webnovel

8. Is it Love? x Business Meeting

Beberapa jam sebelum Pertandingan Basket Tim Putri….

Reno tampak berjalan tergesa-gesa setelah membaca pesan di smartphonenya. Tadinya dia ingin pergi ke toko bunga untuk membeli bunga untuk Reina yang akan bertanding. Dan menonton pertandingan basket yang telah dia tunggu semenjak seminggu yang lalu.

Namun setelah melihat pesan tersebut, dia mengurungkan niat membeli bunga dan menonton basket. Dia mau tak mau harus datang untuk memenuhi undangan makan malam keluarganya dengan salah satu teman Papanya.

"Jack, gue balik duluan." Ucap Reno saat menjumpai Jack yang sedang berjalan menuju Hall arena basket untuk mendukung tim basket Putri New Land.

Spontan dia pamitan untuk pulang duluan kepada sahabatnya, Jack.

"Elu mau kemana? Elu nggak mau nonton Reina??" tanya Jack balik sembari keheranan melihat Reno yang berjalan tergesa-gesa menuju gerbang sekolah.

"Kayaknya gue nggak bisa nonton hari ini. Ada urusan.." ucap Reno dari kejauhan.

"Ya udah.. hati-hati Ren.." teriak Jack saat Reno yang telah jauh meninggalkannya.

"Iya..Jack..gue balik dulu." Balas Reno yang kemudian telah sampai di gerbang sekolah dan segera menaiki mobil jemputan yang ada disana.

Reno yang dari tadi sengaja tak ingin mengangkat telepon dari Papanya akhirnya menerima panggilan telepon itu.

"Hallo… iya..iya..Pa…Reno pulang sekarang." Ucap Reno sembari menuju gerbang sekolah.

Di depan sekolah, Reno sudah ditunggu oleh mobil jemputan yang akan mengantarnya pulang. Reno pun akhirnya pasrah untuk memenuhi permintaan Papanya.

Reno tahu jika dia menolak permintaan Papanya, dia akan mendapatkan penjagaan lebih ketat.

Papa Reno merupakan pengusaha yang memiliki peringkat kekayaan lima besar se Asia Tenggara, membuatnya lebih selektif memikirkan Jodoh Reno kelak.

Reno yang merupakan anak tunggal, membuat papanya lebih protektif. Dimana dia ingin Reno mewarisi perusahaan yang dia bangun berpuluh tahun dengan nantinya ada pendamping pilihan dari orang tua.

Meskipun orang lain pasti menilai kalau terlalu dini untuk melakukan perjodohan sejak SMA, tapi pandangan orang tua Reno berbeda. Papa Reno berharap Reno mengenal dengan calon yang dijodohkan lebih awal.

Sehingga suatu hari jika saatnya dia dijodohkan dengan calon yang dipilih oleh papanya, Reno sudah tidak kaget.

Tapi dia tak ingin melakukan perjodohan. Dan berharap kelak dia dapat menemukan kekasihnya dengan cara jatuh cinta.

Dan semenjak Reina datang dan mengisi harinya, Reno merasa sangat bahagia dan berharap Reina akan menjadi pilihan pertama yang menjadi jodohnya kelak.

❄❄❄

Setengah jam kemudian…

Reno telah sampai di rumahnya. Suasana rumahnya tampak ramai dari luar halaman dan beberapa asisten rumah tangga sibuk mempersiapkan sesuatu.

Reno pun kebingungan melihat itu semua karena tak biasanya hal itu terjadi. Dia pun akhirnya masuk ke rumah. Di dalam rumah, mama dan papanya sudah menunggu Reno.

Mereka telah mengenakan pakaian formal dress dan jas rapi. Papa Reno memakai jas berwarna hitam. Sedangkan mama Reno dengan long dress berwarna abu-abu.

"Mau kemana sih kita, Paa..Ma…bukannya makan malam?" tanya Reno keheranan melihat kedua orang tuanya sudah berpakaian rapi dan siap untuk pergi.

