webnovel

BERHARAP DUGAAN

Gremory membalik tubuh wanita itu dan menundukkannya, tanpa rasa malu Gremory memasukan batangnya ke lobang wanita itu dengan kasar sambil terus menghentak-hentak keras di depan orang yang ada di ruangan itu ... wanita itu menjerit kesakitan. Wajah Gremory terlihat terpuaskan. Ia bahkan tidak mengurangi kecepatan pinggulnya bergerak. Wanita itu menjerit dan akhirnya pingsan, walau Gremory tetap melanjutkan gerakannya bahkan semakin cepat dan kuat, tidak memedulikan wanita di bawahnya.

Sampai akhirnya Gremory menjerit keras dan dibarengi dengan keluarnya cairan miliknya memenuhi wanita itu.

Gremory mendorong jatuh wanita itu, dan langsung memakai pakaiannya.

Malphas balik melihat Nelchael berada di ruangan itu yang sudah memotong jari Damiano dan mengambil cincinnya, membuang jari itu ke arah wajah Damiano yang terlihat pucat kesakitan. Damiano memohon diampuni atau meminta dibunuh, dia sadar akan mengalami penderitaan jika masih bernafas.

Tak lama Orobas sambil tertawa masuk sambil berloncatan melempar dua kepala di tangannya setelah diadu berbenturan. Wajah Damiano semakin ketakutan.

Maira menghampirinya menyuntikan sesuatu di leher Damiano. Gremory langsung menggendong di bahunya seperti karung gandum.

Kemenangan di pihak Apollyon. Di luar markas banyak mayat tergeletak, mereka keluar disambut banyak anggota mereka yang juga terluka.

Mereka merayakan kemenangan, tapi Malphas abaikan semuanya. Baginya merayakan kemenangan dengan menikmati Putri Persia lebih menarik.

Saat berjalan kembali ke markas terasa beban Malphas sudah hilang. Ia harus mendekati putri itu sebelum dia kembali. Tantangan baru di depannya, seorang Putri jelita harus didapatkannya.

Malphas sudah tidak peduli bagaimana Apollyon akan menghukum si sialan Damiano, melihat caranya saat memperlakukan Damiano saat penyerangan dapat ia pastikan Si Iblis akan menyiksanya luar biasa.

Kehebatan Apollyon membuat strategi menyerang Damiano membuat Malphas percaya kepadanya untuk masa depan Demon, jika sebelumnya sejak kematian Abaddon. Seperti ada beban berat dari Azazel untuk Malphas. Tetapi sekarang beban itu terangkat, ia percaya sepenuhnya kemampuan Si Iblis Apollyon melebihi kehebatan Si Tirani Abaddon.

Saat ini adalah saat Malphas bersenang-senang. Ia menghampiri putri jelitanya—Aster Sayyed—.

Tidak butuh waktu lama mereka saling dekat, untuk minum di bar dan sekedar makan malam .

Insting Malphas bekerja seakan seperti bukan ia yang mengejarnya. Tetapi, justru Si Putri Persia lah yang berusaha mendekati dirinya.

Setiap bersama, justru dia berani merengkuh Malphas, bahkan tangannya terkesan nakal dengan sedikit meremas lengan atau bahu Malphas. Hatinya terasa bangga tanpa usaha dengan mudah ia dapatkan tantangannya.

Saat didekatnya aroma kayu musk terasa menyegarkan, parfum yang digunakannya sungguh memabukan jiwa Malphas. Saat tangannya membalas meraba tubuhnya, ia rasakan sensasi luar biasa kulit lembut melapisi tubuh ramping seksinya namun kuat menghiasi tubuhnya, itulah bayangan yang Malphad rasakan saat tangannya menyusup masuk di balik bajunya

"Maukah malam ini kau tidur menemaniku di tempatku," pinta Malphas pada Aster.

Aster menggeleng kepala tanda menolak, membuat semangat Malphas langsung, merasa kecewa setelah dia memberi harapan. Setelah dia mengajak Malphas terbang bersama, secara tiba-tiba dia melepaskannya jatuh dengan penolakannya.

"Aku ingin kau yang menemaniku di tempatku, apakah kau bersedia," pinta Aster.

Kecewa Malphas langsung hilang. Harapan bersamanya kembali memenuhi hatinya.

Ia hanya bisa mengangguk tanda setuju. Semangatnya menggebu, malam itu akan ia habiskan bersama seorang putri jelita dari Timur Tengah. Hatinya sudah tidak sabar menunggu ekspresinya saat di puncak tertinggi.

Saling merangkul mesra, mereka berjalan menuju ke tempat dia menginap, ternyata Aster sudah memilih pindah ke tempat yang agak sepi di pinggiran kota Roma, suasana penginapan terkesan romantis. Aster benar-benar seorang yang pemilih tempat bercinta, kamarnya pun terkesan mewah romantis.

