webnovel

9. A Sudden Date

Keesokan harinya...

Jam tujuh pagi Reno bangun lebih awal dari biasanya. Dia pun mencoba mengamati keadaan di sekelilingnya walau masih setengah sadar. Dia tak melihat sofa serta meja belajar yang selalu dia gunakan di kamarnya.

"Oh..iya.. gue lagi di rumah Jack…" ucap Reno yang mengamati pemandangan di kamarnya yang berubah tak seperti biasanya dan baru menyadari semalam dia menginap di rumah Jack.

Reno tidur di ruang tidur untuk tamu yang tak jauh dari kamar Jack di lantai dua. Di rumah Jack memang terdapat dua kamar tamu yang bisa digunakan oleh kerabat keluarga atau teman Jack yang menginap disana.

Tak berapa lama ada yang mengetuk pintu kamar tempat Reno tidur dan dia pun membukanya.

"Elu udah bangun Ren? Yuk.. sarapan dulu di bawah.. Bik Sumi udah ngebuatin kita makanan untuk sarapan." Ajak Jack yang sudah mandi dan siap-siap sarapan.

"Ok.. thanks yaa Jack..entar gue nyusul dulu..gue mandi bentar.." ucap Reno pada sahabatnya.

"Yoi..gue turun duluan.." balas Jack yang kemudian keluar dari kamar Reno dan menuju ke lantai dasar rumahnya.

Reno pun kemudian mencari smartphone yang dia letakkan di atas tempat tidur, ada sepuluh panggilan tak terjawab dari mamanya. Ada rasa tak enak namun juga dia tak bisa menerima semua informasi yang baru dia dapatkan semalam. Ya, sebuah pengumuman tentang perjodohan yang membuatnya tak berpikir panjang untuk pergi dari rumah dan menginap di rumah temannya, Jack.

"Sepertinya beneran gue mesti jelasin ke papa mama deh.." gumam Reno sendirian saat memikirkan perjodohan semalem.

Beberapa menit kemudian, Reno turun ke bawah dengan sudah rapi dengan kemeja dan jas yang dia pakai semalem. Baju tidur yang dipinjamnya dari Reno sudah dia lipat rapi di atas tempat tidur.

Pagi itu Bik Sumi sudah menyiapkan nasi goreng, telur mata sapi, susu hangat dan kerupuk special untuk sarapan Reno dan Jack.

Jack dan Reno yang sudah lapar, menyantap sarapan pagi itu dengan lahapnya.

"By the way.. tumben jam segini Elu udah rapi banget? Biasanya kalau hari libur gini jam sepuluh elu baru bangun… elu jadi mau ngomong ke bokap nyokap?" ucap Jack yang kaget melihat Reno pagi itu.

"Kan elu yang bilang sendiri.. gue mesti omongin ini ke orang tua gue secara baik-baik." Ucap Reno bijak.

"Bener banget sih..syukurlah kalau elu mau diskusiin masalah ini sama orang tua elu.. cepat atau lambat elu mesti diskusiin ini sama ortu elu biar sama-sama enak…good luck yaa Ren.." balas Jack bersemangat.

"Iyaah.. thank you, Jack..maaf banget kalau gue ngerepotin elu.. dengan curhatan gue.. dengan gue nginep disini.." ucap Reno sembari melanjutkan sarapan mereka pada pagi itu.

"Apaan sih elu.. kayak sama sapa aja. Iya..iya.. moga masalah elu cepet selesei yaa.." ucap Jack mendoakan Reno.

Jam sembilan pagi Reno meninggalkan rumah Jack, sahabatnya. Pikirannya saat ini adalah dia harus segera jelasin kepada kedua orang tuanya bahwa dia nggak mau dijodohin. TITIK.

❄❄❄

Beberapa jam kemudian…

"Paaaa…Maaaa…Reno pulang." Panggil Reno saat memasuki rumahnya.

Namun tak ada jawaban dan hanya ada asisten rumah tangganya saja.

"Mas Renoo…tuan dan nyonya lagi pergi." Ucap Bik Yumi, asisten rumah tangga keluarga Reno.

"Sudah lama berangkatnya, Bik?" tanya Reno penasaran.

"Baru sejam yang lalu mas…" ucap Bik Yumi sembari memberikan segelas jus jeruk dingin pada Reno.

Reno tiba di rumahnya pukul dua belas siang. Suasana rumah terlihat sepi. Ternyata kedua orang tuanya sedang melakukan perjalanan bisnis ke Singapura.

Dia hanya mengetahui kabar mereka hanya dari asiten rumah tangga dan setelah menerima pesan singkat beberapa menit yang lalu. Maksud Reno menjelaskan apa yang dia inginkan mengenai perjodohan ini pun pupus.

