(POV Kamu)
Ada-ada saja.
Aku dan Hiroto saat ini sedang melakukan penculikan subjek eksperimen yang dimiliki oleh Deus Ex Machina. Kami memang belum memasuki markas mereka tapi kami sudah siap. Bermuda benar-benar keterlaluan.
<Flashback>
N/K : "Baiklah biar kuperjelas. Kau.. ingin kami masuk ke markas DEM dan menculik <Material A> atau <Sister> lalu pulang begitu saja."
Bermuda meminum tehnya dan berbicara.
Bermuda : "Benar. Bawa roh itu kemari lalu kalian boleh pulang. Mudah sekali bukan?"
N/K : "Jika kau memperhitungkan bahwa ini sebuah usaha untuk mempermainkan mereka. Aku setuju. Tapi membawa dia keluar dari markas mereka bukan suatu hal yang mudah. Lagipula untuk apa kau menginginkan Nia Honjou?"
Bermuda : "Itu urusan pribadi. Lakukan secepat yang kalian bisa."
Hiroto : "Tapi kenapa sekarang?"
Jaeger : "Setidaknya kami sudah memperhitungkan bahwa kalian berdua tidak perlu untuk pergi ke sekolah. Dan misi ini tidak akan memotong akhir pekan kalian untuk beristirahat."
Aku menarik nafas sedalam-dalamnya dan memijat keningku. Kurasa aku tidak punya pilihan lain. Kurasa meninggalkan Tohka di sekolah tidak apa-apa. Mukuro bisa menemani dia saat aku tidak ada.
N/K : "Baiklah. Tapi aku minta mineral api sumpah ya sebagai bayarannya."
Bermuda : "Lakukan dulu permintaanku dan akan kukabulkan apa yang kau minta."
N/K : "Hiroto, ayo kita pergi."
Hiroto : "Hei, tunggu dulu!"
<Present>
Jika dia meminta hal seperti ini lagi tanpa ada alasan yang jelas aku akan menyebarkan semua rahasia yang dia punya. Lihat saja nanti.
Hiroto : "Apa benar kau ingin melakukan ini? Menurutku kau bisa menolaknya jika kau memang tidak mau."
N/K : "Aku memang tidak ingin melakukannya, tapi ada sesuatu yang menarik perhatianku terkait dengan <Material A> serta Tohka."
Hiroto : "Apa yang kau maksud itu proyek <Demon King>?"
N/K : "Iya. Isaac Wescott bukan pria sembarangan yang hanya main suruh saja. Jika dia sudah turun tangan maka situasi akan menjadi lebih rumit dari sekarang. Aku ingin memanfaatkan kesempatan ini selagi dia masih belum bergerak."
Hiroto : "Aku mengerti. Kalau begitu kapan kita akan masuk ke dalam?"
N/K : "Aku masih meretas sistem keamanan milik mereka. Kita akan main aman untuk sekarang dan jika situasinya berbalik maka kekerasan adalah satu-satunya hal yang bisa kita lakukan."
Hiroto bersiap dengan peralatan yang dia gunakan. Aku perlu waktu sekitar lima menit lagi sampai kami bisa masuk ke dalam sana. Markas yang satu ini luasnya bukan main. Mereka bisa memanipulasi tempat ini sesuka hati saat ada penyusup.
Setelah lima menit aku meretas sistem keamanan mereka mulai dari pintu masuk hingga kamera keamanan, kami mulai masuk melalui ventilasi udara yang ukurannya sangat pas dengan tubuh kami. Sayangnya kami hanya bisa memakai jalur ini untuk masuk dan bukan untuk sampai ke tempat tujuan.
Lokasi Nia saat ini berada jauh di bagian terdalam tempat ini. Ada banyak persimpangan dan juga pintu setebal dua meter yang harus kami tembus. Semua itu tidak mudah untuk ditembus oleh orang biasa.
N/K : "Kita sampai di level satu. Bersiap untuk keluar."
Hiroto : "Baiklah. Ada berapa banyak target di bawah kita?"
N/K : "Lorong ini kosong. Tapi saat mencapai level dua kita baru akan bertemu dengan beberapa <Adeptus>. Kita keluar dari sini terlebih dahulu."