Perbedaan mencolok terlihat jika dibandingkan saat dia bekerja, entah kapan dia menyiapkannya, aroma wangi dari lilin tersebar di sekitar kamar.

Aster merengkuh Malphas membawanya ke tempat tidur mewahnya. Mereka saling kecup, bibir saling menyapu lidah beradu. Temperatur badan naik perlahan. Baju mereka berdua sudah terlepas. Aster menarik berdiri menuntun Malphas ke kamar mandi. Aster meminta izin untuk mandi dulu membersihkan diri sebelum melanjutkan. Malphas hanya bisa mengangguk.

Dia membilas tubuh dan mengusap dengan lembut seluruh sabun ke tubuh Malphas kemudian membilasnya, setelah mengeringkan tubuh dengan handuk. Aster meminta Malphas keluar menunggu. Suara air terdengar saat dia mandi membersihkan diri.

Malphas berbaring terlentang di ranjang tak berbusana menunggu putrinya. Otaknya membayangkan Aster benar-benar wanita romantis yang memilih kualitas bercinta. Hatinya sedikit khawatir bagaimana jika ia tidak seperti harapannya.

Aster keluar dari kamar mandi. Sungguh seluruh kesempurnan wanita diberikan Tuhan untuknya.

Tubuh ramping dihiasi sedikit otot membentuk ukiran yang sangat menggoda, rambut hitam panjangnya tergerai basah oleh air yang terus menitik membasahi kulit punggungnya menambah kesan eksotis.

Aster tidak langsung menjamah, dia ke arah meja kecil di dekat tempat tidur. Aster membakar potongan kayu wangi di tungku kecil yang entah didapat dari mana.

Hidung Malphas mencium bau harum yang memabukkan hasratnya naik sampai ke ujungnya, hatinya tidak sabar menanti dia menjamahnya.

Aster menghampiri mengulang semuanya dari awal, bibir saling mengecup, lidah bergerak menjalani tugasnya melewati setiap tempat yang ada di rongga mulutnya. Lidah saling bertemu seperti terbentuk dua jalinan yang susah terlepaskan.

Saat mereka mulai kehabisan oksigen, bibir mereka terpaksa berpisah. Mereka sama-sama menarik masuk oksigen sebanyak -banyak untuk persedian saat bibir mereka akan kembali bertarung.

Tetapi justru berbeda dari yang Malphas harapkan, bibir Aster tidak menghampiri bibirnya. Lidah Aster menjalani lekuk lehernya melingkar menuju ke belakang telinga. Malphas mendesah, ia sudah tidak sanggup bertahan, lidah itu turun ke bawah dan meremasnya.

Seluruh tubuh Malphas bergetar setelah lidahnya berpindah turun ke bawah melewati rusuk. Lidahnya berputar-putar di sekitar perut Malphas. Rasanya seperti ribuan watt listrik mengalir di tubuhnya.

Lidah kenyal dan basah miliknya mengusap lembut kepala batang Malphas. Aster membalik tubuhnya, membuat sajian itu tepat di atas Malphas, melambai memanggil bibir untuk menikmatinya. Tidak dapat lagi Malphas tahan, dijulurkan lidah untuk menikmatinya, aroma wangi yang memabukkan memenuhi nafas yang Malphas hirup.

Wajah Aster mengarah ke atas. Lidahnya lepas dari milik Malphas, Aster menggeram keras, tubuh Aster seperti bergetar. Menyaksikan yang terjadi membuat Malphas lebih berani lidahnya semakin aktif bergerak. Tubuh Aster seperti mengejang, langsung berdiri.

Aster berbalik, bibir mereka bertaut. Kembali turun membasahi batang Malphas dengan ludahnya. Kemudian kembali naik.

Aroma wangi-wangian sungguh membakar hasrat Malphas. Ia mencurigai ada zat aphrodisiac yang di bakarnya. Mereka berkecup panas, dirinya dibawa melayang. Ia sudah tidak dapat lagi menahan hasratnya. Bibir yang tidak terpisahkan, tetapi saat Malphas sadar. Ia merasakan sesuatu menjepit miliknya dan tubuh Aster bergerak.

Aster mengejang-ngejang, hingga akhirnya mengeluarkan cairan kenikmatan. Tubuhnya ambruk merengkuh Malphas.

Rasa hangat yang tadi kurasakan berubah perlahan menjadi dingin.

"Luar biasa, aku menikmati milikmu," ujar Aster.

"Ya, aku harus pulang ada yang harus kukerjakan," kata ku.

"Baiklah. hati-hati. Besok aku sudah kembali ke Norwegia untuk kembali berlatih, aku akan selalu merindukanmu," balas Aster sambil mengecup.