"Iya kita mau makan malam dengan relasi Papa. Sudah ayo kamu siap-siap. Jas yang akan kamu pakai, Papa sudah disiapkan di atas tempat tidur." Ucap Papanya yang mengajak Reno untuk segera ganti baju dan mandi.

"Baik Pa…" ucap Reno yang langsung menuju ke kamarnya dan segera mandi.

Setelah bersiap untuk makan malam, pukul enam sore mereka berangkat ke sebuah restoran di sebuah hotel bintang lima, tempat papa Reno dan relasinya untuk makan malam.

Setelah merek datang ke restoran itu, mereka telah disambut oleh sebuah keluarga dengan seorang gadis seumuran Reno.

Kebetulan Relasi Papa Reno hanya membawa seorang putrinya yang memakai gaun cantik berwarna pink dengan pita putih melekat di pinggang.

"Halo…Mas Yudha…" sapa Papa Reno sembari memeluk seseorang yang telah berdiri menghampirinya dan menunggu di restoran.

"Halo…Wira..apa kabar?" sapa tamu tersebut ramah.

"Baik-baik..mas..mas gimana kabarnya?" ucap Papa Reno bersemangat.

"Baik juga.. maaf ini mamanya anak-anak ada di New York karena sedang urusan bisnis..jadi tidak bisa datang. Tapi salam katanya buat mama Reno."ucap Papa Shelyn meminta maaf.

"Oh iyaaa.. tidak apa-apa…yang penting kita sempat bertemu seperti ini untuk menyambung tali silaturahmi." Ucap Papa Reno memaklumi.

"Iyaa.. tidak apa-apa.. Pak Yudha.. Jeng Yesi tadi sudah menghubungi saya kalau tidak bisa hadir. Semoga lain waktu bisa ketemu yaa." Ucap Mama Reno memberi info pada papa Shelyn.

"Mari kita duduk disana.." ajak Papa Shelyn ramah.

"Mari…mari…mas Yudha.." balas Papa Reno sembari berjalan mengikuti Papa Shelyn yang menunjukkan jalan.

"Reno..ini kenalin namanya Shelyn." Ucap Papa Reno sembari mengajak Reno untuk duduk.

"Halo, Nama saya Reno." Ucap Reno memperkenalkan diri.

"Halo..saya Shelyn.. senang berkenalan denganmu." Ucap Shelyn ramah.

Shelyn sendiri berparas cantik, tinggi dan menawan dan memiliki rambut panjang, wajahnya ada sedikit blasteran..karena mamanya merupakan bule Inggris. Shelyn pun tampak sangat cantik dengan mini dress berwarna putih yang dia kenakan.

"Waah Shelyn cantik sekali.. sekolahnya dimana?" puji mama Reno sembari berjabat tangan dengan Shelyn.

"Terima kasih Tante.. saya sekolah di Victory Intl School. " ucap Shelyn malu-malu.

"Waah.. sekolahnya nggak jauh dari sekolah Reno." Ucap Mama Reno sembari tersenyum.

"Oh iya tante? Reno emang sekolahnya dimana, tante? Kok Shelyn nggak pernah liat yaa.." ucap Shelyn mulai penasaran.

"New Land…" ucap Reno singkat.

"Oh New Land.. lumayan deket dari sekolah Shelyn, Tante." Jawab Shelyn yang berusaha untuk tetap ramah.

"Renooo… ditanya Shelyn kok jawabnya gitu.. maaf ya nak Shelyn.. biasa..anak cowok.. suka cuek.." ucap Mama Reno meminta maaf.

"Tidak apa-apa Tante.. kita kan memang baru kenalan.." ucap Shelyn memaklumi sikap Reno padanya.

Keluarga Reno dan Shelyn kemudian duduk di salah satu meja restoran. Papa Reno dan Shelyn kemudian mengobrol banyak tentang bisnis sedangkan Mama Reno mengobrol mengenai kehidupan Shelyn. Sedangkan Reno hanya sesekali tersenyum. Berusaha ramah.

Sebenarnya dia sudah tak ingin berlama-lama disana. Namun jika dia pergi sekarang. Papanya pasti akan marah padanya.

