Bab 5
Ia mengepal kan tangan nya dengan kuat.
Dengan ganas ia melancarkan serangan nya meninju dengan kuat seolah anak ini adalah musuh yang harus di musnahkan, sesaat ia terenyum sinis.
Buar.....
Tinjuan yang menghasilkan daya angin cukup kuat sehingga sebagian debu di bawah ikut terbawa angin dan menutupi pandangan mereka.
Sedikit demi sedikit abu itu menghilang, menampilkan Jendral Elden yang merasa kesulitan saat serangan nya di tangis oleh Kira.
Kira Memegang lengan nya denga kuat sedikit mencengkram dan meremukan nya.
Jendral Elden merasa ke sakitan tapi saat pandangan nya mengatahui siapa yang menangkis serangan nya ia tersenyum licik.
"Oo, apa kau sudah memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan kami ,prajurit kerajaan? "
Sontak Kira melepas kan tangan nya dan menundukan badan nya.
"Saya meminta maaf "
Perempuan licik itu memegang dagu nya memperhatikan seluruh tubuh Kira.
"Hmm.. maaf apa! hanya dengan menundukan badan mu kau bisa bebas dari kesalahan mu "
"Kami sekali lagi meminta maaf, kau bebas melakukan apa saja dengan ku asal biar kan anak ini "
"Bebas melakukan apa saja hmm... "Jendral Elden melihat prajurit nya.
"Kalian semua kemari lah aku ingin kalian menghajar habis habis sang penghinat ini "
Mereka semua tersenyum, aku menghetahui apa maksud jendralnya
Tidak menunggu perintah lagi mereka bergantian menghajar Kira dengan tangan kosong tanpa perlawan dari Kira.
Tinjuan dan tendangan bertubu tubi, pertama ke perut nya dan wajah nya.
Kesabaran mereka tidak lagi dapat teratasi sehingga mereka sekaligus mengeroyok Kira dengan ganas.
Membuat Kira terjatuh dan terbaring di tanah dan menahan ke sakitan namun, hal itu tidak membuat hati mereka gundah seakan mau membunuhnya mereka terus melakukan serangan terutama dengan kaki yang sibuk memijak mijak tubuh yang penuh dengan luka itu.
Izael mengepal kan tangan nya.
Dan berniat menyerang namun suara yang begitu pelan dan parau menghentikan nya.
"Izael jangan" kata kata yang membuat Izael merasa bersalah bahkan ia tidak ingin lagi menyerang.
Dan tentu saja ia sudah mengetahui apa maksud perkataan Kira.
Perasaan yang begitu besar, akan mendengar suara erangan kira beberapa kali membuat Izael menjadi marah.
Izael berlari dan ingin menyerang mereka tetapi satu teriakan yang berhasil kembali menghentikan pergerakan Izael bukan hanya Izael suara itu berlaku dengan prajurit itu.
Mereka menghentikan aksi nya dan memandang dengan tajam siapa yang berani menghentikan mereka sampai akhir nya jatuh berlutut seakan lutut mereka lemas tidak berdaya.
Dari kejauhan terlihat seorang dengan daun hijau di badan nya, bunga mekar tumbuh di kepala nya dari badan nya terdapat akar hijau merambat entah ke mana.
"Raja hutan ...
"Kalian sudah membuat ke sabaran ku habis, jika kalian masih melakukan hal sekeji ini aku akan menghancur kan kerajaan yang sangat kalian banggakan itu "
Mereka yang terlihat ketakutan tadi berbodong lari, dengan arah yang tak karuan seolah mereka di kejar oleh binatang buas sehingga mereka tau yang di hadapannya adalah seorang yang lebih mengerikan dari harimau.
Greenyui perlahan terbang dan melayang di udara menghampiri Kira.
Ia memeriksa sekitar tubuh nya dan menemukan luka memar.
Wajah nya bengkak dan mengeluarkan darah yang cukup banyak.
Greenyui menyodorkan telapak tangan nya menghasikkan cahaya yang sangat terang.
Dua menit kemudian tubuh Kira kembali normal namun kesadaran nya belum kembali.
Tidak ada pilihan lain selain membaringkan nya ke kasur yang sering ia gunakan.
"Hmm.. Terimakasi karena sudah menyelamatkan papa " Ucap Izael dengan suara pelan dan sedikit canggung.