Aku membuka ventilasi baja menggunakan api langit dan memegangnya sebelum kulepas. Hiroto membantuku memegang tutup ventilasi ini dan aku turun dengan perlahan sambil menyebarkan api kabut di sekitar sini. Hiroto sudah turun dan kami melanjutkan perjalanan menuju level dua.
Masing-masing level dihubungkan dengan menggunakan lift serta tangga darurat. Lokasi setiap lift berbeda-beda karena fasilitas setiap level semakin canggih setiap berganti level. Untung saja aku sudah menggunakan api kabut untuk menyamarkan identitas kami kalau tidak kami sudah diserang.
Kami turun dengan lift dan sampai di level dua. Benar saja sudah ada beberapa <Adeptus> dan <Bandersnatches> yang berjaga di tempat ini. Kami berjalan dengan santai melewati mereka dan belum ada satupun dari mereka yang menaruh kecurigaan terhadap kami.
Aku melihat ponselku untuk melihat posisi lift berikutnya. Sekitar tiga blok dari posisi kami saat ini.
N/K : 'Aku tidak ingin berlama-lama di tempat ini, tapi keadaan memaksaku untuk bergerak dengan perlahan.'
Tanpa membalikkan arah pandangan kami, dua blok sudah terlampaui. Hanya tinggal satu blok lagi dan kami bisa sampai di lift yang kami tuju. Tapi tepat saat aku ingin memencet tombol lift, ada seseorang yang memegang pundakku.
??? : "Kau tidak boleh menggunakannya."
(POV Ketiga)
??? : "Kau tidak boleh menggunakannya."
Suara yang tampak tidak asing di telingamu membuat kalian berhenti. Menghadap pada orang tersebut sambil mempersiapkan senjata, kamu mengidentifikasi gadis muda yang seumuran denganmu. Dia merupakan salah satu <Adeptus> baru.
N/K : "Apa lift ini rusak? Kami sedang ada urusan di level empat."
Adeptus : "Benar. Tadi sudah beberapa kali ada yang terjebak di dalam sana, jadi jalur untuk pergi ke level lain dialihkan ke tangga darurat."
N/K : "Ah, kalau begitu terima kasih atas informasinya."
Adeptus : "Aku senang bisa membantu."
N/K : "Kau ini anggota baru kan? Siapa namamu?"
Artemisia : "Sebenarnya aku dilarang untuk mengatakan namaku, tapi anda bisa memanggil saya dengan sebutan Artemisia."
N/K : "Ah begitu. Maaf merepotkanmu. Masih banyak hal yang harus kami kerjakan."
Dia mengangguk dan kalian berpisah. Kalian melanjutkan perjalanan kalian untuk pergi ke level selanjutnya.
Hiroto : "Tadi itu menegangkan sekali. Aku kira penyamaran kita sudah terbongkar."
N/K : "Kalau dia merupakan anggota lama, dia pasti sudah menyerang dan menangkap kita. Untung saja dia merupakan anggota baru."
Hiroto : "Kau benar. Nah sekarang hanya perlu ke level khusus."
Kalian terus bergerak dengan hati-hati menuju lokasi yang akan kalian tuju. Jalannya semakin mengecil dan juga semakin banyak persimpangan jalan yang kalian temui. Kamera keamanan hanya menganalisa sebentar dan kembali seperti semula.
Detak jantung kalian berdua hampir meningkat dan kamu melihat adanya mesin minuman di dekat kalian. Ada bangku istirahat juga di situ.
N/K : "Kita istirahat terlebih dahulu. Udara dingin di tempat ini memaksa kita untuk mengonsumsi oksigen dua kali lipat lebih banyak dari biasanya."
Hiroto : "Kau mau minum apa?"
N/K : "Latte. Aku sudah meretas sistem dari mesin penjual minuman itu. Kau hanya perlu menekan tombolnya saja."
Hiroto : "Aku ingin susu stroberi."
Hiroto mengambil dua kaleng minuman dan memberikan minuman yang kau inginkan. Kalian duduk dan beristirahat sejenak. Meminum isi kaleng dengan perlahan, kamu bersandar dan memastikan bahwa keberadaan kalian masih belum diketahui oleh para <Adeptus>.
Hiroto : "Kita lanjutkan sekarang?"
