70 Obat yang Bau

Translator: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

Setelah berkelahi dengan anak berandal, Song Shuhang merasa lega. Ia bersenandung lagu dan berjalan menuju apartemen Li Yangde.

"Berlatih lagi? Lelucon macam apa itu, latihan hanya untuk dihajar lagi?"

"Bajingan. Lelaki itu pasti menyenggolku dengan sengaja! Pasti itu!" si Mohawk menangis dengan pahit. Dua menit yang lalu, ia pikir lawan itu orang yang bodoh, tapi ternyata mereka yang bodoh.

Lawannya benar-benar mencari masalah hanya untuk menghajar mereka!

"Ah Sen, ingat orang itu. Lain kali, kita akan cari orang lagi untuk menghancurkan dia! Jika 5 orang kurang, tambah jadi 10 orang dan jika 10 orang juga kurang, jadi 20 atau bahkan 50! Aku tidak percaya ia orang yang kuat; ia tidak bisa melawan 100 orang!" kata anak berambut emas dengan geram.

"Ya, ia harus menghabisinya." kata si Mohawk mengatupkan giginya.

Keputusan mereka cocok dengan tujuan Song Shuhang.

Selagi anak-anak berbicara, gadis berambut pendek menguap dan mendekati.

Gadis yang begitu cantik; meskipun ia tidak memakai riasan, ia masih terlihat cantik. Lebih lagi, ia juga memiliki tiga karakteristik. [1. 3 karakteristik: tanpa ekspresi, tanpa emosi, pendiam]

Biasanya, si mohawk dan teman-temannya pasti akan mengepungnya dan meng'kabedon'nya, dan menggodainya. Lalu, mereka akan membawanya ke motel terdekat dan melakukan hal yang memalukan.

Namun, hari ini mereka tidak melakukan apapun.

Gadis berambut pendek itu mendekatinya, dan mata hitamnya menatap anak-anak berandal itu. Setelah beberapa saat kemudian, ia bergumam, "Aku tidak percaya, seseorang 'KS' ku [2. Kill Steal]?"

Apa? Ks? Apa yang kau bicarakan? Apa gadis ini sedang bermain?

Si mohawk kebingungan lalu ia merasa sakit di punggungnya.

Gadis berambut pendek itu menginjak tubuh mereka seakan mereka itu sampah, menguap seraya ia berjalan menjauh.

"Sial, perempuan j*lang. b*jingan dan j*lang, mati saja kalian!" si mohawk kesakitan di punggung dan mengutuk terus menerus. Dia bukan masokis yang suka diinjak.

Namun, anak yang berambut emas menatap iri, 'Aku iri, kalau saja gadis itu menginjakku, ouch ouch ouch."

Masokis1 ada di sebelahnya.

Di perjalanan, Song Shuhang membeli tiga bungkus pangsit rebus dan tiga porsi susu kacang, dan menuju apartemen Li Yangde. Ia mengetuk pintu dengan kencang.

Setelah beberapa lama, Tubo, yang terlihat mabuk, memaksa dirinya untuk membukakan pintu.

"Yo, kau, Shuhang." Setelah membuka pintu, ia menatap Shuhang dari ujung kepala ke ujung kaki. Sial, orang ini terlihat segar tanpa tanda-tanda mabuk.

Sejak kapan kadar toleransi alkohol anak ini menjadi tinggi? Seingatnya, tingkat toleransi Song Shuhang sama seperti Gao Moumou. Ia sendiri bisa minum empat porsi milik Gao Moumou dan tiga porsi milik Song Shuhang dulu.

Tapi, semalam, Song Shuhang melebihinya, Li Yangde, dan hampir mabuk Gaomou sampai mabuk berat. Apa yang terjadi?

Apa jangan-jangan, kemarin, anak ini tidak meminum alkohol tapi malah minum air?

"Kelihatannya kau baru bangun? Kalian melewatkan dua kelas." Song Shuhang tersenyum, lalu mengangkat pangsit rebus dan susu kacang, "Aku beli sarapan untuk kalian, mau?"

Tubo merampas sarapan itu dari Shuhang, dan mengolok, "Setidaknya kau masih ada peduli."

Li Yangde menggaruk kepalanya seraya ia keluar dari kamar, "Aku mencium aroma wangi. Waktunya tepat, aku lapar!"

"Dimana Gao Moumou?" tanya Song Shuhang.

"Masih terkapar. Dia sangat menyebalkan semalam, ia berteriak dalam tidurnya. Seperti 'keperjakan' dan 'aku tidak pantas untukmu Yayi', dan 'tidak, tolong jangan' dan sebagainya." kata Li Yangde sambil tertawa.

Song Shuhang meremas dagunya, "Sepertinya kesempatan ini bagus untuk memaksa Gao Moumou membelikan makan, mumpung aku tidak ada uang."

"Ya, ide yang cukup bagus. Itu seharusnya digunakan dua atau tiga kali; selebihnya, dan mungkin ia akan tidak peduli dan menjadi gila." balas Tubo.

"Usul, ada tempat bernama 'Sepuluh Rasa Kepala Ikan' arah utara dari Kampus di Kota yang memiliki makanan yang enak, memikirkan itu aku jadi ingin makan." Li Yangde mengangguk.

"Kalian bertiga… ingin mati 10.000 kali?" kata Gao Moumou dengan wajah yang sedih seraya ia memijat pelipisnya. Ia merasa malapetaka yang paling hebat di hidupnya adalah sekamar dengan mereka bertiga yang ada di depannya.

Semuanya bajingan.