Setelah kurang lebih satu jam setengah mereka makan malam, keluarga Reno pun berpamitan pada keluarga Shelyn.

Shelyn pun masih malu-malu saat bersalaman dengan Reno.

Mereka pun kemudian berjalan ke parkiran mobil dan bersiap pulang. Di tengah perjalanan tiba-tiba mama Reno mengobrol banyak mengenai Shelyn.

"Reno… tadi kamu harusnya lebih perhatian sama Shelyn. Mereka kan sudah datang jauh-jauh untuk menemui kita." Ucap Mama Reno tiba-tiba.

"Reno kan baru kenal sama anaknya, Ma… lagian ngapain harus perhatian sih.. lha Reno bukan pacarnya." Ucap Reno memberi penjelasan.

"Reno.. Papa harap Shelyn yang akan menjadi jodohmu kelak.." ucap Papanya tiba-tiba.

"Jodoh Reno Pa?… Reno bukan anak kecil Pa..ini bukan jama siti nurbaya… ngapain dijodoh-jodohin sih?? Reno tuh udah besar…" ucap Reno membantah Papanya.

"Reno..jangan gitu kalau ngomong sapa orang tua.." ucap Mama Reno mencoba melerai keduanya.

"Pokoknya Reno nggak mau dijodohin….Pak Jaka..minta tolong berhenti di depan." Ucap Reno yang berusaha keluar mobil setelah mobil yang dikemudikan Pak Jaka, sopir pribadi Keluarga Reno melipir ke pinggir jalan.

"Renoooo..kamu mau kemanaaaa?" panggil mamanya berusaha mencegah Reno pergi.

"Reno mau pergi ke rumah Jack, Ma.." ucap Reno sembari mencegat taksi dan menaikinya meninggalkan kedua orang tuanya yang panik melihat anaknya pergi dari mobil.

❄❄❄

Beberapa jam kemudian…

Jack baru turun di depan rumahnya setelah mengantar Luna pulang. Namun dia dikejutkan oleh Reno yang sudah menunggu depan gerbang pagar rumahnya.

"Renooooo…elu dari mana aja..dicariin anak-anak tadi…" ucap Jack melihat sahabatnya muncul tiba-tiba dengan masih mengenakan jas rapi.

"Ceritanya panjang…nanti gue ceritain…Gue nginep di tempat elu sehari yaa Jack…" ucap Reno yang ikut bersama Jack memasuki rumahnya.

Mereka pun masuk ke dalam rumah Jack dan langsung masuk ke dalam kamar Jack. Kebetulan orang tua Jack sedang ada di luar kota sedangkan asisten rumah tangga Jack sedang masak di dapur.

Reno pun langsung duduk di sofa yang ada di dalam kamar Jack. Rasa lelah dan pusing memikirkan perjodohannya membuat badan Reno lemas.

"Elu kenapa Ren? Kok pucet banget?? Bentar gue minta tolong asisten gue buat bikinin the yaa…" ucap Jack yang melihat sahabatnya terduduk pucat dan lemas.

"Gue nggak papa kok Jack.. elu tenang aja. Mungkin Cuma kecapekan.." ucap Reno berusaha untuk menenangkan sahabatnya.

"Sebentar gue turun dulu ke bawah…" ucap Jack yang segera turun ke dapur dan membawakan segelas the hangat untuk Reno.

"Ren…diminum dulu tehnya…" ucap Jack sembari menyodorkan the hangat dan akhirnya Reno meminumnya walau sedikit.

Reno pun mulai lebih tenang dan mencoba duduk tegak.

"Sebenarnya apa yang terjadi Ren.. elu tadi kemana kok nggak nonton basket??" tanya Jack penasaran.

"Elu mesti janji Jack mesti rahasiain ini dari siapa-siapa.." ucap Reno tiba-tiba.

"Rahasia??? Rahasia apaaan??" tanya Jack yang semakin penasaran.

"Pokoknya janji dulu…" ucap Reno serius.

"Iya…gue janji…..emang rahasia apa?" balas Jack yang mulai fokus mendengarkan apa yang ingin dikatakan sahabatnya ini.