"Tidak apa, kamukan yang menjadi murid Kira "
"Benar, karena aku, papa menjadi begitu " raut wajah Izael berubah menandakan kesedihan mendalam, sesekali ia melirik Kira dan melihat kondisi nya.
"Tidak, dia sebenar nya kuat hanya saja dia tidak ingin berurusan dengan bangsawan kerajaan.
Jika ia mau mungkin memusnah kan mereka semua tidak butuh waktu yang lama "
"Padahal aku ingin memberi tahu papa kalo aku sudah bisa menguasai jurus yang di berikan nya "
"Kalian benar benar mirip "
"Mirip? "
" benar wajah kalian, mata kalian dan aura kalian benar benar hampir tidak ada celah untuk membedakan nya "
"Terimakasi bibi "
"Bibi! " tiba tiba urat kepala Greenyui menonjol keluar.
"Hmm..putri hehe "
"Putri! " kini urat kepala Green semakin membesar.
"ha! iya raja "
Buk...
Satu pukulan keras mendarat ke kepala Izael membuat ia merasa kesakitan.
"Panggil aku Ratu"
"Ratu ya , baiklah ratu!"
"Bagai mana jika kita memasak "
"Aku tidak tau "
"Tenang lah, akan aku ajari Kira juga aku yang ajari cara memasak "
"Benarkah kalo begitu ayo, kita memasak "
Mereka berdua pergi ke dapur, sembari membawa tumbuhan dan ikan yang di bawakan oleh Kira tadi.
Greenyui mengambil ikan itu dan memotong motong nya, tangan lentik nya mengambil ikan itu dan menyodorkan nya kepada Izael.
"Izael ciumlah, aromanya seperti apa? "
Izael menciumnya tetapi dengan cepat ia menarik wajah nya ke belakang.
"Amis "
"Benar ini adalah ikan, ingat ya "
"Baik "
Greenyui mengambil beberapa tanaman itu, memisahkan nya .
"Izael coba ini "
Cukup lama mereka memasak sambil mengajari Izael dan akhirnya makanan siap dan tertera di meja makan.
Aromanya yang sangat sedap itu melayang memenuhi ruangan.
Sedikit demi sedikit memasuki hidung Kira, membuat ia tersadar kembali.
"Hmm, aroma yang aku suka di mana itu "
"Di sini mari kita makan bersama "
"Hooo, tentu saja, siapa yang tidak mau memakan masakan dewi hutan "
"Diamlah.
Beberapa hari mereka latihan dan kini saat nya bagi mereka untuk mencari ayah Izael.
Izael mengambil pedang nya dan merapikan seluruh baju nya, meraba nya dan menekan lekukan yang membuat dia merasa risih.
"Izael apa kau sudah siap, kita akan pergi " Teriak Kira dari luar rumah menunggu kehadiran Izael.
"Sudah papa. "
Mereka berdua pergi menyulusuri jalan coklat yang hanya di tepati oleh batu kerikil kecil dan rumput liar, menuruni jalan tanjak itu.
Angin sejuk menghembus dengan kuat menerpa wajah mereka sehingga mereka merasa nyaman.
Cukup lama mereka berjalan hingga akhirnya sampai sedikit lagi ke depan gerbang kerajaan.
Perjalanan tadi berlalu sangat cepat seakan mereka berlari dengan terburu buru.
Di gerbang besar itu, terdapat besi kokoh berjejer memperkuat diri nya.
Terlihat di sana sejumlah prajurit membawa tombak menjaga gerbang tersebut.
Ada yang berdiri di atas memantau setiap pergerakan maupun sesuatu yang mencurigakan.
Izael dan Kira harus mengantri lagi di didean mereka berdiri sebuah gerobak besar menampung kotak namun di tutup oleh kain lusuh.
Sesuana kembali panas.
Membakar setiap punggung mereka sebagian ada yang mengerakan kaki nya tidak sabar akan antrian ada juga yang yang sibuk menghitung uang.
Dari pergerakannya mereka jelas adalah pedagang yang akan menjual barangnya.
"Papa, apa nama kerajaan ini? " Tanya Izael kebingungan dan menujuk ke arah depan.
"Ini adalah kerajaan Gindra, jika kau ke dalam mungkin kau akan terkejut "Kira tersenyum bangga seolah kerajaan itu adakah miliknya.