Pagi-pagi kelas Reina telah ramai oleh para siswa yang lagi heboh membahas sesuatu. Mereka tampak sibuk mengamati sang ketua kelas, Leo yang menulis beberapa poin kalimat di papan tulis. Seperti waktu dan dresscode. Kemudian menginformasikan kepada teman-teman untuk lebih jelasnya dapat melihat pengumuman yang terpasang di sebelah mading sekolah.
"Rei.. elu baru dateng?" sapa Luna yang telah duduk di bangkunya.
"Emang ada apa sih…kok kayaknya heboh banget?" ucap Reina penasaran.
"Udah liat papan pengumuman belum?" ucap Kania yang dateng-dateng dan nimbrung bersama Reina dan Luna.
"Beluuum. Emang ada apaan sih?" ucap Reina semakin penasaran.
"Yuuk.. kita ke papan pengumuman.." ajak Luna kepada kedua sahabatnya.
Akhirnya Reina yang barusan dateng, segera meletakkan tasnya dan mengikuti kedua sahabatnya yang berjalan menuju papan pengumuman di tengah sekolah.
Di tengah perjalanan mereka melihat kerumunan siswa yang telah berkumpul di papan pengumuman. Ketiga sahabat itu kemudian mengikuti para siswa untuk segera melihat isi dari pengumuman tersebut.
"Jadi acaranya dua minggu lagi?" ucap Reina setelah membaca papan pengumuman.
"iya Rei..cepet banget loh itu dua minggu.. ntar nggak kerasa lho.. tau-tau udah hari H. Elu udah nyiapin ide mau pake baju apa ga Kan, Rei?" tanya Luna saat mereka bertiga istirahat di kantin sekolah.
"Belum sih..gue belum ada ide. Tapi denger-denger kelas kita besok ada rapat." Ucap Kania sembari menikmati siomay favoritnya.
"Ya belum lah.. tau info kan baru tadi pagi. Kalo elu gimana Lun?" Jawab Reina sembari tertawa.
"gue juga belum tau mau pake baju apa. Tiap tahun kan selalu ada. Tapi kan ga mungkin banget kalai pake baju pesta yang dipake tahun lalu. Eh besok jam berapa rapatnya, Kan?" Jawab Luna yang juga belum mempersiapkan apa-apa.
"Bener juga sih Lun.. sepertinya kita mesti shopping pake baju apa untuk dua minggu lagi. Oh iya.. rapatnys sehabis pulang sekolah. Biasa.. anak-anak juga bingung bahas apa. Trus kan kelas juga mesti dihias." Ucap Kania memberikan info kepada kedua temannya.
"Ternyata nggak di Seattle, nggak di Jakarta.. sama juga yaa kalo prom gini mesti pake dress apa." Ucap Reina sembari tersenyum.
"Yaa gini Rei.. namanya juga event setahun sekali. Nggak papalah kita beribet-ribet ria. Tahun depan kan udah nggak ketemu kakak kelas. Sayang banget kan." Ucap Luna yang menyadarkan Reina sesuatu.
"Iya Lun… tahun depan nggak bisa ketemu kak Jihoo.." ucap Reina dalam hati.
"Rei… Rei…" panggil Kania tiba-tiba yang membuat Reina sedikit kaget.
"Oh iya kan.. " jawab Reina singkat.
"elu nggak papa? Yuk kita balik ke kelas..katanya kita mesti rapat juga hari ini." Ajak Kania pada kedua temennya.
"Rapatnya hari ini?" ucap Luna kaget.
"Bukan rapat bahas Prom. Tapi rapat bahas studi tour bulan depan nanti jam dua." Ucap Kania menjelaskan.
"Ya udah yuk..udah jam dua kurang nih." Ajak Reina untuk segera menuju kelas.
❄❄❄
Keesokan harinya...
Siang itu sekolah mulai sepi. Reina mulai lapar setelah mengikuti rapat kelas dalam persiapan mengikuti acara Prom Night dua minggu lagi. Luna dan Kania pulang duluan karena ada urusan.
Sedangkan Reina memilih untuk makan siang terlebih dahulu sebelum pulang. Karena tadi rapatnya tadi agak lumayan lama, dia tak sempat membeli makan atau cemilan di kantin.
Reina pun berjalan menuju kantin sekolah yang letaknya agak di belakang. Tak banyak siswa yang masih di kantin hanya sekitar delapan orang. Banyak siswa yang sudah pulang karena jam sudah menunjukkan dua siang.