Saat semuanya beristirahat di apartemen Li Yangde, Song Shuhang menghampiri Li Yangde dan bertanya, "Yangde, bisa kau bantu aku mencari toko obat China di daerah Jiangnan yang menjual obat herbal ini?

Song Shuhang mengeluarkan catatan yang diberikan oleh Tabib, tertuliskan empat macam obat China yang jarang ditemukan.

"Kau tidak sedang sakit, kan?" tanya Yangde, seraya ia mengambil catatan itu.

"Tubuhku baik-baik saja. Obat china ini yang diperlukan oleh 'teman'ku. Namun, ia tidak yakin dimana mereka jual di daerah Jiangnan, jadi ia meminta aku membantunya. Lalu aku terpikir kau; untuk masalah komputer, kau yang terbaik di asrama." Rayu Song Shuhang.

"Mencari toko obat china sudah ditambahkan di sistem. Aku hanya perlu memasukkan nama obat dan menekan filter untuk menemukan toko yang menjualnya. Ditambah lagi, aku bisa juga meninggalkan pesan di forum dan grup, toko yang menjualnya, tapi belum ditambahkan ke dalam sistem, juga dapat ditemukan seperti ini. Paling tidak aku kabari besok." kata Li Yangde memastikan.

"Kalau begitu, hitung berapa!" dengan kata lain, Shuhang menjanjikan imbalan, "Jika kau menemukannya, kau tidak perlu Gao Moumou, untuk mentraktirmu di Sepuluh Rasa Kepala Ikan setelah acara olahraga ini, aku yang mentraktirmu!"

"Kalau begitu ok." Li Yangde menjilat bibirnya, mulutnya penuh dengan air liurnya.

"Janji adalah janji" Song Shuhang tertawa.

Setelah berbalik, diam-diam ia mengepal tangannya.

Dengan bantuan Li Yangde, aku bisa memperkecil daerah pencarian dan menemukan tempat yang menjual empat obat itu di Jiangnan area. Jika 'pelaku utama' benar-benar membeli ke empat obat ini, aku bisa mengikuti petunjuk dan menemukannya.

Sepuluh menit kemudian.

Song Shuhang meninggalkan apartemen Li Yangde dan menuju tempat Tabib.

Teman-temannya memutuskan untuk beristirahat sebentar setelah makan membiarkan mabuknya membaik.

Melihat ini masih pagi, Song Shuhang pergi untuk membantu Tabib.

Tabib sudah banyak yang membantunya, dan satu-satunya cara untuk membalasnya adalah menyelesaikan resep ramuan.

Untuk kenyamanan Shuhang, Tabib khusus membeli merek kompor induksi dan panci.

Proses dan resep ramuan tidak berubah, tapi hari ini, Tabib mengganti 'air dengan 'sup obat' yang ia sudah ramu.

Sup obat ini dibuat dari rebusan lima bahan obat china yang mudah ditemukan.

Ini langkah pertama Tabib gunakan untuk mengganti cara Song Shuhang dari menggunakan kompor induksi dan panci ke tungku.

Meskipun cara Song Shuhang itu bagus, tidak mungkin untuk semua ahli belajar menggunakan kompor induksi dan panci untuk meracik ramuan, kan?

Ahli obat-obatan di dunia pengembangan diri dengan panci dan kompor induksinya saja, memikirkannya saja membuat kepalanya sakit.

Jadi perbaikan diperlukan!

Lebih lagi, menurut perkiraan Tabib, 'sup obat' ini bisa mengurangi waktu meramu ramuan.

Tiga jam kemudian jam 7:01 sore.

Seperti yang diperkirakan Tabib, waktu yang diperlukan berkurang banyak.

"Berhasil." Song Shuhang menghela napas, dan menutup hidupnya. Sesaat kemudian, cairan obat itu menguap di tutup panci dan kabut hitam tersebar.

"Haha, tidak perlu menutup hidungmu, lihatlah." Tabib tertawa dengan kencang dan mengeluarkan benda seperti biji, lalu membuat segel dengan kedua tangannya, "Tarik!"

Tiba-tiba, penghisap datang dari biji itu, mengumpulkan semua kabut hitam itu yang memenuhi rumah.

Mata Song Shuhang berbinar, berharap ia bisa menggunakan mantra sekarang.

"Ini." Tabib melemparkan biji itu kepada Shuhang, "Hati-hati untuk tidak menjatuhkannya, atau itu akan meledak ketika terkena lantai, mengeluarkan bau dan kabut yang ada di dalamnya.

Song Shuhang menangkap biji itu dengan kebingungan, "Senior, kau tidak perlu memberikanku beban yang berat!"

Setelah menangkapnya, Song Shuhang mendapatkan titisan biji sebagai obat herbal.

"Cangkang itu pit cherry. Itu tidak ada kegunaannya, dan biasanya dibuang. Tiba-tiba aku ada inspirasi hari ini untuk menggunakan ini untuk mengumpulkan bau dan kabut hitam yang tebal dari ramuan yang kau buat." kata Tabib sambil tersenyum puas, "Lagipula seperti yang kukatakan tadi, bau yang dihasilkan dari ramuan yang kau buat itu adalah malapetaka bagi pendekar tahap awal yang sudah membuka penciumannya tapi belum bisa mengatur penciumannya. Jika suatu hari nanti kau bertemu pendekar pingkat kedua yang menjadi musuhmu, benda ini akan membawa efek yang tidak terduga, Jika kau menggunakan dengan baik, mungkin ini akan menjadi kunci keberhasilan dalam pertarungan."

Benda ini datang tepat waktu!

avataravatar
Next chapter