"Snow bangun ini sudah pagi."
"Bangun? Bukannya aku sedang bergadang ya, memangnya sekarang jam berapa? Dimana ini?"
Terdengar ada sedikit suara tawa kecil tepat di atasku, siapa?
"Ya ampun Snow, kau sangat lucu saat bangun tidur ya?"
Aku tidak paham maksudnya, terlebih lagi siapa dia? Aku tidak bisa melihat dengan jelas, mataku masih buram.
"Segera bangun, aku mau menyiapkan sarapan dulu."
"Ah ya."
Aku tidak peduli lagi dia ini siapa, yang penting sekarang adalah cuci muka dulu. Dimana ya aku meletakkan pintu kamar mandinya? Ah ketemu!
Saat masuk aku melihat ada seseorang sedang menyikat giginya, yah walapun tidak terlihat begitu jelas di mataku setidaknya aku ingin menyapanya.
"Selamat pagi."
"Selamat pagi kak, apa kakak juga dibangunkan kak Jasmine?"
"Hm.."
"Untung saja ada kak Jasmine yang membangunkan kita, kalau tidak kita pasti bangun kesiangan lagi."
"Hm...??"
Tunggu dulu, Jasmine?! Aku benar-benar lupa kalau dia semalam menginap di apartermen kami. Sial, kenapa aku bisa tertidur padahal semalam aku sedang asik main dengan konsol gameku.
Kalau di pikir lagi Lilith juga dibangunkannya, berarti yang membangunkanku tadi itu Jasmine, berarti wajah bangun tidurku dilihat olehnya. Sial, aku merasa sangat malu sekarang.
"Kenapa kak? Wajahmu memerah tau, lebih baik cepat cuci muka."
"Oke, kau duluan saja nanti kakak menyusul."
***
Kami bertiga menikmati suasana pagi yang sangat biasa mulai dari mandi, sarapan, dan bersih-bersih rumah. Gara-gara tadi pagi aku jadi sangat canggung untuk memulai pembicaraan, dia selalu tersenyum padaku walaupun aku hanya memalingkan wajah karena malu.
Tepat pukul 10 pagi Jasmine berpamitan dan berterimakasih kepada kami, karena khawatir aku memaksanya untuk mengijinkanku ikut mengantarnya sampai rumah. Di tengah perjalanan kami mampir di minimarket untuk membeli beberapa minuman, sungguh aku lupa kalau rumahnya sangatlah jauh. Sudah 15 KM dari apartemenku tapi ini masih setengah perjalanan.
"Jasmine, aku ingin kau melupakan wajah bangun tidurku tadi pagi. Kumohon!"
"Hem bagaimana ya, aku bisa saja melupakannya tapi masalahnya wajahmu bukan hanya tersimpan di kepalaku, tapi juga ada di memori hpku."
"Kau memotretku?"
"Tentu saja, wajahmu sangat lucu aku tidak tahan kalau tidak memotretmu."
Aku berusaha untuk merebut ponselnya, namun selalu gagal. Jasmine hanya tertawa riang melihat tingkah panikku ini.
***
Setelah kurang lebih 1 jam perjalanan kami sampai di depan rumahnya, rumah yang terlihat sangat tradisional. Letak rumahnya diapit rumah tetangganya yang kaya, aku bisa tau dari model dan tinggi rumah tetangganya. Diantara deretan rumah disepanjang gang ini hanya rumahnya yang memeiliki desain tradisional seperti ini, selain itu rumah tetangganya menggunakan model rumah modern.
"Snow ayo mampir sebentar, akan kubuatkan teh untukmu."
Di dalam rumahnya masih sangat tradisional, tampak seperti interior tradisional di district A, semua ornamennya sangat bagus dan terawat, seperti pintu gesernya, tataminya, kolam ikan yang ada di halaman belakangnya, dan kebun bonsainya. Duduk di teras belakangnya membuatku sangat rileks berada di sini, di tambah dengan angin lembut yang berhembus menerpa wajahku ini benar-benar membuatku tenang.
"Maaf sudah membuatmu menunggu, ini tehnya."
"Terimaka..."
"Ada apa Snow?"
"Aku kaget saja, kamu yang biasanya kemana-mana memakai celana panjang sekarang memakai pakaian wanita khas distrik A, terlebih lagi sekarang kau menggunakan rok panjang. Itu membuatmu terlihat lebih feminim."
