga keduanya dengan penuh kasih sayang, ia tidak bisa memilih antara Devian maupun Rafael. Namun sejak kejadian itu mereka saling mengutarakan kebencian, bermusuhan lalu menjauh satu sama lain apalagi sekarang mereka terlibat dengan seorang wanita yang sama. Robby tidak bisa memihak siapapun meskipun ia bersama dengan Rafael beberapa tahun ini.

"Aku tidak bisa menahan diriku paman, melihatnya sangat ketakutan denganku bahkan ia membenciku membuat hatiku hancur" gumam Rafael sedih, yang juga membuat Robby sedih.

"Tuan Rafael.."

"Tapi aku tidak mau berhenti paman, aku sudah menemukannya, aku tidak akan menyerah. Meskipun harus melawan Devian, aku menginginkan Nada. Aku sangat menginginkannya" Rafael terlihat begitu frustasi, dan Robby tidak bisa banyak membantu selain berdoa agar akhirnya yang baik menimpa keduanya. Siapapun yang akhirnya mendapatkan perempuan itu, ia berharap kedua tuannya dapat menerimanya dan dilimpahkan kebahagian. Semoga.. semoga mereka tidak saling menyakiti satu sama lain nantinya.

✖️✖️✖️

Jangan misuh misuh guys.. apaya misuh? 🤣🤣🤣 pokoknya jangan kesel2 sama cerita ini wkwkwk bulan puasa :') aku juga bingung ini alurnya buat kalian aneh gak sih? Aku udah bikin sampe 4 chapter lagi wkwkwk