Dia tak tinggal diam, Reno berusaha menelepon kedua orang tuanya.

"Drrrt…drrt…drrt….nomer yang anda tuju sedang di luar service area…" ucap provider smartphone yang menjelaskan bahwa orang tua Reno sepertinya masih take off.

"Padahal Reno pengen jelasin semua…" gumam Reno sendirian.

Karena bingung mau ngapain akhirnya Reno memutuskan untuk masuk ke kamarnya dan belajar untuk mata pelajaran besok.

Selang beberapa jam kemudian, Reno teringat perkataan Jack mengenai pertandingan basket kemarin. Karena semalam pikirannya penuh dengan perjodohan membuat dia lupa jika belum memberikan selamat untuk Reina.

"Halo… Jack.. gue minta tolong kirimin alamat Reina dong…" ucap Reno menelepon Jack sore itu.

"Mau ngapain elu?" balas Jack sedikit kaget.

"Gue lupa belum kasih selamat sama Reina.. please bantu gue yaa.." lanjut Jack memohon kepada sahabatnya.

"Okay.. gue bantuin.. gue kasih alamat.. tapi jangan aneh-aneh yaa.. gue juga nggak mau kalau gara-gara gue kasih alamat Reina..malah jadi ngacauin perjodohan elu.." ucap Jack khawatir.

"Nggak akan Jack…kaan kemarin gue udah bilang.. gue nggak mau dijodohin Jack.. gue sayang banget sama Reina." Ucap Reno meyakinkan Jack.

"Okay..okay ya udah ntar gue kirimin lewat message alamatnya." Lanjut Jack akhirnya setuju memberikan alamat Reina.

Setelah menerima pesan dari Jack, Reno pun kemudian berganti baju dan berdandan rapi sore itu. Pukul empat sore, Reno meninggalkan rumahnya dan bergerak menuju rumah Reina.

Sebelum dia sampai ke sana, Reno sengaja mampir ke salah satu toko florist deket rumah Reina untuk membeli sebucket bunga. Dia memilih tulip berwarna merah muda dan disertai beberapa hiasan daun.

Tak lupa dia menuliskan sebaris ucapan selamat untuk Reina. Reno berharap ini bisa menggantikan kehadirannya yang kemarin tak bisa ikut menonton acara basket.

Pukul setengah lima sore, mobil Reno sudah sampai di depan rumah Reina. Dia pun memencet bel pagar rumah Reina dan tampak ada seorang yang berpakaian satpam menghampiri Reno.

"Cari siapa mas?" ucap Satpam itu ramah.

Reno yang barusan keluar dari mobil, segera menghampiri satpam yang bertanya padanya.

"Reinanya ada pak?" balas Reno sembari tersenyum.

"Oh..non Reina? Ada mas... Sebentar saya panggilkan dulu." Balas satpam itu sembari pergi meninggalkan Reno.

"Terima kasih pak.." ucap Reno sopan.

Tak lama kemudian.. datanglah Reina sore itu dengan memakai piyama yang setengah kaget melihat Reno datang menemuinya. Bagaimana bisa dia tahu alamat rumah Reina. Padahal Reina tak pernah memberi tahu Reno dimana dia tinggal. Karena selama ini dia selalu menolak jika ingin diantar pulang oleh Reno.

"Renooooo? Sedang apa elu disini.. tau rumah gue dari sapa?" balas Reina kaget.

"Gue tau dari Jack.. sorry banget gue dateng tiba-tiba. Gue Cuma mau ngasih ini buat kamu." Ucap Reno sembari mengeluarkan sebucket bunga dari mobilnya.

"Buat Gue??" ucap Reina kaget yang melihat Reno memberikan bunga untuknya.

"Iya.. selamat ya buat pertandingannya kemarin. Sorry aku nggak bisa dateng." Ucap Reno merasa nggak enak pada Reino.

"Makasih Ren.. buat bunganya... tapi elu nggak perlu repot-repot." Ucap Reina yang juga nggak enak menerima pemberian bunga dari Reno untuknya.

"Rei..kamu udah makan malem belum??" ucap Reno tiba-tiba.

"Belum sih... emang kenapa, Ren??" balas Reina yang sedikit kaget dengan pertanyaan Reina.

"Yuk..temenin aku makan.. di rumah juga mama dan papaku lagi pergi. Hari ini aku nggak pengen makan sendirian. Kamu mau nggak nemenin aku?" ucap Reno yang membuat Reina menjadi tak enak menolaknya.

Reina sendiri juga hari itu berencana untuk makan sendiri juga karena keluarganya sedang ada di luar kota. Reina pun juga berpikir daripada dia makan sendiri, mendingan ikutan makan bareng Reno.