N/K : "Ya. Tapi persiapkan dirimu karena aku akan kewalahan menghadapi sistem keamanan di level selanjutnya."
Hiroto : "Dimengerti."
Hiroto menyalakan api petir di cincin petirnya dan memasukkannya ke dalam box weapon miliknya. Kamu melakukan hal yang sama dengan api langitmu.
N/K : "[Phoenix]"
Hiroto : "[Albion]"
"[Cambio Forma]"
Dari box weaponmu keluar sebuah burung api yang diselimuti oleh api langit. Burung itupun berubah menjadi sayap dan juga pedang. Sedangkan dari milik Hiroto keluar sebuah naga putih yang berubah menjadi armor lengkap.
Setelah selesai kalian langsung bergegas menuju level selanjutnya. Dan ketika sampai, jalan di depan kalian menjadi lebih rumit dan juga panjang. Kamu meretas sistemnya dan mencari jalan yang paling efektif untuk kalian tempuh menuju lokasi di mana Nia berada.
N/K : "'Dari sini terus lurus hingga dua ratus meter dan pilih jalur kiri. Lalu dari sana ambil jalan melalui sebuah ruangan khusus.' Hiroto, gunakan api petirmu untuk merusak fasilitas yang ada di sini. Kita akan pergi melalui jalur khusus."
Hiroto : "Dimengerti. [Thunder Set : Half Dimension]"
Hiroto menembakkan api petirnya dan separuh fasilitas di level ini hancur lebur karenanya. Kalian berdua masuk ke sebuah ruangan yang menurut hasil peretasanmu ada sebuah jalan instan menuju lokasi Nia.
Kalian mencari dan menyentuh segala benda yang ada di sana hingga secara tidak sengaja, ada tuas yang tertarik olehmu. Pintu rahasia terbuka. Kalian masuk ke dalam dan pergi ke level selanjutnya. Namun saat kalian mencapai level tersebut..
NGUUUUNG!!
|Peringatan! Keamanan di level lima telah ditembus. Diulangi. Keamanan level lima telah ditembus. Semua <Adeptus> dan <Wizard> diharapkan segera menangkap penyusup yang ada di level tersebut.|
N/K : 'Cih! Rupanya memang sulit untuk meretas sambil bergerak seperti ini. Kami harus cepat agar tidak tersusul.'
Kamu terus berlari menuju jalan utama level enam dan malah bertemu dengan tiga orang <Wizard>. Mereka melihat kalian yang sedang menuju pintu masuk ke level selanjutnya di mana Nia berada. Mereka langsung menggunakan CR Unit untuk bersiap melawan kalian.
Wizard 1 : "Penyusup! Berhenti kalian di situ!"
Wizard 2 : "Lebih baik kita langsung serang saja mereka."
Wizard 3 : "Jangan gegabah! Kita tidak tahu apa yang-"
Wizard 2 : "Kau bukan bosku jadi jangan memerintahku!"
Wizard 2 menyerang kamu namun tidak sadar dengan api kabut yang sudah tersebar di depannya. Dengan kecepatan tinggi, dia terbang melesat menuju kamu namun terbentur dengan tembok kecamatan yang tiba-tiba muncul entah dari mana.
Wizard 3 : "Padahal sudah kuperingatkan. Ayo gunakan formasi."
Wizard 1 : "Aku mengerti."
Kedua <Wizard> itu melakukan beberapa manuver dan bersiap untuk menyerang dengan pedang plasma yang muncul dari CR Unit mereka. Tapi semua itu sia-sia saja karena Hiroto sudah memperkirakan pergerakan mereka.
Wizard 3 : "Sekarang!"
Hiroto : "Benar sekali. Sekarang kalian sudah masuk jarak seranganku. [Age of Albion]"
Sekumpulan rantai berbentuk sisik naga putih mulai bermunculan dari berbagai arah dan mengikat kedua <Wizard> itu.
Wizard 1 : "Rantai apa ini?"
Wizard 3 : "Ikatannya terlalu kuat sampai-sampai medan energi saja tidak bisa merusaknya."
Hiroto : "Nah kakak-kakak yang cantik. Maaf harus berbuat kekerasannya. Tapi aku harus melakukannya."
Wizard 3 : "Siapa kau dan apa yang kau lakukan di tempat ini?"
