Kemarin keluarga CL dan Alex benar-benar menghabiskan waktu di panti dan hari ini mereka akan pulang untuk beristirahat, dua hari lagi akan ada hari pelantikan para anggota baru. Sebelum pulang, mereka makan siang terlebih dahulu di panti atas permintaan pengurus panti yang didukung oleh anak-anak dan orang tua disana.
"Kakak pulang dulu ya, lain kali kalo ada waktu kakak main lagi oke?"
"Iya kak, hati-hati di jalan."
"Pasti, kakak, uncle sama aunty pulang dulu ya. Dadah!"
"Dadaaahhhh!"
Setelah berpamitan mereka pun pergi pulang. Keluarga Frankie menetap terlebih dahulu di kediaman Keluarga Lee untuk beberapa saat dan setelahnya beranjak pulang agar bisa lebih banyak menghabiskan waktu untuk beristirahat di rumah.
"Lee?", panggil Mrs. Lee.
"Ya ma?"
"Jangan tidur terlalu malam, lusa kau akan memimpin acara pelantikan tersebut."
"Iya, mama ikut kan?"
"Ngapain mama ikut?"
"Ya ikut aja emang kenapa? Aunty juga ikut kok."
"Yaudah iya mama ikut."
CL pergi ke ruang perpustakaannya untuk kembali menghabiskan waktu bersama buku-bukunya. Untung saja dia membeli beberapa buku baru, jadinya dia tidak membaca ulang buku yang sudah ia baca.
Setengah jam kemudian CL merasa ingin beristirahat dulu, jadinya dia pergi ke kamarnya dan tidur.
~~
Sore harinya, CL memutuskan untuk pergi menikmati waktu sore hari bersama ayahnya. Mereka mengendarai sepeda mengelilingi daerah sekitar rumahnya lalu pergi ke sungai terdekat. CL mengusulkan pergi ke sungai untuk menikmati matahari terbenam. Dan kini, keduanya sedang duduk di pinggiran sungai
"Lee?"
"Apa pa?"
"Kalau seandainya kamu papa jodohin sekarang gimana?", CL yang sedari tadi sedang melempar batu ke sungai pun terdiam atas ucapan ayahnya.
"Kok dijodohin?", CL berusaha membuat ini hanyalah lelucon ayahnya dengan tersenyum jahil, walaupun sebenarnya ada perasaan tidak enak yang tiba-tiba memenuhi hatinya.
"Ya ga apa-apa, abisnya papa perhatiin kamu belum ada niatan buat nyari pacar atau semacamnya."
"Aku kan masih sekolah, harus belajar yang bener. Dan ya jangan lupa kalo aku tuh bagian dari FAU, pasti bakal susah buat mikirin begituan."
"Tapi kalo ditentuin sama papa atau mama gimana? Mau?"
"Ya-ya… kalo itu bikin papa sama mama seneng sih aku ga apa-apa.", bohong, CL berbohong. Lagian CL masih mempunyai ayahnya sebagai laki-laki yang dicintai selama dia hidup, jadi untuk apa lagi dia mencari laki-laki lain.
"Papa punya temen, anaknya masih kelas sebelas Sekolah Menengah Atas."
"Trus hubungannya sama aku apa?"
"Mama punya rencana mau jodohin kamu sama dia, tapi itu baru rencana."
"Kalo papa?"
"Papa mah, seterah kamu mau apa enggaknya. Hidup kamu pilihan kamu."
CL jadi terdiam memikirkan semua ini. Anak perempuan itu ingin menolak karena dia belum memiliki niatan untuk menjalin hubungan dengan laki-laki, dia masih punya orang tua. Tapi kalau anak perempuan itu menolak, dia akan merasa bersalah karena selama ini orang tuanya selalu menuruti kemauannya.
"Ya yaudah. Kan aku bilang kalo itu bisa bikin papa sama mama seneng aku mau mau aja."
"Tapi sebenernya papa ga setuju, karena kamu satu-satunya anak papa, papa ga punya yang lain selain kamu.", CL ingin menitikkan air matanya saat sang ayah mengucapkan kalimat tersebut.
"Kamu berlian yang berharga bagi papa. Papa mau jagain kamu sampai waktu papa abis di dunia ini, tapi ini kembali lagi ke kamunya."
Kepala CL menjadi tertunduk dan matanya kini mulai berkaca-kaca. Semua ini datang terlalu cepat.