"Ya udah deh.. gue mau..tapi bentar ya gue siap-siap dulu. " balas Reina yang bersiap untuk masuk ke ddalm rumahnya.

"Okay..aku tunggu.." ucap Reno yang menunggu Reina di mobilnya.

Reno sedikit senang karena Reina mau menerima ajakan Reno untuk malam. Karena biasanya Reina selalu menolak untuk pulang bareng Reno.

Lima menit kemudian, Reina keluar dari rumahnya setelah berganti pakaian sembari membawa tas kecil yang dia selempangkan di bagian kiri badannya.

"Yuk Ren...." ajak Reina sembari membuka pintu mobil Reno.

Setelah memakai sabuk pengaman, Reno pun menghidupkan mobil dan berjalan meninggalkan rumah Reina. Mobil Reno melaju di bawah kemacetan dan lampu yang menghiasi jalanan Kota Jalanan. Suasana Jakarta malam itu masih ramai. Jalanan ibukota dipadati mobil pribadi serta antrean pekerja yang menunggu busway yang masih beroperasi malam itu. Kebanyakan dipadati oleh pekerja kantoran yang baru pulang kerja.

Jalanan Jakarta yang mengalami kepadatan membuat Reno sedikit gelisah karena tak enak dengan Reina yang sudah mau makan malam dengannya. Dia tak ingin Reina menunggu terlalu lama karena tak kunjung sampai di salah satu restoran yang dia pesan mendadak saat menunggu Rena di depan rumahnya.

Reno pun menyalakan radio yang ada di mobilnya. Terdengar salah satu lagu yang lagi hits romantis di kalangan anak SMA terdengar merdu menambah keromantisan malam itu. Lampu-lampu dari papan reklame dan dari kendaraan bermotor yang melintas terlihat berkedip-kedip membuat nuansa malam itu terkesan romantis.

"waah lagu ini!" ucap Reina bersemangat ketika mendengar salah satu lagu favoritnya diputar di salah satu radio yang dinyalakan Reno.

"Kamu suka lagu ini Rei?" Tanya Reno pelan.

"Iya..aku suka sekali.." balas Reina sembari tak sengaja bersenandung lagu yang disukainya.

Kegelisahan yang dia rasakan seketika hilang saat mendengar nyanyian Reina. Reno pun tersenyum menatap Reina yang fokus mendengarkan lagu itu. Dia pun kemudian kembali mengemudikan mobil saat mobil di depan maju perlahan. Moment yang dia tak duga dan berharap sedikit lebih lama dengan Reina yang menikmati musik malam itu.

Setelah melewati kemacetan, setengah jam kemudian, Reno dan Reina sampai di restoran yang telah Reno pesan sebelumnya. Mereka pun kemudian berjalan menuju restoran yang cukup lumayan mewah dengan desain interior yang cantik.

"selamat malam! Tadi saya sudah reservasi atas nama Reno." ucap Reno ke bagian resepsionis restoran.

"sebentar saya check dulu." Maaf tadi pesannya jam berapa yaa.." ucap pegawai tersebut yang sedang memeriksa list tamu.

Namun pegawai tersebut belum menemukan nama Reno dan menelepon seseorang di bagian reservasi shift sebelumnya. Ternyata pegawai yang ditelepon lupa mencatat nama Reno di nama customer. Akibatnya Reno harus menunggu dua jam lagi jika ingin memesan makanan disana.

Pegawai restoran tersebut kemudian langsung meminta maaf atas kelalaian salah satu pegawai restoran lainnya. Dan mau bagaimana lagi, akhirnya Reno menerima permintaan maaf staff tersebut. Namun dia juga bingung kemana lagi dia akan mengajak Reina makan malam. Karena dia selalu merencanakan tempat terlebih dahulu jika ingin makan di luar.

Akhirnya Reno pun mengajak Reina pergi meninggalkan Restoran tersebut dengan hati yang semakin cemas. Reina pun mengikuti Reno yang masih sedikit kecewa karena gagal makan di restoran itu.

"Rei.. maaf banget.. gara-gara aku, acara makan malam kita jadi kacau." Ucap Reno merasa bersalah dengan kejadian barusan yang nenimpa mereka.

Reina yang melihat Reno murung akhirnya berusaha menghiburnya dengan memberikan semangat.

"tidak apa-apa Ren.. lagian kan kita masih bisa makan di tempat lain." Ucap Reina menghibur Reno.

"Iya Rei.. tapi aku belum tahu kemana kita akan pergi." Ucap Reno sembari masih mengemudikan mobilnya melintasi kemacetan Jakarta.

"Kamu tenang aja..Aku tahu kemana kita harus pergi. Yuk ikut aku..." ucap Reina sembari memberikan arahan jalan pada Reino.