Tak ada yang dia kenal saat itu di kantin karena kebanyakan adalah kakak kelas yang masih mengikuti kelas tambahan yang akan dimulai sejam lagi. Reina pun memilih untuk duduk di pinggir kantin.
Dia pun kemudian memesan mie ayam dan memakannya dengan perlahan.
"Reinaaaa…" panggil seseorang yang familiar dari kejauhan.
"Sepertinya suara Kak Jihoo.. " ucap Reina pelan.
Dia pun kemudian menoleh ke arah jalan di depan kantin.
"Halo Kak…." Panggil Reina sembari melambaikan tangan.
"Mie ayamnya masih ada?" ucap Kak Jihoo sembari meletakkan tas sekolah berseberangan di depan meja Reina.
"Masih kayaknya.." ucap Reina ramah.
"Ok tunggu yaa.. kita makan bareng." Ucap Kak Jihoo tiba-tiba.
"Oh….oh iya kak.." jawab Reina sedikit kaget.
Jihoo pun segera memesan mie ayam dan membawanya ke meja tempat Reina duduk beberapa menit kemudian.
"Kamu kok belum pulang.. yang lain kemana?" tanya kak Jihoo yang meilhat Reina sendirian di kantin.
"Oh tadi habis rapat kelas kak. Luna dan Kania pulang duluan. Karena aku laper ya jadi makan dulu. Kakak kok juga belum pulang?" jawab Reina hangat.
"Oh.. iya.. habis ini soalnya masih ada jam tambahan. Ya gini nih.. anak kelas dua belas. Belajar dan belajar. Tahun depan kamu juga kan." Ucap kak Jihoo sembari tersenyum.
"Hahhaha.. iyaa bener kak.. waah masih lama kak." Ucap Reina sembari tertawa.
"By the way.. aku kaget banget lho.. waktu kita ketemu di kota Tua ternyata kamu bisa bahasa korea..emang kamu ada keturunan koreanya?" tanya kak Jihoo penasaran.
"Iya kak. Sebenernya, Papa aku orang Korea. Mama aku orang Indonesia. Nama aku Reina Lee. Aku kelahiran di Amerika. Kami sekeluarga tinggal di Seattle. Sampai Papa memutuskan untuk pindah ke Indonesia untuk bisnisnya." Jawab Reina menjelaskan asal-usulnya.
"Oh pantesan… aku tahunya kamu asli orang Indonesia soalnya namanya Reina. Berarti kita bisa pakai bahasa korea kalau ngobrol bareng." Ucap Kak Jihoo sembari tersenyum.
"Bisa dibilang sih orang korea indonesia kak. Nee.. sunbaenim." Ucap Reina sembari tertawa.
"Arraseo Hoobaenim." Ucap Kak Jihoo yang juga tertawa melihat Reina yang tertawa.
Siang itu mereka makan siang sembari mengobrol panjang lebar. Mulai dari cerita di sekolah dan keluarga. Sesekali mengobrol dengan bahasa korea dan dilaniutkan dengan bahasa indonesia.
Hingga akhirnya harus terhenti karena kak Jihoo harus mengikuti kelas tambahan dan Reina juga harus pulang.
"Kak kayaknya aku harus pulang dulu. " ucap Reina pamit pada kak Jihoo.
"Oh iya.. aku juga ada kelas tambahan." Ucap Jihoo yang menyadari jam tangannya menunjukkan pukul tiga sore.
Reina pun mulai berkemas dan bersiap untuk pulang.
"Makasih buat hari ini ya Rei.. " ucap Kak Jihoo hangat.
"Sama-sama kak. Makasi juga udah ditemenin makan tadi. Reina pulang dulu kak." Jawab Reina sembari berjalan pulang.
"Iya sama-sama.. hati-hati di jalan yaa.." ucap Kak Jihoo sembari tersenyum dan melambaikan tangannya.
"Kak Jihoo juga.. semangat buat jam tambahannya." Balas Reina sembari melambaikan tangannya.
❄❄❄
Beberapa jam kemudian…
Reina telah sampai di rumahnya sejam yang lalu, dia pun telah mandi dan duduk di sofa yang ada kamarnya. Rasanya ia masih tak menyangka dapat mengobrol banyak bersama kak Jihoo. Dan entah mengapa dia merasa senang banget hari ini.
"Kenapa jadi senyum-senyum gini sih aku.. apakah aku mulai suka sama kak Jihoo?" gumam Reina sendirian di kamarnya.
Reina segera terbangun dan belajar untuk mengalihkan pikirannya tentang kak Jihoo. Karena bagaimana mungkin kak Jihoo akan berbalik suka padanya.
