"Jangan kuatir, Bu Miao Xiao. sebaiknya kau cuci mukamu dan tenang, lalu menjelaskan kepada murid-murid apa yang terjadi. Santai saja. Kau dosen yang bagus dan murid-murid sangat menyukaimu." Penasihat Song mencoba menenangkannya.
"Terima kasih." Bu Miao Xiao menyeka air matanya dan cepat-cepat pergi dari ruangan.
"Song Shuhang, maafkan aku atas masalah ini." Penasihat Song mulai membereskan masalah ini.
"Tidak apa-apa. Mungkin tanpa sadar aku menunjukkan ekspresi mengerikan, yang menakutinya. Itu bagus, Bu Miao Xiao baik-baik saja. Lupakan saja." kata Song Shuhang dengan cepat. Ia akan merasa bersalah seumur hidupnya jika dosen itu dipecat karena dia.
Melihat Song Shuhang peduli, Penasihat Song tergerak. Murid yang baik!
Karena Song Shuhang tidak keberatan, masalah selesai.
Penasihat Song tertawa dan mengganti topik, "Aku dengar kau mendaftar lomba lari 5000 meter untuk laki-laki di acara olahraga besok? Bagus, semangat dan menang untuk kelasmu!"
Mulutnya Song Shuhang bergetar. Ia sendiri tidak ingin mengikuti lomba itu. Namun, ia tetap tersenyum. "Sepertinya begitu, aku akan coba mendapat nilai yang bagus."
"Haha, lomba 5000 meter itu tidak mudah. Jangan paksakan dirimu. Bagaimanapun, aku percayakan padamu. Kembalilah ke kelas. Ibu Miao Xiao akan menjelaskan ke murid-murid apa yang terjadi antara kau dan dia. Jika tidak, aku akan mengurusnya, dan aku janji tidak akan mempengaruhimu." janji Penasihat Song.
❄❄❄
Setelah meninggalkan ruangan, Song Shuhang menghela napas panjang dan merasa bersalah.
Jika ada kesempatan nanti, ia pasti akan mendukung lebih baik Ms. Miao Xiao.
Setelah kembali ke kelas, Shuhang tidak berani untuk mencoba 'penekanan mental' atau 'deteksi mental' di kelas lagi. Ia hanya berlatih teknik 'kewaspadaan' untuk menjaga energi mentalnya tetap aktif.
Di kelas, sebagai perempuan kuat, Ibu Miao Xiao benar-benar menjelaskan tentang kejadian tadi, meskipun ia merasa sangat malu.
Masalah itu sudah selesai . Ia meneruskan pelajaran tanpa emosi. Memang, ia adalah dosen yang berkualitas.
Hampir tidak ada masalah, akhirnya Song Shuhang pagi itu menyelesaikan 2 kelas.
Namun, ketiga temannya tidak masuk. Apa mereka benar-benar mabuk kemarin?
Lalu, Song Shuhang merasa tenang karena otaknya menjadi jernih karena ia tetap menjaga kewaspadaanya. Meskipun ia tidak mendengarkan apa yang dikatakan dosen, dengan mudah ia mengerti dan menguasai pelajaran itu.
Dan… setelah melatih selama 1,5 pelajaran, ia berhasil menguasai teknik 'kewaspadaan' dan bisa menggunakannya lebih lama. Bahkan energi mentalnya sudah bertambah.
Teknik kewaspadaan tersambung dengan peningkatan energi mental. Meskipun energi mentalnya tidak bertambah banyak, penghubung ini bekerja dalam cuaca apapun dan 24/7!
'Sudah jam 9:30. Sebaiknya aku melihat apa yang terjadi dengan ketiga orang itu. Aku harap mereka tidak mabuk berat.' Song Shuhang menggaruk kepalanya dan memutuskan pergi ke apartemen Li Yangde.
❄❄❄
Di perjalanan ke apartemen Yangde, ia berulang kali menggunakan tiga teknik untuk mental energi bergiliran dan mencoba menggabungkan teknik 'kewaspadaan' dan 'deteksi mental' bersamaan.
Sayangnya, energi mentalnya masih terlalu kecil jadi ia selalu gagal.
Namun, ia tidak merasa putus asa, tapi tetap mencoba, mendapat pengalaman dari kegagalan.
Setelah gagal, ia mengusap pelipisnya dan berhenti mencoba karena ia kehabisan energi mental.
'Mental energi ku masih terlalu sedikit. Aku pikir aku masih bisa berlatih ❮Teknik Meditasi❯ sekali atau dua kali sehari. Aku akan melatihnya dengan teknik pukulan dasar nanti sore.' pikirnya.
Sementara ❮Teknik Meditasi❯ tidak memiliki ketentuan tenaga dalam seperti ❮Teknik Pukulan Dasar❯, hal itu juga akan mempengaruhi keadaan tubuhnya. 'Aku harus berhati-hati ketika berlatih ❮Teknik Pukulan Dasar❯ dan menghindari terlalu banyak menggunakan energi mental. Kalau tidak aku akan terlihat bodoh.'
Karena energi mentalnya sudah habis, tanpa memperhatikan sekitar, Song Shuhang menabrak punggung lelaki di depannya.