"Hey ga usah nangis.", Mr. Graham mencoba untuk menenangkan putri kesayangnya.
"Lee, hey!", kepala CL diangkat oleh Mr. Graham dan sekarang wajahnya terlihat jelas. Matanya sudah berair dan hidungnya mulai memerah.
"Kalo kamu ga setuju juga ga masalah, kamu bisa bilang baik-baik ke mama kalo kamu ga mau."
"Tapi pa kalau aku nolak, aku bersalah sama kalian. Papa sama mama udah nurutin semua kemauan aku selama ini, masa iya kemauan kalian ga aku turutin."
"Listen me! Masalah nurutin kemauan kamu itu udah tanggung jawab papa sama mama sebagai orang tua, apapun bakal kita lakuin asalkan kamu bahagia. Dan kebahagiaan kita ada sama kamu, kamu bahagia kita juga bahagia.", Mr. Graham memeluk CL untuk menenangkan putrinya agar tidak menangis lagi. "Kamu ga perlu ngerasa bersalah. Kalo emang kamu gam au, papa sama mama ga akan marah."
Sore itu adalah sore membahagiakan sekaligus menyedihkan bagi CL. Dia bahagia karena dia merasakan sesuatu yang baru baginya, dia seperti kembali ke masa kecilnya dimana dia menangis dipelukan ayahnya akibat terluka. Dan menyedihkan karena hal yang baru saja di ucapkan oleh ayahnya, hubungan semacam itu adalah hal yang paling dihindari olehnya.
Walaupun usia CL bisa dibilang masih muda, tapi pemikirannya sangat dewasa. Dia selalu memikirkan akibat yang akan dia dapat ke depannya setiap dia ingin melakukan atau mengucapkan sesuatu. Semua pemikiran yang berada padanya sangat dewasa dibandingkan anak-anak lain yang sepantarannya, meskipun sewaktu-waktu dia bersikap manja.
"Udah mau malem, pulang yuk?", CL menganggukkan kepalanya.
Ayah dan anak itu mengendarai sepedanya kembali menuju rumah. Jalanan mulai terlihat ramai, esok adalah waktu liburan bagi para pekerja, jadi, mereka menghabiskan waktu malam hari bersama keluarga atau teman-temanya.
Tiga puluh menit kemudian mereka sampai pada rumahnya. Saat masuk mereka disambut oleh Mrs. Lee.
"Lee, kau habis menangis?", tanya Mrs. Lee sambil menyentuh wajah anaknya. Wanita itu menatap suaminya untuk meminta penjelasan. Mr. Graham hanya menganggukkan kepala dan langsung dimengerti oleh istrinya.
"Lee, sudah jangan menangis lagi ya.", wanita itu menarik putrinya ke dalam pelukannya. CL kembali menangis dipelukan ibunya.
"Sudah jangan menangis lagi, jangan dipikirkan lagi ya?", CL menganggukkan kepala.
"Yasudah sana mandi, nanti kita makan malam di restoran mau?"
"Sama Alex?"
"Iya sama mereka."
"Yaudah aku mandi dulu.", ujar CL lalu menuju kamarnya dengan scooter listriknya.
Mrs. Lee mendekati Mr. Graham dan menatap suaminya, lalu keduanya menatap putrinya yang perlahan-lahan menjauh. Ini semua sebenarnya sudah direncanakan oleh mereka, Mrs. Lee menyuruh suaminya membicarakan hal tersebut dengan putrinya, tapi kelihatannya rencana mereka membuat putri kesayangan mereka menjadi sedih.
Mereka juga tidak menginginkan ini semua terjadi pada CL, tapi melihat kesibukan yang dialami CL mereka jadi, berinisiatif untuk tetap melanjutkannya. Mr. Graham dan Mrs. Lee tahu kalau putrinya selamanya seperti ini, dia tidak akan menemukan kebahagiannya melainkan kesulitan yang selalu datang dari posisinya di FAU.
Satu jam kemudian keluarga itu telah siap untuk menuju restoran. CL tampak masih memikirkan masalah tersebut, dia menatap kosong keluar jendela mobil selama perjalanan. Mr. Graham dan Mrs. Lee menjadi merasa bersalah pada putrinya, bukan ini yang mereka harapkan awalnya.
"Lee, kau baik-baik saja?", tanya Mr. Graham walaupun sebenarnya dia sudah tahu keadaan putrinya.
"Yeah I'm fine, don't worry about me."