Dia hanyalah seorang murid baru yang baru mengenal Kak Jihoo. Dan mungkin bagi kak Jihoo, dia hanyalah seorang adik kelas biasa.
"Apakah ini yang namanya jatuh cinta?" ucap Reina sesaat ketika sedang belajar di meja belajar di sudut kiri kamarnya.
Malam itu Reina merasa sesuatu telah menghinggapi hatinya. Sebuah rasa cinta yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
"Apakah benar aku telah jatuh cinta pada Kak Jihoo?" gumam Reina sendirian di kamarnya.
❄❄❄
Esok hari kemudian…
Seusai pulang sekolah Reina tak langsung pulang ke rumah. Dia akan mengikuti ekskul music di sekolahnya. Karena dia baru bergabung beberapa minggu, Reina belum hafal nama-nama anggota dalam ekskul tersebut karena jumlahnya lumayan banyak.
"Reinaaa…" panggil seseorang dalam ruangan ekskul sesaat ketika Reina memasuki ruang ekskul.
"Reno??" ucap Reina setengah kaget.
"Bagaimana bisa dia ada disini?" gumam Reina dalam hati.
Reno yang sedang bermain gitar pun segera menghampiri Reina.
"Rei.. kamu ikutan ekskul music juga?" ucap Reno senang.
"Iya.. aku udah ikut dua mingguan. Kamu ikut juga? Tapi dari dua minggu yang lalu kayaknya kamu nggak pernah keliatan." Tanya Reina keheranan.
"Oh.. aku kan habis cedera. Jadi beberapa minggu kemarin memang mesti istirahat total nggak boleh maen alat music atau maen basket. Tapi karena sekarang udah pulih.. jadi aku gabung ekskul lagi." Ucap Reno menjelaskan.
"Oh gitu.. makanya dari waktu aku ikut, kamu nggak keliatan." Ucap Reina keheranan.
"Yup.. bener banget. By the way kamu main alat music apa Rei?" tanya Reno sembari mengajak Reina duduk.
"Aku suka main violin, sometimes juga maen piano. Kalau hari ini aku bawa violin.." Jawab Reina bersemangat.
"Oh iya? Kamu suka classic?" tanya Reno penasaran.
"Well..iya.. suka banget. Biasanya aku maen violin kayak Choppin dan berbagai musisi classic lainnya. Honestly susah banget. Tapi karena penasaran, jadinya aku latihan terus sampe bisa." Ucap Reina senang.
"Aku nggak tau lho Rei. Kalau kamu bisa happy banget bahas music." Ucap Reno sembari tersenyum.
"Oh.. iyaa.. bisa dibilang sih. Selain basket. Ini adalah me time aku. Stress pun langsung hilang kalau aku maen music." Ucap Reina sembari tersenyum.
Reno yang sejak tadi memerhatikan Reina menjelaskan tentang music yang dia suka, hanya tersenyum dan sesekali tertawa melihat keimutan Reina bercerita.
"Ren.. ren…" panggil Reina yang membuat Reno tersadar.
"Oh iya.. Rei…" jawab Reno spontan.
"Are you okay?" tanya Reina memastikan.
"I'm good. Eh kelasnya mulai. Mrs. Molly udah dateng." Ucap Reno mengalihkan pembicaraan.
Mrs. Molly, pembina sekaligus mengajar music siang itu memberikan materi mengenai music dan memberikan tugas pada para siswa untuk berlatih sebuah lagu dengan alat music mereka masing-masing.
Rena pun kemudian memainkan violin yang dia bawa dan mengikuti note demi note nada dari lagu tersebut sedangkan Reno memainkan gitar yang dia bawa dan menyanyikan lagu yang ada di partitur lagu yang Mrs. Molly bagikan tadi.
Mereka pun tampak serius mempelajari lagu tersebut hingga tak terasa sudah sore. Setelah kurang lebih dua jam ekskul music pun berakhir.
"Rei… mau aku anter pulang?" ajak Reno untuk yang kedua kalinya.
"Nggak usah Ren.. makasih ajakannya. Mobil jemputanku sudah menunggu di depan sekolah. Lain kali aja yaa.." ucap Reina menolak secara halus.
"Oh.. ya udah deh.. hati-hati di jalan yaa.." ucap Reno sedikit kecewa.
"Thank You Ren.. kamu juga yaa. See You.." ucap Rena yang berlalu dengan tas violin yang dia selempangkan bersama tas sekolahnya.
❄❄❄
Creation is hard, cheer me up!
I tagged this book, come and support me with a thumbs up!
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!