Di sebuah kerajaan di mana dipimpin dan diisi oleh Ras Floire, Ras yang identik dengan wajah yang sangat rupawan serta sihir yang bisa di bilang diatas rata rata dan sifat mereka yang sangat ramah bagaikan malaikat tanpa sayap.
Di kerajaan Ras Floire merupakan salah satu kerajaan yang paling indah juga. Tamannya yang terawat ,tanahnya yang subur, dan banyak binatang binatang magis yang lucu di sana. Di kerajaan itu Raja dan Ratu di berkahi sepasang anak kembar perempuan yang bernama "Anatha Anuela bel fiore dan Agatha Anuela bel fiore "kecantikannya mereka bisa melebihi siapa pun di dalam kerajaan.
Walaupun Anatha dan Agatha kembar mereka memiliki sifat yang sangat berbeda, Anatha yang memiliki sifat yang lemah lembut selembut kapas dan Agatha yang memiliki sifat yang galak bagaikan api yang terus membara, tetapi mereka sama sama sama bijak dalam melakukan segala hal.Dari pandangan orang orang, kembar dengan wajah yang sangat mirip bagaikan pinang yang di belah dua,dengan sifat yang berlawanan membuat mereka menjadi bahan ketertarikan lawan jenis mau di sekolah ataupun di kerajaan.
Mereka berdua di rawat dengan baik dan layak,hingga mereka berdua menjadi incaran bagi orang orang pribumi. Sampai ketika mereka tepat berusia 15 tahun, mereka berdua memasuki jenjang tertinggi di sekolah magical Flores, magical Flores merupakan sekolah untuk bangsawan bangsawan dari berbagai ras.
***
Di sekolah magical Flores mereka dikenal sebagai anak Raja dan Ratu, tidak ada yang berani menantang Agatha. Semua orang kagum dengan rupa mereka yang sangat indah,tetapi selain rupa mereka orang orang juga kagum dengan kepintaran serta keberanian. Hal itu membuat mereka berdua menjadi lebih menonjol dari yang lainnya,
suatu hari siswa baru bernama "Garron Mavis" memasuki kelas mereka melalui sertifikat White Children. Sembari anak itu berjalan masuki kelas, guru menjelas kan mengenai sertifikat dan anak baru itu, "Anak-anak kali ini kita kedatangan teman baru kalian merupakan seseorang yang genius ,ia bisa memasuki sekolah ini dengan sertifikat White Children,sebelumnya apakah kalian semua tau apa itu sertifikat White Children?" Tanya guru seleah menjelaskan, sudah jelas ketika keluarnya kata- kata sertifikat White Children, membuat semuanya terdiam dan bola mata semua tertuju kepada Garron.
"Hmmmm saya hanya tau sebagian buk, seperti sertifikat White Children itu hanya didapatkan 1 orang per periodenya" sahut salah satu murid disitu memecah keheningan di kelas.
"Iya benar tapi lebih spesifiknya, sertifikat White Children itu adalah sebuah jaminan dari sekolah kepada murid, supaya mereka tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun untuk belajar di sekolah itu .Selain itu syarat untuk mendapatkan sertifikat ini salah satunya, tidak ada keturunan bangsawan dan harus berbakat serta seorang yang genius"
Mendengar kalimat "Tidak ada keturunan bangsawan" semua mata melihat kehadapan Garron dan semua mulut pun saling berbisik dari telinga ketelinga, menganggap bocah itu dengan rendah karena ia bukan anak yang keturunan bangsawan.
Tidak ada ketakutan yang dirasakan oleh garron karena dia bukan darah bangsawan, dia hanya memperhatikan kedua putri kembar yang sedari tadi memperhatikan guru menjelaskan.Ketika Garron melirik keuda putri tersebut, secara tidak sengaja mereka bertatapan.
Respon dari kedua putri itu pun berbeda karena mereka memiliki sifat yang bertolak belakang, hal itu membuat Garron tertarik kepada mereka berdua.
Setelah pelajaran pertama selesai mereka pun masuk ke jam istirahat, Garron duduk dibarisan kedua, setelah dua putri tersebut. Itu membuatnya bahagia sampai tak menghiraukan sekitarnya, karena tentunya kelas akan ribut membicarakan bicarakan Garron. Karena setelah sekian lamanya tidak ada anak yang menapatkan sertifikat White Children dan Garron muncul menjadi satu satunya anak tanpa darah bangsawan yang ada di kelas tersebut.
Anak anak di kelas duduk bergabung bersama, mereka sedang menggosip tentang anak baru yang baru masuk melalui sertifikat White Children setelah 2 tahun tanpa ada anak baru yang bisa mendapatkan sertifikat White Children itu.