"Biasa saja, aku kalau dirumah selalu memakainya. Sejak pindah dari district A aku selalu menjaga Tradisi yang sudah ada disana, mulai dari desain rumah, perabotan, model taman, dan juga resep membuat teh yang enak seperti yang sedang kita minum sekarang ini."
Walaupun cuaca siang ini sangatlah panas tapi setelah mencium aroma teh ini rasanya seperti ada angin sejuk yang berhembus, ditambah dengan pemandangan indah dari halaman belakang ini semua bebanku rasanya lenyap seketika.
***
Sudah cukup lama aku tidak menghabiskan waktu dengannya seperti tadi, karena hari semakin siang aku memutuskan segera pulang. Saat perjalanan pulang aku bertemu orang aneh, dia terlihat seperti sudah menungguku dari tadi. Mau apa orang ini?
"Selamat siang, senang bertemu denganmu."
"Siapa kau? Apa maumu?"
Meskipun kata-katanya sangat sopan tapi aku tidak boleh lengah, entah kesopanan yang diperlihatkannya ini hanya sebuah topeng atau memang dia orangnya sopan.
"Anda tidak perlu setegang itu, saya kemari hanya ingin menyapa."
"Bisakah aku mempercayaimu?"
"Tentu saja, oh jangan-jangan anda menjadi setegang ini karena saya tiba-tiba ada di depan anda ya? Baiklah, pertama-pertama perkenalkan nama saya Shin, saya adalah seorang mata-mata yang diperintahkan langsung oleh Jendral. Saya berasal dari District A, saya diperintahkan untuk menjadi partner anda dalam menjalankan berbagai misi."
"Berarti kau ini adalah..."
"Anda benar, saya adalah anggota baru dari departemen Infinite. Maka dari itu saya diizinkan untuk menguji ketrampilan anda. Dengan kata lain saya akan melawan anda terlebih dahulu karena saya meragukan kekuatan anda."
Tanpa basa-basi dia langsung mengeluarkan 2 portal sekaligus, di dalamnya keluar senjata Double Dagger, tatapan datarnya berubah menjadi tatapan yang sangat angkuh.
"Anda terlalu lengah!"
Tanpa aku sadari dia sudah berada di belakangku, dengan senjatanya yang tepat berada di depan leherku. Dia sangat cepat.
"Perlu anda ketahui saya adalah mantan assassin yang sangat disegani, saya juga adalah buronan departemen anda dulu, apa anda melihat tempat kosong diruang bawah tanah itu, itu adalah tempat Fang Wolfku ini. Jadi sekarang anda tau kalau saya seorang pengguna Gen-X peringkat SS sama seperti anda, ngomong-ngomong soal Gen-X, kemampuan yang saya miliki ini adalah kegare, yang berarti saya bisa dengan mudah menyusup kebayangan orang."
Sial dia mengunciku, aku tidak bisa bergerak sama sekali. Padahal dia anak baru tapi aku langsung dibuat kewalahan. Apa yang harus aku lakukan?!
***
"Kenapa tidak kau gunakan kemampuan barumu yang sudah kubangkitkan waktu itu."
Kau lagi! Kali ini apa maumu? Aku sudah cukup kerepotan disini.
"Gunakan kemampuan esmu, itu adalah kemampuan yang baru saja kubangkitkan."
Bagaimana caranya? Aku sama sekali tidak tau caranya, waktu itu hanya sebuah kebetulan.
"Bayangkan saja ada sebongkah es tajam muncul di punggungmu, mudahkan."
Baiklah akan kucoba, terimakasih.
***
Fokus, ambil nafas panjang dan tahan di dada, lalu bayangkan sebuah es tajam muncul di punggungku sambil perlahan mengeluarkan nafasku. Sekarang saatnya!
"Ah!! Apa ini?!"
Berhasil, tubuhnya tertembus esku. Aku tidak percaya bisa melakukannya, ini sangat hebat!
"Jadi begitu ya, anda berhasil memperlajari Double Gen-X. Tadi itu cukup membuat saya terkejut."
"Apa maksudmu?"
"Double Gen-X adalah kemampuan kedua yang bisa dikendalikan seorang pengguna Gen-X setelah melakukan kontrak dengan Soul."
"Apa? Soul? Aku tidak mengerti maksudmu."
"Nanti anda juga akan mengerti."