"Gue tadi nggak bisa nonton basket..karena gue mau habis ikut acara makan malem Papa gue." Ucap Reno memulai bercerita.

"Oh makan malem.. kok tumben? Biasanya aja elu nggak bakal kelewatan kalo ada apa-apa yang ada hubungannya dengan Reina." Ucap Jack yang keheranan melihat sahabatnya melewatkan basket hanya untuk makan malam.

Jack sebenarnya tahu kalau Reno menyukai Reina sejak dia menjadi murid baru di sekolahnya. Reno juga sering curhat mengenai Reina padanya. Makanya dia heran banget tiba-tiba Reno nggak nongol di saat Reina tanding basket seperti sore tadi.

"Bukan hanya makan malem Jack.. gue ternyata tadi dikenalin dengan anaknya temen Papa.." ucap Reno melanjutkan bercerita.

"Maksud elu..elu dijodohin gitu?" ucap Jack kaget.

"Bisa dibilang gitu.." ucap Reno membenarkan Jack.

"Gokil elu Ren...ini beneran?" tanya Jack memastikan.

"Beneran, Jack. Masak gue boong.. namanya Shelyn, Jack. Anak SMA Victory." Ucap Reno menjelaskan wanita yang akan dijodohkan olehnya.

"SMA Victory? Kan itu deket banget sama sekolah kita.´ucap Jack mulai serius mendengar cerita Reno.

"Iya.. gue aja kaget banget dijodohin, ini malah sekolahnya deket. Kalau misalnya ada yang tahu, pasti bakal heboh banget. "balas Reno yang mulai terlihat panik memikirkan bagaimana nantinya jika kabar itu muncul di sekolah.

"Bukannya kita masih SMA.. elu mau nikah sekarang??? Trus Reina gimana Ren?" ucap Jack panik.

"Jack..tenang…tenang..slow down… gue nggak mungkin nikah juga sekarang. Gue tuh sayang banget sama Reina..Lagian siapa sih yang mau dijodohin??? Dan gue nggak ingin nikah dijodohin kayak gini. Please.. Jack..elu harus bantu gue.. gimana caranya yakinin ortu gue..gue nggak mau dijodohin.." Mohon Reno pada sahabatnya.

"Elu udah ngomong baik-baik? Elu udah nyoba ngomong apa impian elu..apa yang ingin elu raih di masa depan elu…" ucap Jack memberi saran.

"Belum sih.. tadi kita sama-sama emosi. Jadi gue pergi dari mobil." Ucap Reno pelan.

"Elu minggat ceritanya?? Gokil elu mah.. Renooo… itu beneran nggak baik.. cepetan gih elu telepon ortu elu…kabarin mereka. kasian mereka nanti nyariin." Ucap Jack panik.

"Gue enggak minggat.. gue udah bilang kok ke nyokap kalau gue mau ke rumah elu."balas Reno yang ingin dibilang minggat oleh sahabatnya.

"Ya udah..ya udah.. sekarang mending elu istirahat dulu.. besok kita bicarain lagi.. yang jelas elu mesti balik. Entar elu dicariin orang rumah. Untung besok minggu. " ucap Jack memberi solusi pada Reno.

"Iyaa..iyaa..besok gue pulang. Bener juga sih.. gue nggak bawa seragam juga kalo misal besok senin." Ucap Reno yang masih bisa bercanda malam itu.

"Ren..ren… elu bener-bener yaa.." balas Jack yang ikut tertawa.

Dia tahu Reno kadang-kadang misalnya mereka lagi bicara serius, dia masih bisa bercanda dan selalu membuat temannya kesal namun juga pengen ketawa.

"Lha ya kan bener toh.. besok kan gue nggak sekolah.." balas Reno tersenyum

"Terserah elu deh Ren…udah.. gue tinggal mandi dulu.. gerah banget..seharian di jalan.." balas Jack yang meninggalkan Reno untuk mandi.

❄❄❄

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Creation is hard, cheer me up!

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Like it ? Add to library!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

haru2403creators' thoughts