Mobil Reno kembali melaju di tengah keramaian ibukota. Lima belas menit kemudian mobil Reno sudah sampai di depan sebuah warung makan nasi goreng di pinggir jalan yang ramai sekali dikunjungi pembeli.

"Rei.. kamu yakin mau beli makan disini?" tanya Reno keheranan.

"Yakinlah... yuk masuk.." Ajak Reina pada Reno sembari berjalan menuju bagian kasir warung makan tersebut untuk memesan nasi goreng.

Reno pun mengikuti Rena sembari mengamati sekeliling warung tersebut yang ramai dikunjungi pembeli baik yang ingin makan langsung di tempat maupun yang membawa makanan itu pulang ke rumah.

Tak lama menunggu, sekitar sepuluh menit kemudian dua piring nasi goreng yang ditaburi irisan ayam goreng, kubis serta irisan timun dan kerupuk serta dua gelas es teh datang ke meja tempat Reina dan Reno duduk.

"Ini Ren..coba deh elu coba.. pasti enak banget." Ucap Reina sembari memberikan sepiring nasi goreng pada Reno.

"Makasih Rei.. okay aku coba dulu." Ucap Reno yang menuruti Reina sembari mengambil sesendok nasi goreng dan mencobanya.

"Iya..cobain Ren..gimana..gimana rasanya..??? " ucap Reina bersemangat.

"Ehm... enak banget Rei..." ucap Reno yang tak menyangka ternyata enak banget nasi goreng yang direkomendasikan Reina.

"Bener kan??? Nggak salah kan aku rekomendasiin ini." Ucap Rena yang sedikit bangga karena ada temannya yang mencobanya dan bilang enak.

Kemudian mereka pun menikmati makan malam sembari mengobrol kecil mengenai sekolah dan kehidupan Reina.

Setelah hampir setengah jam disana, mereka pun kemudian pulang dengan mobil yang dikemudikan Reno.

"Makasih ya Rei.. aku jadi tahu satu makanan enak dari kamu." Ucap Reno yang masih menyetir di tengah kemacetan malam itu.

"sama-sama.. beneran enak kan..aku juga sampe kaget pas pertama kali coba ini. Waktu itu dibeliin sama sopir keluargaku, dan ternyata enak banget." Ucap Reina menceritakan mengapa dia bisa tahu nasi goreng yang mereka beli malam itu.

"oh yaaa? Iyaa.. beneran enak banget.. Pantesan..aku penasaran gimana kamu bisa tahu ada makanan seenak ini tapi masakan lokal. aku pikir kamu hanya makan makanan western karena tinggal lama di Amerika." Ucap Reno yang selama ini salah sangka mengenai makanan yang disukai Reina.

"Oh nggak juga.. gue sih bisa makan apa aja kok. Malahan gue sering banget beli makanan di kantin sekolah karena banyak masakan indonesianya.. lagian orang tua gue udah mengajarkan makanan Indonesia dari gue kecil. Nah sejak balik ke Indonesia, gue happy banget karena kangen makan masakan indonesia gue terobati karena di Seatlle jarang banget bisa beli makanan indonesia." Ucap Reina yang tak malu karena suka makanan lokal.

"Waah..kamu keren banget Rei..salut banget aku. Nggak lupa sama makanan disini.. Makasih yaa.. karena malam ini aku jadi lebih kenal kamu." Ucap Reno yang membuat Reina menjadi malu.

"Ah.. nggak juga lagi.. lagian kan kalau mau makan apa aja kan selera masing-masing. Jadi jika memang ada orang yang suka banget western food.. it's okay no problem. Kalau suka makanan lokal juga nggak masalah. Gue sih okay-okay aja kalau mau beli makanan mana aja. Asalkan enak tentunya." Ucap Reina yang membuat Reno yang masih menyetir malam itu tertawa.

"Rei.. kenapa kamu lucu banget sih.." ucap Reno yang membuat Reina tersipu malu.

"Aaah... apaan sih Reno..... lucu dari mananya..." balas Reno mencoba tetap jaim.

"Banyak Rei.. mau aku jelasin satu-satu?" goda Reno sembari tersenyum.

"Udah...udah.. skip aja deh.." balas Reina berusaha stay cool.

Reina sebenarnya juga tak paham namun juga penasaran mengapa Reno menyebutnya lucu. Namun dia menahannya karena berusaha bersikap sewajarnya saja.

Malam itu, secara tak terduga Reno menjadi lebih mengenal Reina yang ternyata anaknya baik banget dan easy going. Dia berharap akan ada lagi kesempatan untuk lebih mengenal Reina di lain kesempatan.

❄❄❄