Hiroto : "Ah~ aku tidak bisa mengatakannya. Tapi satu hal yang pasti."
Mereka melihat ada petir hijau yang mulai berpercikan. Hiroto hanya tersenyum dari balik armornya.
Hiroto : "[Divine Lightning]"
"KYYAAAAAAAAHHHHH!!!!"
Kejutan listrik itu membuat mereka pingsan. Kamu membuka pintu lift dan kalian siap untuk pergi ke lantai selanjutnya.
<Ruang penahanan Nia>
(POV Nia)
Berisik sekali...
Apa mereka tidak bisa membiarkan aku tidur?
Padahal aku ingin sedang bermimpi bertemu dengan karakter anime favoritku. Mereka setia tidak seperti halnya manusia yang ada di dunia ini. Mereka hanya makhluk berhati busuk yang hanya mempedulikan diri mereka sendiri.
Aku sendiri bukan manusia lagi. Sekarang aku adalah seorang roh yang diberikan kekuatan berupa sebuah buku bernama <Rasiel>. Dengan kekuatanku ini, aku bisa melihat segala informasi yang ada di dunia ini. Mulai dari kata sandi hingga rahasia negara sekalipun bisa kudapatkan.
Jadi aku tidak akan mempercayai mereka. Dan kali ini mereka menimbulkan kegaduhan yang membuatku tidak bisa tidur.
Nia : "Berisik sekali..."
DUAAARRR!!!
Aku hampir terjatuh dari tempat tidurku akibat suara ledakan itu. Ini sudah di luar batas. Jika mereka membuat gaduh lagi aku akan..
"Tolong! Ada kumpulan nanas yang ingin memakanku!"
"Jangan dekati aku! Aku berjanji akan memakanmu dengan rutin. Jadi kumohon jangan jadikan aku sebagai buah!"
Hah?
Nanas?
Buah?
Omong kosong macam apa ini?
Aku mencoba untuk mengintip dari jendela kecil yang berada di pintu masuk ruangan ini. Saat dilihat, lorong di tempat ini kosong.
Apa mereka sedang memainkan drama? Aku bisa saja menggunakan <Rasiel> untuk mencari tahu apa yang terjadi tapi nanti ada gas tidur yang akan keluar dari ruangan ini.
Aku berbalik menuju tempat tidur dan tinggal satu langkah lagi aku sampai, ada suara ketukan di pintu.
??? : "Permisi. Apa ada yang memesan pizza?"
Tadi buah sekarang Pizza. Terserahlah. Lagipula aku tidak bisa membuka pintu ini sesuka hatiku. Aku memutuskan untuk tidur dan pintunya terbuka.
Kalian benar-benar ingin mengejekku ya?
Aku bangun dan melihat ada dua orang pemuda berdiri di hadapanku.
??? : "Ah.. pasti kau yang memesan pizza barusan ya? Tenang saja, pesanan Anda sudah sampai."
Nia : "Apa maksud kalian? Aku sama sekali tidak pernah.. . memesan..."
Pandanganku seketika menjadi gelap dan aku tidak mengingat apa yang terjadi saat itu.
(POV Ketiga)
Kamu dan Hiroto melakukan tos dan kalian siap untuk membawa Nia pergi dari tempat ini menggunakan api malammu. Sebelum itu kamu perlu sedikit waktu agar penggunaan teleportasi nanti berjalan lancar.
Hiroto : "Apa perlu kita membuatnya pingsan seperti ini?"
N/K : "Bermuda sendiri mengatakan bahwa kita tidak perlu banyak berbicara dengan Nia. Jadi tidak masalah jika kita menidurkan dia atau tidak."
Hiroto : "Aku setuju. Namun kenapa harus aku yang menggendong dia?"
N/K : "Kau tidak menggunakan apimu sebanyak yang aku keluarkan. Jadi wajar jika aku memintamu untuk bekerja seperti ini bu...kan?"
Hiroto : "N/K, ada apa?"
Hiroto melihat sebuah ruangan raksasa yang berisi seorang gadis yang dihubungkan dengan ribuan kabel. Tanpa berpikir panjang, kamu dan Hiroto mendekati gadis itu. Dan sebuah nama keluar dari mulutmu.
N/K : "Mayu..ri?"