Tanpa respon lain dia dengan spontan menyerangku terus-terusan, meskipun cukup sulit untuk mengendalikan 2 senjata sekaligus tapi gerakannya sangat cepat, semua serangannya selalu pas mengenai Y-MIRai.
Kami bertarung cukup sengit, sudah berjam-jam kami terus seperti ini, dan sudah beberapa kali kami berpindah-pindah tempat. Makin kesini energi kami makin terkuras, dan aku makin bisa menguasai kemampuan Double Gen-X milikku ini. Semua tempat yang terkena seranganku memiliki bekas goresan dan suhunya sangat dingin.
"Kau terlihat sangat kelelahan, bagaimana kalau kau menyerah saja?"
"Hahaha Anda terlalu percaya diri, saya masih bisa berdiri."
Sungguh, dia benar-benar membuatku kewalahan. Hari sudah semakin sore, aku tidak mau membuat Lilith khawatir. Pertarungan ini akan kuakhiri dalam sekali serang, akan kugunakan seluruh sisa energi yang kumiliki.
Saat kami bersiap untuk menyerang, tiba-tiba ada sesuatu jatuh di tengah-tengah kami. Aku tidak tau apa itu karena tertutup oleh debu yang cukup tebal, tiba-tiba ada ranting-ranting pohon yang mengikatku, aku tidak bisa bergerak.
"Bisakah kalian hentikan permainan konyol ini, kalian hanya menambah pekerjaanku!"
Suara ini...
"Tree! Kau datang untuk menolongku?"
"Siapa yang ingin menolongmu Snow! Aku kesini untuk menghukum kalian berdua, terutama kau Shin. Aku sudah bersusah payah meminta izin kepada jendral tapi kau malah menyerang anggota kami."
"Apa-apaan ini, lepaskan aku do...!"
"Bukankah sudah kubilang berkali-kali padamu, jangan panggil aku dengan sebutan itu!"
Tree terlihat sangat tidak suka dengannya, dia mengencangkan ikatannya. Tree langsung membanting orang itu sangat keras ke tanah dengan ranting-rantingnya.
Kami langsung dinasehati sangat lama, tidak ada yang bisa kami lakukan selain diam dan mendengarkan. Setelah selesai marah-marah dia melepaskan kami berdua.
"Jadi bagaimana Shin, apa kau mengakui Snow sebagai Partnermu?"
"Iya iya, aku mengakuinya. Apa sekarang kau puas sekarang Tree?"
"Ya, tapi jangan ulangi hal ini lagi!"
"Oke, Kalau begitu aku permisi dulu."
Dia tenggelam kedalam bayangannya sendiri, dan kemudian lenyap. Sulit dipercaya ada kemampuan aneh seperti itu.
Tree kemudian menyembuhkan berbagai luka gores yang kuterima tadi, tangannya bisa berubah menjadi kumpulan ranting-ranting pohon, dan dengan sel tumbuhan itu dia menyembuhkan sel-sel tubuhku yang rusak.
"Baiklah sudah selesai."
"Terimakasih Tree, aku sangat menyesal berkelahi dengannya tadi."
"Tidak masalah, asalkan kalian tidak apa-apa. Aku hanya akan memberimu sedikit nasihat, jangan terlalu terlibat dengannya walaupun dia akan menjadi partnermu. Terlebih lagi, dia mantan kriminal dan sangat berbahaya."
"Apa dia pengguna Gen-X peringkat SS yang sedang menjalani masa tahanan itu?"
"Ya kau benar, aku meminta izin kepada jendral untuk melepaskannya karena kita kekurangan anggota."
"Baik aku mengerti, terimakasih karena sudah menyembuhkan lukaku."
"Tidak masalah, sudah menjadi pekerjaanku."
"Kalau begitu aku permisi Tree."
"Ya, hati-hati di jalan."
Entah apa jadinya kami berdua disana kalau dia tidak datang, aku sangat bersyukur di departemen ini memiliki seseorang sepertinya.
***
"Sialan! Dia mengikatku dengan ranting yang dilumuri racun lagi. Untungnya racunnya sama seperti 3 tahun yang lalu, aku tidak percaya dia masih membuat racun ini. Tapi bagaimanapun juga dia tidak meningkatkan konsentrasi racunnya, rupanya kau masih memikirkan kejadian itu ya, Doctor."
****
"Racun ini tidak sakit sama sekali"