"Serius dia anak yang bukan berdarah bangsawan di sekolah dan memasukin sekolah dengan sertifikat White Children?" seseorang bertanya ditengah kelas dengan suara yang lantang memancing keributan setelah Garron menduduki kursinya...
Teman sebangku nya melihat kearah Garron itu sambil berkata, "Seperti yang kau lihat"
"Tapi bukannya setauku kak Luna juga mendapat kan sertifikat itu?" ucap seseorang yang sedang ikut mengosip.
Tanpa mereka sadari ternyata Luna berada di kelas karena penasaran dengan anak baru yang mendapatkan setifikat white children pada periode itu tapa di sengaja Luna mendengar membicaraan mereka.
Sebetulnya pada periode-perode sebelumnya sertifikat White Children di pernah dapat kan oleh seorang kakak kelas bernama Luna.
"Ya saat itu aku sedang beruntung" respon yang dikatakan Luna
Setelah kak Luna merespon mereka kaget karena tidak menyadari kehadiran kak Luna
"Hahaha kakak ini bisa aja" mereka menjawab dengan menganggap apa yang dikatakan barusan hanyalah lelucon.
Kedatangan Luna membuat mereka penasaran karena jarang jarang nya ada kakak kelas yang ingin pergi ke kelas jenjnag bawah, karena letaknya yang sangan jauh, karena itu seseorang pun bertanya "ada hal apa yang membuat kakak tertarik untuk kesini?"
Mata Luna pun berpaling kearah yang bertanya menjawab dengan senyuman "ya aku hanya ingin lihat murid baru dengan sertifikat white children"
"OHHHHH, seperti nya anak itu jadi hot topic disekolah kita ya"
Setelah mengalihkan topik Luna pun bertanya langsung keintinya, "yang mana murid baru itu?"
"Yang disana kak" sembari menunjuk ke arah bocah itu.
"Wah dia anak barunya ya ,berarti disini setiap kelasnya ada satu murid pribumi kan" meratapi bocah itu yang asik melihat dua kembaran itu,dia tak sadar sedari tadi dia diperhatikan.
"Iya kak sudah jelas."
"Oh yasudah kakak balik ke kelas dulu ya setidaknya rasa penasaran ku sudah terbayar kan" beranjak dari kursi Luna pun bergegas keluar pintu kelas.
"Hah apa apaan hampir saja aku tak bisa bernafas, dengan kehadiran Luna disini seorang pribumi tak tau diri bisa bisanya dia datang sok ramah disini, apa dia kurang parfum ya" perginya Luna dari kelas itu mengundang ujaran kebencian terhadap pribumi, adik kelas yang dia ajak bicara menggerutu setelah dia pergi.
"Huh benar benar menyebalkan! kenapa dia tak sadarkan diri kalau dia itu bau! aku bahkan tak ingin berbicara lagi dengan nya! bisa bisa menghilangkan harga diri ku" sahut salah satu temannya
"Iya kamu benar aku setuju! ibuku berkata jangan sekali kali kamu mendekati warga pribumi, mereka sangat menjijikkan untuk kita para bangsawan."
Mendengar mereka yang terus ribut dan menghina para pribumi, sebagai anak dari pemimpin mendengar hal itu tentu saja mengundang rasa amarah.
"Hei kalian! jika aku dengar sekali lagi kalian meributkan status pribumi tak segan sekalipun jabatan ayah kalian akan aku cabut!" muak mendengarkan mereka, Agatha putri dari Raja saat ini bersama kembarannya, membuat perkumpulan itu menjadi sunyi.
"Sudahlah Agatha mereka hanyalah manusia yang menikmati apa yang ada, jangan memperluas keributan" Anatha mulai mencoba menahan amarah Agatha,dengan sifat lembutnya dan sebagai kembaran Agatha ,Anatha jelas lebih memahami sifat Agatha.
"Huh menyebalkan sekali,mereka terus merendahkan orang orang pribumi!" Agatha tak terima dan ingin terus memarahi mereka para bangsawan rendahan
"Iya aku tau tapi mereka hanyalah bangsawan rendahan, jangan hiraukan mereka" Anatha pun mengeluarkan kata kata sambil menatap mereka dengan pandangan yang merendahkan,kejadian itu disaksikan oleh Garron dengan mata kepalanya sendiri dan hatinya yang terkesima dengan keberanian Anatha.
"Iya aku setuju akan hal itu" Garron dengan tiba tiba berkata seperti itu dengan lantang yang membuat semuanya terkejut, berbeda dengan Agatha ia malah menatap Garron dengan pandangan seperti merasa bahwa Garron sedang mencari perhatian.