Punggung itu lebar, yang artinya setidaknya ia lebih tinggi satu kepala daripada Song Shuhang.
Setelah tubuhnya diperkuat Song Shuhang hampir seperti Hercules dibanding orang biasa. Itu akan sangat mudah untuknya mengangkat mobil. Dengan tabrakan ini, lelaki di depannya langsung jatuh dan berteriak dengan wajahnya menghadap ke tanah.
"Oh, maaf. Aku minta maaf. Aku tidak lihat!" Song Shuhang tersadar dan meminta maaf.
Ia melihat lelaki yang ia tabrak… ia semacam anak berandal di Jiangnan.
Lelaki itu, yang masih berteriak, tinggi dan gaya rambutnya Mohawk yang diwarnai seperti pelangi.
Mungkin ia sering berkelahi dengan yang lain, jadi tubuhnya terlihat bagus. Lalu ia melompat berdiri.
Saat ini, wajahnya ditutupi dengan debu dan hidungnya berdarah.
"Sialan, kau tidak ada mata?" Seru si Mohawk itu dengan marah, hidung berdarah dan meludah.
Selagi ia berseru, lima orang yang lainnya mengepungnya sambil tersenyum sinis.
Kelihatannya aku terkena masalah? Merasa malu, Song Shuhang benar-benar meminta maaf, "Yah, aku benar-benar minta maaf. Aku sedang memikirkan sesuatu, jadi aku tidak melihat ke depan. Maaf."
"Maaf? jika 'maaf' berguna, kenapa kita masih perlu polisi?" si Mohawk menyeka darah dari hidungnya dan menggenggam kerah Song Shuhang sambil berteriak dengan kencang.
Lagi pula, dia yang salah menabrak lelaki ini. Jadi, Song Shuhang berkata meminta maaf, "Kau benar. Ayo tenang dulu dan selesaikan dengan baik-baik, ok?"
"Ok." si Mohawk tersenyum lebar penuh kemenangan, "Jadi, kau menabrakku dengan keras, Kau harus membayarku! Aku akan melepaskanmu jika kau memberiku 100 yuan, Jangan bilang kau tidak ada uang. Ini awal bulan. Keluargamu pasti memberikanmu uang untuk keperluan sehari-hari.
"Yah, keluargaku mengirimkan uang setiap tahun dan aku tidak perlu kuatir setiap bulan." jawab Song Shuhang dengan jujur.
Si Mohawk senang mendengarnya. Jarang-jarang ia bertemu dengan 'mangsa' yang jujur. Ia akan menghasilkan banyak uang dari lelaki ini!
"Tapi kau memerasku. Aku tidak akan membayarmu. Aku pikir kita bisa mencari cara lain untuk menyelesaikan masalah ini?" kata Song Shuhang dengan serius. Melihat wajahnya yang tulus, tidak ada yang percaya ia menggoda lelaki itu.
"Mencari cara lain? Hahaha." si Mohawk sangat marah sampai ia tertawa. "Bagus, ayo berbicara dengan tangan lalu berbicara tentang uang."
Selesai ia berbicara, empat anak lainnya mengepungnya menyengir sinis, mengepal tangan mereka dan membunyikan jemari mereka.
"Berbicara dengan tangan kita? Maksudmu kita selesaikan dengan berkelahi?" Ketika ia mendengar ini, Song Shuhang tersenyum lebar. "Kenapa tidak bilang dari awal? Itu bagus!"
Senyuman Song Shuhang tulus- karena akhirnya ia berhasil menemukan teman-teman untuk melatih tekniknya. Ada banyak anak berandal di sekitar Kampus Jiangnan. Ia bisa berlatih dengan mereka semua. Itu tidak apa-apa jika ia berlatih satu atau dua gerakan dengan setiap grup.
Melihat senyuman Song Shuhang yang tulus, si Mohawk tiba-tiba mengerti- orang ini bodoh.
Sial, ia orang gila.
Nasib buruk. Ayo habisi dia dan beri dia pelajaran.
❄❄❄
Dua menit kemudian.
"Tak, tak, tak~!" Song Shuhang memberikan beberapa pukulan kepada si Mohawk yang tergeletak di tanah sambil berteriak.
Anak berandal yang kalah, melihatnya dengan ketakutan dan tatapan tidak percaya, ia berdiri, mengibaskan debu di pakaiannya dan mengangguk dengan puas. "Maaf sudah merepotkanmu. Lumayan. Meskipun seranganmu tidak beraturan, kau berhasil saat aku mencekikmu. Aku harap kau berlatih lagi dan bertambah kuat nanti."
Song Shuhang baru saja menggunakan sepertiga kekuatannya, karena itu hanya latihan baginya. Dalam dua menit ini, ia sudah mencoba semua gerakan ❮Teknik Pukulan Dasar❯ dan mendapat banyak pengalaman dari perkelahian itu. Benar saja, pertarungan sungguhan adalah cara terbaik untuk mencoba teori.
Hanya saja anak berandal itu terlalu lemah, dan perkelahian selesai dengan cepat. Tidak apa-apa. Masih ada banyak anak-anak berandal di sekitar Kampus Jiangnan. Jumlah bisa meningkatkan kualitas.