webnovel
#ACTION
#ROMANCE
#FAMILY

GITA

Entah mengapa sepertinya Barra jatuh begitu dalam dengan perasaan sukanya itu? Seharusnya Barra tidak boleh mengikuti perasaan suka itu pada Gita. Usia mereka berbeda jauh dan Gita juga masih bersekolah. Tapi, menahan perasaan itu terus membuat Barra gelisah. Kalau yang seperti itu disebut jatuh cinta, ya, Barra setuju dan mengakui kalau Barra jatuh cinta pada Gita. Kenapa Barra berkata begitu? Gita bahkan menganggapnya seperti kakak laki-lakinya sendiri. Lagipula, Gita juga baru saja menerima perasaan teman sekelasnya. Lalu Gita harus apa? Gita terus resah menanggapi pernyataan Barra padanya. Saat cinta datang tanpa peringatan, tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana, serta pada siapa akan berlabuh. Ini bukan kisah romansa berbau CEO ataupun Mafia dengan kehidupan kaya raya. Ini hanya kisah biasa dari Barra, pemuda 23 tahun yang jatuh cinta pada Gita, gadis remaja yang masih bersekolah. Tanpa pertanda apapun, Barra dipertemukan dengan Gita dan perasaan aneh menggelitik Barra rasakan pada pandangan pertama. Ya, Barra jatuh cinta. Dan anehnya, hatinya berlabuh pada Gita, si gadis remaja yang baru mengenal apa itu rasa suka pada lawan jenis. Kisah cinta mereka diliputi dengan banyak air mata hingga kisah ini berakhir, tanpa menghilangkan kebahagiaan Barra dan Gita dengan banyak tokoh lainnya. Kisah ini terinspirasi dari pernikahan dini yang marak di lingkungan sosial. Semoga dengan membaca kisah ini, kita semua dapat mengambil pelajaran bahwa pernikahan dini tidak seindah yang dibayangkan, namun juga tidak seburuk dan semenakutkan yang dipikirkan.

Knisa · 现代言情
分數不夠
316 Chs
#ACTION
#ROMANCE
#FAMILY

SALAH PAHAM PART 2

"Yah!" suara Risky memanggil sang ayah yang terlihat melamun di belakangnya, hingga membuat Robby menoleh ke arah Risky begitu pula Gita dan Aya yang berada dekat dengan Risky. Tapi tubuh Aya menghalangi pandangan Gita.

"Aya udah dijemput bundanya, ya?" tanya Robby pada anaknya.

Suara yang sepertinya tak asing bagi Gita walau kurang jelas terdengar karena suara knalpot motor begitu nyaring saat kebetulan melintas tak jauh dari sana.

Namun, jantung Gita seakan terhenti sesaat setelah mendengarkan pria itu berucap kembali.

"Kalau gitu kita pulang, yuk! Pamitan dulu sama bundanya Aya!" ucap Robby pada Risky.

"Iya, Yah!" jawab Risky yang maju dan mendekat ke Gita yang refleks membuat Aya menggeser tubuhnya yang menutupi sang bunda yang sedang setengah berjongkok di depannya.

Gita mulai bangkit. Ia ingin melihat dengan jelas siapa yang disebut anaknya sebagai Barra, yang sudah membantu anaknya itu.